NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi 2

Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:200.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Soccer@

Satu tahun telah berlalu, banyak hal yang terjadi. Namun Chen Xuan, pangeran sampah dari Istana Raja Chen telah bangkit menjadi praktisi terkuat di usia 18 tahun. Mengguncang Benua Timur dengan Pedang Penguasa Naga Hitam. Menghancurkan Faksi Laut Biru dan mempermalukan mantan tunangannya yang telah menghina ibunya.

Tapi meski demikian, setelah semua itu berakhir. Chen Xuan masih harus terus maju. Membuka rahasia besar tentang masa lalu dan masa mendatang, memenuhi janjinya kepada Ling Xia, serta mencari keberadaan ibunya.

Namun di saat janji begitu penting, Chen Xuan sekali lagi di hadapkan dengan pilihan sulit antara melindungi anaknya yang akan lahir atau terus maju dengan hati dingin ke arah takdir yang di tentukan!!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 ~ CHEN WANG MENYEDIHKAN ~

Setelah pertarungan epik yang menghancurkan, seluruh Dinasti Chen digemparkan oleh berita baru yang mengejutkan. Tiga klan berkuasa – Klan Yan, Klan Xu, dan Klan Yun – yang selama ini menjadi pilar kekuatan Dinasti Chen, telah tunduk di bawah kekuasaan satu orang, Chen Xuan. Kekuasaan baru ini kemudian dikenal sebagai Aliansi Xuan.

Aliansi ini menandai awal dari era baru di Dinasti Chen, di mana kekuatan dan pengaruh Chen Xuan tidak terbantahkan lagi. Kemenangan ini membuktikan kekuatan dan strategi Chen Xuan yang luar biasa, sehingga membuatnya menjadi tokoh sentral dalam sejarah Dinasti Chen.

Kebangkitan Chen Xuan menjadi penguasa Dinasti Chen dalam waktu satu tahun benar-benar mengejutkan semua orang. Pemuda cacat yang dulunya tidak dianggap siapa kini menguasai tiga klan berkuasa, membentuk Aliansi Xuan.

Sekarang, perhatian bersama tertuju pada nasib Keluarga Kekaisaran yang menolak tunduk di bawah kekuasaannya. Apakah mereka akan terus melawan untuk mempertahankan kekuasaan absolut atau akhirnya menyerah pada Chen Xuan? Semua orang menunggu dengan penuh ketegangan.

Konflik antara Aliansi Xuan dan Keluarga Kekaisaran diprediksi akan menjadi pertarungan epik yang menentukan masa depan Dinasti Chen. Akankah Chen Xuan berhasil memperluas kekuasaannya atau Keluarga Kekaisaran berhasil mempertahankan kekuasaan? Semua mata tertuju pada perkembangan selanjutnya.

...

Pagi itu, matahari bersinar terang di langit, membawa kehangatan ke seluruh penjuru kota. Di gerbang istana, suatu pemandangan yang kontras terlihat. Seluruh tentara militer kekaisaran berdiri rapi dan siap tempur, menunjukkan kesediaan mereka untuk menghadapi segala kemungkinan.

Di barisan terdepan, dua figur berwibawa menarik perhatian. Pelindung Hitam dan Pelindung Putih berdiri tegak, wajah mereka serius dan penuh kesadaran, mengemban tanggung jawab besar sebagai pemimpin pasukan. Atmosfer tegang terasa, menandai awal dari pertarungan yang dinanti-nantikan antara kekuatan kekaisaran dan Aliansi Xuan.

Beberapa saat kemudian, langit di atas gerbang istana berubah dramatis. Tiga sosok anggun dengan sayap Qi yang mengesankan muncul, melintasi cakrawala dengan kekuatan supernatural. Mereka mendarat dengan anggun di depan pasukan kekaisaran, menimbulkan getaran kekuatan yang tak terbantahkan.

Tiga sosok tersebut tak lain adalah Chen Lao, Chen Mui, dan Chen Zuan - tiga penguasa wilayah Dinasti Chen dan putra-putra Kaisar Chen. Kehadiran mereka menandai keseriusan kekaisaran dalam menghadapi ancaman Aliansi Xuan. Dengan sayap Qi yang menyala, mereka menunjukkan kekuatan dan otoritas yang tak terbantahkan.

