Istriku, Dokter Pribadiku

Istriku, Dokter Pribadiku

Siapa Zifa?

Hallo teman - teman ...

Ana Al Qassam sudah Vakum beberapa waktu karena banyak hal. Izinkan karya baru kembali di rilis. Serta mengakhiri novel sebelumnya yang mungkin kalian sukai. Menulis itu butuh imajenasi baik bukan??? Maafkan ya ? beberapa bulan lalu sedang tidak baik imajenasinya karena sebuah insiden hehhe. Ini kami sedang memperbaiki karya dengan merilis karya baru. Tapi bukan berarti karya yang belum selesai akan di tinggalkan. Tetap di teruskan jadi mohon bersabar dan sekali lagi maafkan author yang sempat down ya sayang! Terkadang hidup pun naik turun bukan??? Maka berikanlah dukungan kalian melewat karya baru ini. Thank you sayang ...

I love you teman - teman semua. Tanpa kalian siapa - lah Ana Al Qassam. Kalian adalah alasan rindu bagi kami untuk kembali menulis.

...----------------...

Zifara Meisya Rabbah yang lebih di kenal dengan dokter Zifa. Dia adalah putri pertama dari Ustadz Adam El Kautsar dan Dokter Alia.

Namun di sayangkan sampai di usianya yang 22 tahun saat ini dia masih bertahan tanpa hijab. Adam bahkan sebagai ayah merasa gagal dalam memberi pengertian pada putrinya. Bukan dia menyesali keputusan putrinya yang tak berhijab akan tetapi kesalahannya yang tak bisa mematahkan keyakinan Zifa.

Suatu malam Zifa menghampiri sang Abi di Batalyon Yonif XXX. Di mana ayahnya sering mengisi kajian di sana. Abi- nya itu sedang kurang sehat. Namun karena rasa tanggung jawab dia menggadaikan kesehatannya.

" Selamat malam nona! Ingin bertemu dengan siapa?" tanya petugas di pos penjagaan. Tanpa banyak bicara dia memberikan kartu identitas dan mengatakan sesuatu sehingga ijin pun dia kantongi.

" Saya Putri Ustadz El. Bisakah saya masuk untuk menjemput Abi? Dia sedang kurang sehat," ujarnya tanpa nada lemah gemulai dan tegas sekali. Dia berbicara wajar dan lempeng.

" Oh iya ... Silahkan nona! Sudah si tunggu," jawabnya mempersilahkan masuk Zifa.

Saat mobil Ziva melintas ke arah di mana kajian berlangsung. Dua petugas pos tadi saling bertukar pendapat satu sama lain untuk mengomentari putri seseorang yang penting bagi kesatuan ini.

" Yakin dia putri dari ustadz El? Cantik sih bro! Tapi ga pakai hijab loh??? Abinya pendakwah bro ... Apa iya dia putrinya??" tanya seseorang yang tadi sempat bersitatap dengan Zifa.

" Jika dia bilang putrinya maka ya putrinya. Untuk apa di debatkan lagi. Gak guna bro .... Masalah hijab itu urusannya dan hak-nya untuk apa ikut jadi komentator yang ada kita salah menilai," jawab temannya sambil memeriksa buku tamu hari ini.

" Tumben mulut bener??" tanyanya dengan tersenyum.

" Ya kali aja mulut gue lagi insyaf bro! Nah, loe ngapain tumben jadi komentator. Mana putri ustadz kita yang loe bahas!!!" serunya denga menepuk pundak temannya.

Sesampainya di depan ruangan itu ...

Manik mata seseorang menilisik tajam ke arah Zifa. Pasalnya siapapun masuk ruangan ini harus berhijab. Dia malah menggerai rambutnya yang tampak hita pekat dan sehat itu.

" Assalamualaikum .. Abi baik - baik saja?!" seloroh Zifa pada abi-nya.

Mulut menganga yang sedari tadi ingin komen malah kicep tak berdaya. Dia melihat interaksi antara ustadz El dengan gadis tak berhijab itu.

" Agak baik nak! Kamu kenapa kemari tanpa hijab. Penghuni ruangan ini semuanya laki - laki Zifa," ujar sang ayah. Ziva menghela nafasnya dan menatap sekeliling. Benar saja masih ada beberapa orang abdi negara di sana.

" Mau bagaimana lagi Abi Ziva baru saja pulang dinas. Abi tahu Ziva memang tak berhijab. Sudah selesai kan kajiannya? Kita pulang sekarang!" Ajak Ziva pada Abinya. Abinya mengangguk pasrah saja. Putrinya ini masih saja belum berubah. Dia berharap kelak suaminya mampu merubah Ziva menjadi gadis yang lebih taat pada agamanya. Bukan Ziva tidak taat beragama dia hanya tidak berhijab. Mengaji dan sholatnya sudah baik. Entahlah hanya Allah yang mampu memberikan hidayah kepada - nya.

" Saya bantu Ustadz!" seru Sulaiman.

Dia langsung membantu ustadz El menuju mobil putrinya. Sulaiman adalah salah satu jamaahnya yang rajin dan pendiam. Dia suka membantu El kala membutuhkan sesuatu.

