Putri Kecil Sang Penguasa "Bayi Genius 100 Milyar"

Terdengar telapak suara kaki Disebuah Bar dengan suasana yang suram, seorang perempuan berjalan masuk menuju ke dalam dengan langkah tang begitu angkuh, beberapa pelayan bar menundukkan kepalanya ke arah perempuan tersebut.

Secara perlahan perempuan itu menaiki telapak tangga satu persatu, suara ketukan hak tinggi dari sandal yang di pakai perempuan itu terdengar cukup memekakkan telinga, terus menggema diseluruh ruangan itu saling bersahutan dengan suara musik yang terus berjalan secara perlahan.

Di ujung tangga lantai atas terdapat sebuah ruangan besar yang terbentang luas, seorang laki-laki tampak duduk di kursi sofa dengan gaya yang begitu angkuh, menyesap segelas wine ditemani oleh beberapa gadis di sisi kiri dan kanannya.

Sesekali laki-laki itu tertawa terbahak-bahak bersama para gadis yang ada yang ada di semping kiri dan kanannya.

Laki-laki itu menyesap rokoknya beberapa kali, membuang nya ke udara kemudian terus menghabiskan wine yang ada di hadapannya.

Perempuan tadi berjalan mendekati laki-laki tersebut, melepaskan secara perlahan jaket yang bulu-bulu halus yang dia gunakan kemudian memberikan nya kepada seorang pelayan laki-laki yang berdiri tepat di samping kirinya.

Sang pelayan membungkukkan pelan tubuhnya.

Setelah Perempuan itu menyerahkan jaket bulu halusnya dengan gaya yang begitu elegan, kemudian perempuan itu kembali berjalan mendekati laki-laki yang ada di ujung sana.

Perempuan itu berhenti tepat dihadapan laki-laki itu.

"Sudah mendapatkan titik lokasi nya?"

Perempuan itu bertanya, menepatkan pantat nya ke atas kursi sofa, kemudian dengan Gerakan perlahan perempuan itu meraih sebuah rokok dan pamatik yang terletak di atas meja dihadapannya.

Dia mulai menyulut rokok tersebut lantas menghisapnya secara perlahan.

"Mereka berpindah-pindah beberapa kali,tapi malam ini mereka sudah mendapatkan nya"

Perempuan itu kembali menyesap rokoknya, lantas membuang asap nya ke udara.

"Selesai kan sesuai rencana"

Ucap perempuan itu pelan.

"Seperti rencana awal,akan tetap berjalan sesuai keinginan mu"

Perempuan itu menaikkan ujung bibirnya.

"Itu bagus"

Ucapnya kemudian kembali menyesap rokok miliknya.

*********

Ditempat yang berbeda.

Nadine tampak duduk di sebuah restoran dipinggiran kota Tallinn, beberapa kali dia melirik ke arah kanan dan kiri, menunggu heidar yang akan menjemput nya.

Laki-laki itu berkata jika dia memiliki sedikit pekerjaan yang harus dia selesaikan dalam. beberapa waktu.

Nadine cukup cemas menunggu sebab sudah hampir 2 jam lebih dia menunggu Di sana. Heidar sama sekali tidak bisa di hubungi, selama beberapa waktu.

Nadine menggigit pelan bibirnya, mencoba terus menoleh ke arah kanan dan kirinya.

Beberapa waktu Nadine mencoba menarik nafasnya, tapi heidar tidak juga kunjung datang.

Sejenak Nadine berusaha beranjak dari posisi Awal nya, dia mencoba berjalan ke arah depan dan berfikir untuk kembali ke hotel saja, mungkin menunggu heidar di kamar hotel jauh lebih baik dari pada menunggu di tempat asing yang sama sekali tidak dia pahami.

Nadine melangkahkan kakinya dengan gontai, berjalan terus ke arah depan, hingga akhirnya tiba-tiba bola mata nya membulat, saat sebuah mobil berhenti. di hadapannya, heidar dengan langkah cepat turun dari mobil nya.

Saat menyadari itu heidar, secepat kilat Nadine berlarian ke arah Heidar lantas menyambar tubuh laki-laki tersebut, memeluk erat tubuh heidar Dengan posisi bergelayutan.

"Aku fikir kamu tidak aka datang"

Heidar tertawa melihat tingkah Nadine.

"Maafkan aku karena terlambat menjemput mu".

,

Bisik laki-laki itu lembut di bali Telinga Nadine, lantas balik memeluk erat tubuh Nadine dan mengangkat nya secara perlahan ke atas sambil berputar beberapa waktu.