Melihat ketiga sosok itu, Pelindung Putih berpaling kepada Pelindung Hitam dan bertanya dengan nada rendah, "Apakah mereka telah siap?"

"Ya, kami siap menghadapi segala kemungkinan!" jawab Pelindung Putih dengan tekad.

Mendengar jawaban tersebut, Chen Lao, Chen Mui, dan Chen Zuan menggelengkan kepala secara bersamaan. Wajah mereka terlihat tegang dan penuh kekhawatiran, mencerminkan kecemasan akan pertarungan yang akan datang.

Chen Mui mengucapkan kata-kata tersebut dengan wajah penuh kesal dan kekecewaan, "Ayah sudah pergi... Dia meninggalkan pesan untuk kita menyerah kepada Chen Xuan. Semua ini terlalu menyakitkan!"

Chen Zuan mendengus dengan kesal, matanya menyala dengan amarah. "Mustahil! Keluarga kita telah berkuasa selama bertahun-tahun. Bagaimana mungkin kita menyerah kepada bocah 18 tahun seperti Chen Xuan?" suaranya dingin dan penuh kebencian.

"Dengan dukungan Klan Liu dan Klan Han, kita masih memiliki kekuatan! Aku sudah menghubungi mereka, dan mereka akan segera merespons. Kita tidak akan menyerah begitu saja!" Chen Zuan menegaskan dengan tekad.

Mendengar kata-kata Chen Zuan, wajah seluruh anggota keluarga kekaisaran berubah dingin dan penuh tekad. Semangat perlawanan memancar dari mata mereka, memperlihatkan kebulatan tekad untuk mempertahankan kekuasaan yang telah lama mereka nikmati.

"Kita harus bertahan!" Chen Lao berseru dengan suara keras dan penuh semangat. "Kita harus mempertahankan kehormatan keluarga dan warisan leluhur! Kita tidak bisa menyerah begitu saja kepada Chen Xuan yang masih belia. Kita tunggu bantuan Klan Liu dan Klan Han. Dengan kekuatan gabungan, kita pasti bisa membalikkan situasi dan mempertahankan tahta kekaisaran!"

Para tentara kekaisaran bersemangat, mata mereka berapi dengan antusiasme dan keberanian. Mereka berdiri tegak, siap menghadapi pertempuran dengan penuh semangat dan energi tak terkalahkan. Suasana di sekitar mereka dipenuhi dengan kekuatan dan keteguhan, memperlihatkan kesediaan mereka untuk mempertahankan kehormatan dan kekuasaan kekaisaran.

Suara lembut namun jelas terdengar dari dalam kerumunan tentara, "Tunggu, semuanya! Kita harus menyerah! Pertahanan ini sia-sia, kita tidak bisa melawan kekuatan Aliansi Xuan!"

Mendengar suara itu, wajah para tentara kekaisaran menunjukkan keheranan dan kekecewaan. Mereka mengerutkan kening, menatap ke arah suara tersebut. Barisan tentara mulai bergerak, membuka jalan bagi seorang pria paruh baya yang keluar dari barisan dengan wajah penuh kekhawatiran dan keraguan.

Chen Lao memandang sosok itu dengan mata tajam, "Chen Wang, apa maksudmu?!"

Berdiri tegak di hadapan semua orang, Chen Wang menatap ketiga saudaranya dengan mata yang tenang namun penuh kesadaran. Suaranya stabil dan penuh keyakinan saat dia berkata:

"Saudara-saudaraku, kita harus menerima kenyataan! Era Dinasti Chen telah berakhir. Kekuasaan baru telah lahir. Menyerah bukanlah kelemahan, melainkan kebijaksanaan. Chen Xuan telah menunjukkan sikap yang adil. Jika kita tunduk, dia pasti akan membiarkan kita hidup dan menjaga kehormatan keluarga kita."

Mendengar kata-kata Chen Wang, wajah-wajah para tentara kekaisaran mulai berubah. Keraguan dan ketakutan muncul di mata mereka. Mereka saling menatap, mempertimbangkan pilihan hidup atau mati.

"Benar juga," bisik salah seorang tentara. "Menyerah mungkin satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa kita."