Ahmad Sulaiman Al Faroby dia bukan dari kalangan kaleng - kaleng. Keluarganya adalah pebisnis Kain ternama di industri dalam maupun luar negeri. Akan tetapi nampaknya sulaiman tak begitu tertarik menggeluti bisnis keluarganya. Sulaiman memilih jalan yang berbeda. Dia berlima dalam bersaudara. Sulaiman adalah putra kelima mereka. Hanya sulaiman yang menempuh jalur militer dalam hidupnya. Kakak - kakak sulaiman terjun ke dunia bisnis yang sama.

" Hati - hati ustadz di jalan!" seru sulaiman yang begitu sopan pada ustadz El.

" Terima kasih Sulaiman! Semoga berjodoh dengan gadis yang sholihah nak. Kamu pemuda baik," doa - doa El selalu di Aamiini oleh Sulaiman. Doa baginya adalah hadiah terindah dalam setiap deru nafas sulaiman.

" Abi ... Kita pulang sekarang," ujar Ziva memecahkan hubungan antara jamaah dan pendakwah itu. Sulaiman dengan sadar langsung menutup pintu mobil sang ustadz. Dia melangkah mundur layaknya seorang santri.

Dalam perjalanan Abi El diam seribu bahasa. Kepalanya pusing saat memikirkan Ziva. Umminya juga sudah sering mengingatkan putrinya agar berhijab. Tapi entahlah kenapa Ziva begitu kerasnya terhadap hal itu.

" Abi masih memikirkan Ziva???? Oh, ayolah Abi ziva sudah besar jangan terlalu di pikirkan. Suatu hari jika sudah waktunya pasti ziVa akan memakai hijab," ucap Ziva memecah keheningan. Namun Abinya tak merespon dengan baik sebab dia tak bisa berkomentar apapun.

Di Batalyon tepatnya di Barak ...

" Bro ... Sulaiman?! Tidakkah kamu melihat bahwa putri ustadz El sangat cantik??" tanya salah satu teman se-angkatan dengan sulaiman.

" Aku tidak memperhatikan detail kecantikannya tapi aku menyayangkan dia yang tak menutup aurat-nya," jawab Sulaiman dengan mengingat kembali pertemuannya dengan Ziva.

" Oh ... Ayolah bro?! Hanya kepala yang tak tertutup. Bukankah dia tipe - mu," jawab Alamsyah. Sulaiman hanya menggelengkan kepala.

" Agaknya aku harus menghapus kriteriaku saat ini Lam, rasanya itu tidak baik bagiku. Sudahlah ayo segera bersiap besok kita harus tugas selama 1 tahun di perbatasan!!! Lupakan sejenak pernikahan ... Jodoh pasti datang tepat pada waktunya. Dan aku berharap saat hal itu tiba aku masih hidup," jawab Sulaiman membuat Alamsyah menabok pemuda tampan itu.

Bookkk!

" Sial! Jangan membuatku serem Sulaiman. Kita pasti bisa kembali nama dan nyawa. Ayo!" ajak Alamsyah dengan bersemangat sekali.

Hahahahhahahah.

Tak ada keindahan yang tercipta dengan sia - sia. Tak ada Nyawa yang terbuang sia - sia.

Jika Nafas terhenti maka pasti asa makna.

Jika Lidah keluh tak bisa berujar, maka itu pasti ada hikmah.

Sejatinya keabadian dan kebaikan seluruh alam hanya milik - NYA.

Kita semua di sini hanya pelakon untuk bersiap kembali kepada - Nya.

Entah dalam keadaan baik maupun tak baik.

Kita pasti akan bertanggung jawab akan apa yang ada di dunia ini.

Di kamar Ziva ...

" Mau sampai kapan Ziva tak memakai hijab? Bukan Ummi malu punya putri seperti Ziva. Tapi nak hijab bagi muslimah itu adalah sebuah kewajiban bukan sebuah pilihan. Nak ... Bunda bangga pada Ziva tapi bunda lebih bangga jika Ziva mengenakan hijab," kalimat itu terngiang - ngiang di telinga Ziva.

Agaknya Ziva sedikit salah paham pada ucapan bundanya. Dia agak tersinggung karena setiap dia bertemu keluarga besar yang bahas pasti hijabnya.

Ada apa dengan semua orang??? Lebih baik aku menikah saja. Agar tak merepotkan siapapun.

