Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.
Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.
⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 8 Kevin Tergoda Yesha
Pagi itu, suara burung camar terdengar samar-samar, menandai awal hari yang baru di villa tepi pantai. Matahari perlahan memanjat cakrawala, menyinari area villa yang masih sepi. Kevin adalah yang pertama bangun. Dia tidak tahu kenapa, mungkin karena tidurnya tidak nyenyak semalam. Atau mungkin juga karena ia terlalu banyak memikirkan sesuatu atau seseorang.
Dengan malas, ia meraih handuk kecil dan keluar dari kamar. Udara segar pantai langsung menyambutnya, membuatnya merasa sedikit lebih hidup. Saat ia menoleh ke arah taman kecil di depan villa, pandangannya langsung tertuju pada Yesha.
Yesha sedang olahraga kecil, berlari-lari kecil di sekitar villa. Pakaian olahraganya yang ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya yang atletis. Rambutnya dikuncir rapi, wajahnya segar meski sudah berkeringat. Kevin menelan ludah, tiba-tiba merasa grogi.
“Pagi-pagi udah seger banget, ya” gumam Kevin pada dirinya sendiri.
Yesha menyadari keberadaan Kevin. Ia berhenti sejenak dan melambai sambil tersenyum. “Kevin! Lo bangun pagi juga ternyata?”
Kevin tersenyum tipis, berusaha terlihat santai meski hatinya berdebar kencang. “Iya, lagi pengen hirup udara segar aja”
Yesha mendekat, menyeka keringat di lehernya dengan handuk kecil. “Eh, lo biasanya bangun siang, kan? Tumben"
“Tumben juga lo olahraga di sini. Biasanya lo ngilang entah ke mana" Kevin membalas sambil menyandarkan tubuhnya ke pagar villa.
Yesha tertawa kecil. “Habisnya suasananya enak banget. Sayang kalau cuma di kamar”
Kevin mengangguk, matanya tidak bisa lepas dari sosok Yesha yang terlihat begitu santai tapi menggoda. Ia mencoba mengalihkan pikirannya. “Lo lari keliling villa aja, atau gimana?”
“Ya palingan keliling villa, biar nggak jauh-jauh. Lo mau ikut?”
Kevin menggeleng. “Olahraga gue cuma angkat gelas kopi"
Yesha tertawa lepas mendengar candaan Kevin. “Dasar lo! Pemalas banget”
Setelah percakapan ringan itu, Yesha kembali melanjutkan olahraga kecilnya. Kevin masih berdiri di tempat, memperhatikannya. Ada sesuatu tentang Yesha yang membuat Kevin sulit berpaling. Entah senyumnya, caranya bicara, atau mungkin… semuanya.
Setelah beberapa menit, Yesha kembali mendekati Kevin, kali ini napasnya sedikit terengah-engah. “Cape juga. Udah dulu, ah”
Kevin tersenyum kecil. “Mau istirahat? Gue temenin ngobrol kalau lo mau”
“Boleh juga" jawab Yesha sambil duduk di kursi rotan di teras villa.
Kevin duduk di kursi sebelahnya, mencoba mencari topik pembicaraan. Tapi sebelum ia sempat membuka mulut, Yesha sudah lebih dulu berbicara. “Kevin, gue perhatiin lo akhir-akhir ini rada beda deh. Ada apa?”
Kevin tertegun. “Beda gimana maksud lo?”
“Gue nggak tahu… kayak lebih diem. Biasanya kan lo yang paling rame”
Kevin mengangkat bahu. “Mungkin gue cuma lagi banyak mikir aja"
Yesha menatapnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Banyak mikir? Tentang apa?”
Kevin tertawa kecil, mencoba mengalihkan pembicaraan. “Eh, lo kok jadi kayak detektif sih? Gue baik-baik aja, kok”
“Yesha tuh peka sama hati seseorang. Lo boong juga gue tau” kata Yesha sambil menyipitkan mata pura-pura curiga.
Kevin hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Dalam hati, ia tahu Yesha benar. Ada sesuatu yang mengganggunya, tapi ia tidak yakin bagaimana mengungkapkannya.
Setelah beberapa saat hening, Kevin akhirnya berkata, “Sha, malam ini lo ada acara nggak?”
“Enggak. Kenapa?” Yesha balas bertanya sambil menatap Kevin dengan alis terangkat.