Anggota lain mengangguk setuju, kekhawatiran terlihat jelas di wajah mereka. Mereka sadar bahwa melawan Chen Xuan berarti menerima kematian, sedangkan menyerah bisa menjadi harapan untuk bertahan hidup.

Melihat keraguan di wajah para tentara, Chen Lao berteriak dengan suara penuh amarah dan kebencian:

"Jangan percaya padanya! Chen Wang adalah pengkhianat! Dia ingin menghancurkan kehormatan dan warisan keluarga kekaisaran kita! Kita tidak bisa menyerah begitu saja! Kita harus melawan dan mempertahankan kekuasaan kita!"

Chen Lao menatap Chen Wang dengan mata dingin dan penuh kebencian. "Chen Wang, kamu adalah pengkhianat busuk! Kamu tidak memiliki kehormatan dan tidak layak menyandang nama keluarga kekaisaran! Berani sekali kamu menyebarkan pengaruh buruk dan menghancurkan semangat perjuangan kita!"

Chen Mui menghardik dengan suara penuh kemarahan dan kebencian, "Chen Wang, kamu adalah musuh kita yang sebenarnya! Kamu menciptakan monster itu dan menyembunyikannya dari kami! Itu adalah pengkhianatan tertinggi!"

Mendengar kata-kata Chen Mui, seluruh kerumunan menatap Chen Wang dengan ekspresi muak dan jijik. Bahkan Pelindung Putih dan Pelindung Hitam, yang selama ini netral, kini menatapnya dengan tatapan menghina dan kecewa, memperlihatkan ketidaksetujuan mereka atas tindakannya.

Chen Wang tersenyum pahit, matahari terbenam di wajahnya yang murung. Dia menggelengkan kepala dan menghela nafas berat, hatinya terluka oleh tuduhan yang tidak adil. Meskipun dia telah berkontribusi besar pada kekaisaran, dia tetap dianggap sebagai anak tidak berguna.

Dia memikirkan kembali perjuangannya, betapa dia telah berkorban untuk keluarga kekaisaran. Tanpa bakat kultivasi seperti saudaranya, dia fokus pada strategi dan diplomasi. Dia dikirim ke wilayah timur terpencil, jauh dari pusat kekuasaan, dan berhasil membangun aliansi dengan sosok misterius yang memberikan keuntungan besar bagi kekaisaran.

Namun, kontribusinya tidak dihargai. Sumber daya yang dia peroleh jauh lebih sedikit dibandingkan dengan bangsawan lain di istana. Dia tidak pernah mengeluh, karena dia yakin bahwa pengorbanannya akan membantu keluarga kekaisaran.

Sekarang, dia ingin menyelamatkan keluarga kekaisaran dari kehancuran, tapi malah dituduh berkhianat. Chen Wang merasa sedih dan kecewa. Dia merasa bahwa semua pengorbanannya telah sia-sia. Air matanya menggenang, tapi dia menahan diri untuk tidak menangis. Dia hanya menghela nafas berat dan menunduk, merenungkan nasibnya yang malang.

Menghirup nafas dalam-dalam, Chen Wang tersenyum pahit dengan mata yang berkilauan kesedihan. Suaranya tetap tenang, namun penuh kekecewaan dan putus asa.

"Baiklah, kalau begitu. Aku mundur dari pertempuran ini. Tidak ada gunanya lagi memperjuangkan keluarga kekaisaran yang sudah tidak menghargai pengorbananku. Aku rela berkorban, tapi tidak rela dihina!"

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut dengan nada penuh kekecewaan dan kesedihan, Chen Wang berbalik dan melangkahkan kakinya dengan langkah yang berat dan perlahan. Dia menjauhkan diri dari gerbang istana kekaisaran yang pernah menjadi simbol kekuasaan dan kehormatannya. Setiap langkahnya terasa seperti pemisahan dari masa lalunya, dari keluarga yang pernah dia cintai dan perjuangkan.

Kilatan dingin memancar dari mata Chen Lao, diikuti senyum dingin yang menyelimuti wajahnya. Suaranya penuh kebencian dan kemarahan.