Terpopuler

Comments

MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal

MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal

sulaiman zifa

2024-10-12

0

Sukemi Nak Murtukiyo

Sukemi Nak Murtukiyo

mampir aku

2024-07-10

1

𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂

𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂

mampir

2024-07-09

0

lihat semua
Episodes
1 Siapa Zifa?
2 Al Faroby Family
3 Mom Rasyi
4 Amarah Zifa
5 Berdamai dengan Ummi
6 Pertemuan Calon Pengantin
7 obrolan
8 Persiapan Pernikahan
9 Satu Almamater
10 Tidak Sengaja
11 Kanebo Kering
12 Tidak Utuh
13 Cinta?
14 Khawatir
15 Mendadak??
16 Lamaran dan Akad
17 Sah
18 Kena Mental
19 Pernahkah jatuh cinta???
20 Peka
21 Teras
22 Perhatian
23 Mafaza Syakir Malik
24 Perhelatan Resepsi
25 Kembali Ke Batalyon
26 Letda A. Sulaiman A.F.
27 Kagum
28 di Ratukan
29 Paper Bag
30 Kedatangan Tamu
31 Tamu adalah Raja
32 Kocak
33 Keluarga Besar Faroby
34 Nona Polwan
35 Hatinya
36 Obat Penawar
37 Perbatasan Selatan
38 Positif
39 Izin di Kantongi
40 Narendra Kusuma Al Faroby
41 Rindu
42 Bahagia Vs Emosi
43 Menghapus Rasa Rindu
44 Ikhlas
45 Nelangsa
46 Minta Maaf
47 Perbincangan keluarga Besar
48 Mama Dokter
49 Klarifikasi
50 Se- Cemburu itu?
51 Drama Perjodohan
52 Drama 2
53 Malam itu ...
54 Prahara Hati
55 Tangisan Nara
56 Sanggahan
57 Kecewanya Abi
58 Jujur
59 Drop
60 Rumah Sakit
61 Marah
62 Ke- Ambiguan Zifa
63 Di permainkan
64 Kejelasan
65 Ahmad Now
66 Menikahlah denganku
67 Tingkah Nara
68 Kaffa
69 Rasa yang Berbeda
70 Keluarga Zakaria
71 Zayyan Life
72 Selesai
73 Urusan Hati
74 Sakit
75 Marwah Zania
76 kehidupan
77 Kasih Sayang Faroby
78 Cemburu
79 Maaf
80 Salah Paham
81 Sedikit cerita
82 Zifa - Marwah
83 Abimanyu Ahmad Sulaiman
84 Kelahiran AbiManyu
85 Aunty - Uncle
86 Perasaan
87 Kata Hati
88 Undangan
89 Hasrat Lelaki
90 Gejolak hati
91 Pernikahan
92 Suasana Pesantren
93 Bilqis El Khumairoh
94 sadar
95 PROMO - NOVEL BARU
96 pernikahan
97 Cengar - Cengir
98 Pertemuan
99 Gejolak Batin
100 Perdamaian
101 Permintaan Maaf
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Siapa Zifa?
2
Al Faroby Family
3
Mom Rasyi
4
Amarah Zifa
5
Berdamai dengan Ummi
6
Pertemuan Calon Pengantin
7
obrolan
8
Persiapan Pernikahan
9
Satu Almamater
10
Tidak Sengaja
11
Kanebo Kering
12
Tidak Utuh
13
Cinta?
14
Khawatir
15
Mendadak??
16
Lamaran dan Akad
17
Sah
18
Kena Mental
19
Pernahkah jatuh cinta???
20
Peka
21
Teras
22
Perhatian
23
Mafaza Syakir Malik
24
Perhelatan Resepsi
25
Kembali Ke Batalyon
26
Letda A. Sulaiman A.F.
27
Kagum
28
di Ratukan
29
Paper Bag
30
Kedatangan Tamu
31
Tamu adalah Raja
32
Kocak
33
Keluarga Besar Faroby
34
Nona Polwan
35
Hatinya
36
Obat Penawar
37
Perbatasan Selatan
38
Positif
39
Izin di Kantongi
40
Narendra Kusuma Al Faroby
41
Rindu
42
Bahagia Vs Emosi
43
Menghapus Rasa Rindu
44
Ikhlas
45
Nelangsa
46
Minta Maaf
47
Perbincangan keluarga Besar
48
Mama Dokter
49
Klarifikasi
50
Se- Cemburu itu?
51
Drama Perjodohan
52
Drama 2
53
Malam itu ...
54
Prahara Hati
55
Tangisan Nara
56
Sanggahan
57
Kecewanya Abi
58
Jujur
59
Drop
60
Rumah Sakit
61
Marah
62
Ke- Ambiguan Zifa
63
Di permainkan
64
Kejelasan
65
Ahmad Now
66
Menikahlah denganku
67
Tingkah Nara
68
Kaffa
69
Rasa yang Berbeda
70
Keluarga Zakaria
71
Zayyan Life
72
Selesai
73
Urusan Hati
74
Sakit
75
Marwah Zania
76
kehidupan
77
Kasih Sayang Faroby
78
Cemburu
79
Maaf
80
Salah Paham
81
Sedikit cerita
82
Zifa - Marwah
83
Abimanyu Ahmad Sulaiman
84
Kelahiran AbiManyu
85
Aunty - Uncle
86
Perasaan
87
Kata Hati
88
Undangan
89
Hasrat Lelaki
90
Gejolak hati
91
Pernikahan
92
Suasana Pesantren
93
Bilqis El Khumairoh
94
sadar
95
PROMO - NOVEL BARU
96
pernikahan
97
Cengar - Cengir
98
Pertemuan
99
Gejolak Batin
100
Perdamaian
101
Permintaan Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!