“Gue cuma kepikiran… gimana kalau kita pergi jalan-jalan berdua? Sekedar cari udara segar, ngobrol-ngobrol"
Yesha tersenyum kecil, menatap Kevin dengan tatapan iseng. “Kok tumben ngajak gue jalan? Jangan-jangan lo ada maksud tertentu?”
Kevin tertawa, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya. “Maksud gue cuma mau ngajak lo refreshing. Itu aja”
Yesha berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Oke deh. Tapi gue yang nentuin tempatnya, ya”
“Deal” jawab Kevin cepat.
Mereka melanjutkan obrolan ringan sampai matahari semakin tinggi. Tapi di dalam hati Kevin, ada rasa tidak sabar menunggu malam tiba.
Matahari sudah mulai naik saat Hyunjae perlahan membuka matanya. Kepalanya terasa berat, tenggorokannya kering, dan tubuhnya terasa seperti habis dihantam truk. Ia mengerjap beberapa kali, mencoba memahami di mana dirinya berada.
Pandangan pertama yang ia lihat adalah dinding losmen kecil dengan cat yang mulai mengelupas. Kamar itu asing, bukan kamarnya di villa. Ia bangkit perlahan, menahan rasa pusing yang menyerang. "Gue... di mana ini?" gumamnya bingung.
Pintu kamar losmen tiba-tiba terbuka, dan seorang pria dengan seragam staf losmen masuk membawa segelas air. "Mas, minum dulu. Katanya tadi malam mas mabuk berat"
Hyunjae mengernyit. "Tadi malam? Siapa yang bawa gue ke sini?"
Staf itu terlihat ragu, tapi akhirnya menjawab. "Seorang wanita, Mas. Dia kelihatan khawatir banget sama Mas"
"Wanita?" Hyunjae bertanya lagi, kini nada suaranya lebih penasaran. "Siapa namanya?"
Staf losmen menggeleng. "Maaf, saya nggak tahu. Dia langsung pergi setelah memastikan Mas aman di sini"
Hyunjae mencoba mengingat-ingat, tapi semuanya buram. Ia hanya ingat dirinya duduk di kafe tepi pantai bersama Juhaknyeon, lalu setelah itu… kosong. Ia menghela napas panjang, mencoba mengusir rasa bingung yang menyelimuti pikirannya.
“Gue harus balik ke villa” katanya akhirnya.
Staf losmen menawarkan bantuan untuk mengantarnya. Hyunjae mengangguk, terlalu lemah untuk menolak. Dengan langkah gontai, ia berjalan keluar losmen, ditemani staf tersebut.
Selama perjalanan, Hyunjae tidak bisa menahan diri untuk bertanya lagi. “Wanita itu… gimana tampangnya?”
Staf itu berpikir sejenak. “Dia cantik, Mas. Rambutnya panjang, kelihatan perhatian banget sama Mas”
Hyunjae mengerutkan kening. Bayangan seorang wanita mulai muncul di pikirannya, tapi ia masih tidak yakin siapa yang dimaksud.
“Cantik…” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.
Saat Hyunjae tiba di villa, suasana sudah sibuk. Teman-temannya masing-masing sibuk dengan kegiatan pagi mereka. Kevin dan Yesha terlihat ngobrol di teras, sementara Sangyeon sedang mengatur sesuatu di dapur.
Begitu melihat Hyunjae, Sangyeon langsung menghampirinya. “Hyunjae! Lo dari mana semalam? Gue sama yang lain nyariin lo!”
Hyunjae mendengus malas. “Gue cuma keluar sebentar. Nggak penting”
Sangyeon mengerutkan alis. “Nggak penting gimana? Juhaknyeon juga nggak kelihatan dari tadi pagi. Kalian berdua kemana semalam?”
Hyunjae mengangkat bahu, tidak tertarik untuk menjelaskan. “Tanya Juhaknyeon aja, gue nggak tahu”
Tanpa menunggu tanggapan dari Sangyeon, Hyunjae langsung masuk ke kamarnya. Ia merasa terlalu lelah untuk menghadapi pertanyaan apa pun.
Di dalam kamar, ia melemparkan tubuhnya ke tempat tidur, menutup matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya. Namun, ponselnya berdering, memaksa dia membuka mata lagi. Nama ayahnya muncul di layar.
Dengan enggan, Hyunjae mengangkat panggilan itu. “Halo?”