"Kamu pikir bisa begitu saja meninggalkan keluarga kekaisaran setelah berkhianat? Tidak, Chen Wang! Kamu harus membayar harga pengkhianatanmu!"

Dengan gerakan kilat, Chen Lao mengangkat tombak perak yang muncul di tangannya, cahayanya berkilauan dalam cahaya matahari. Dengan ekspresi kebencian dan kemarahan, dia mengayunkan tombak tersebut dengan kekuatan penuh, mengarahkan ujung tombak yang tajam ke arah Chen Wang yang sedang berjalan perlahan.

Tombak perak itu meluncur cepat, meninggalkan jejak cahaya putih yang memanjang, mengancam jiwa Chen Wang.

Tombak panjang meluncur cepat, menciptakan siulan angin kencang yang menggetarkan udara. Chen Wang merasakan dingin menusuk di punggungnya dan terkejut. Dengan refleks cepat, dia berusaha mengedarkan Qi tempurnya untuk melindungi diri.

Namun, tombak perak tersebut terlalu cepat. Sebelum Qi-nya sempat terbentuk, ujung tombak yang tajam sudah menembus punggungnya, muncul di depan dadanya. Darah segar menyemprot ke udara, membentuk semprotan merah yang tragis. Chen Wang terjatuh, matanya terbelalak oleh rasa sakit dan kejutan.

Semua orang terkejut, mata mereka terbelalak melihat kejadian tragis tersebut. Pelindung Putih dan Pelindung Hitam juga menatap dengan ekspresi kaget dan tidak percaya, wajah mereka pucat pasi. Suasana menjadi sunyi, hanya terdengar suara darah Chen Wang yang terus mengalir.

Chen Wang mendengus kesakitan, darah segar mengalir deras dari sudut mulutnya, membasahi pipinya. Tubuhnya terhuyung-huyung, nafasnya terengah-engah. Dengan usaha yang terakhir, dia perlahan berbalik, menatap Chen Lao dengan mata penuh keheranan dan kekecewaan.

Tombak perak masih menancap dalam tubuhnya, darah terus mengalir menggenang di sekitarnya. Chen Wang membuka mulutnya, berusaha mengucapkan kata-kata, tapi hanya keluar suara gemuruh lemah. Matanya memancarkan kesedihan dan kekecewaan mendalam.

Chen Wang bertanya dengan suara lemah yang penuh kesedihan dan kekecewaan, "Kenapa, Chen Lao?"

Chen Lao tersenyum dingin, matanya berkilauan dengan kebencian. "Ayah mempercayakan wilayah timur kepadamu, meskipun bakat kultivasi-mu jauh di bawah kami. Kami para saudara harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan pengakuan, sementara kamu hanya menikmati keistimewaan tanpa usaha. Kamu tidak layak hidup, Chen Wang!" Suaranya penuh kebencian dan kekecewaan.

1
Demen novel
makin seru makin asyik
DRAJAT ADI WIJAYA
ternyata Chen Xuan takut juga sama Murong
Ratu surgawi
hooohhoooo,makin serrrru,dan di tunggu keseruuannn cerita selanjutnya tetap semangat thor dan semoga di berikan kesehatan agr cerita ini abdet teruuuuuss,mmmhhhhhhhaaaaaa
Dindin Awaludin Fitria
Luar biasa
Cahya Laela Tsaniya
lanjuttt
DRAJAT ADI WIJAYA
Makin seru Yor....
Zainal Arifin
cuuuusssss lanjuuuuuuutttt
Zainal Arifin
top
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Hhmm ngarep .... 😄
Zainal Arifin
semangat🔛🔥🔛🔥🔛🔥
Zainal Arifin
waaah... waaahhh...
perang euy...
Dirman Ha
cuus ce dw
Zainal Arifin
gassssskeuuuun
Zainal Arifin
ok...
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
😄 Ayo ribut ... Murong ketemu masalalu suami na yg masih berharap 😁
Iwan Sandi
Mantap lanjut thor
𝓖𝓮𝓻𝓪𝓵𝓭𝓮𝓷𝓪
makasih thor update nya 2c angkir kopi mluncur
Miffta Paytren
lanjut
Miffta Paytren
mantap
Ardi Muhammad
seru dan menarik tetap semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!