“Hyunjae,” suara ayahnya terdengar tegas. “Ayah sudah bilang, ayah ingin kamu serius soal perjodohan ini.”
Hyunjae langsung bangkit dari tempat tidur, nada suaranya mulai meninggi. “Ayah, aku udah bilang berkali-kali! Aku nggak mau dijodohin sama siapa pun!”
“Dengar, Hyunjae. Miyeon akan menyusul ke villa hari ini. Ayah sudah mengatur semuanya!"
Hyunjae mengepalkan tangan, menahan marah. “Miyeon? Aku bahkan nggak kenal dia!”
“Dia calon yang cocok untukmu. Kamu akan berterima kasih nanti. Jangan buat ini lebih sulit dari yang seharusnya!” jawab ayahnya dengan nada dingin, lalu menutup telepon tanpa memberikan kesempatan pada Hyunjae untuk membalas.
Hyunjae melempar ponsel ke kasur dengan frustrasi. Napasnya memburu, pikirannya kacau. Miyeon? Wanita lain yang tidak ia kenal lagi-lagi dipaksakan ke hidupnya.
Ia mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menatap dirinya di cermin. “Ini semua cuma bikin ribet!!!” gumamnya lirih.
Namun, pikirannya kembali melayang ke wanita yang membawanya ke losmen tadi malam. Siapa dia? Kenapa dia peduli?
Hyunjae merasa ada sesuatu yang mengusik hatinya. Tapi untuk saat ini, ia memilih untuk mengabaikannya, fokus pada bagaimana menghadapi kedatangan Miyeon dan keinginan keras ayahnya.
Malam Hari
Yesha keluar dari kamarnya dengan penampilan yang memukau. Gaun simpel berwarna hitam selutut, rambut yang digerai, dan makeup tipis yang membuatnya terlihat bersinar. Kevin yang sudah menunggu di ruang tamu villa hampir kehilangan kata-kata saat melihatnya.
“Gue nggak overdressed, kan?” tanya Yesha sambil tersenyum.
Kevin menggeleng cepat. “Nggak. Lo… lo cantik banget”
“Yesha selalu cantik” balas Yesha sambil tertawa kecil.
Mereka keluar dari villa, berjalan santai menuju tempat yang Yesha pilih. Sebuah beach club dengan suasana yang ramai dan hot. Banyak turis yang berkunjung dan mereka so freak.
Saat mereka duduk, Kevin tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji. “Pilihan tempat lo bagus. Cocok banget buat suasana santai”
Yesha tersenyum puas. “Gue tahu lo bakal suka”
Obrolan mereka mengalir ringan dari hal-hal kecil seperti makanan favorit sampai topik yang lebih serius. Kevin merasa nyaman berbicara dengan Yesha. Ia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa rasa canggung.
“Sha, gue mau nanya sesuatu” kata Kevin tiba-tiba.
“Mau tanya apa?"
“Lo pernah nggak, merasa kayak… lo nggak tahu apa yang lo cari dalam hidup?”
Yesha terdiam sejenak. “Pernah, sih. Gue rasa semua orang pernah ngerasain itu. Tapi lo nanya kayak gitu, kenapa? Lo lagi ngerasa kayak gitu?”
Kevin mengangguk pelan. “Iya. Gue kadang merasa kayak gue jalan tanpa arah. Nggak tahu apa yang gue mau, apa yang bikin gue bahagia"
Yesha menatap Kevin dengan serius. “Kevin, lo tahu nggak? Kadang kebahagiaan itu bukan sesuatu yang kita cari. Kadang kebahagiaan itu datang sendiri, dari hal-hal kecil yang nggak kita duga”
Kevin terdiam, mencerna kata-kata Yesha.
“Kayak sekarang..” lanjut Yesha. “Gue nggak nyangka bakal senyaman ini ngobrol sama lo. Tapi ternyata, hal simpel kayak ini bikin gue bahagia”
Kevin tersenyum. “Gue juga ngerasa gitu”
Suasana di antara mereka menjadi lebih hangat. Kevin merasa, untuk pertama kalinya, ia mulai memahami perasaannya sendiri.
Malam itu berakhir dengan Kevin dan Yesha berjalan kembali ke villa sambil tertawa dan bercanda. Tapi di dalam hati Kevin, ada sebuah keputusan besar yang mulai terbentuk.
Bersambung
Bagaimana tanggapan kalian?
■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏
GOMAWO CHINGU💙😉