Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Edgar dan Leo
Di perusahaan.
Saat Edgar masuk kedalam perusahaan, para karyawan menundukkan kepalanya melihat wajah menyeramkan Edgar, bukan hanya Edgar saja tetapi wajah Leo dua kali lipat lebih menyeramkan. Para karyawan yang bekerja di perusahaan Edgar sangatlah tahu siapa Edgar kalau ia tengah marah, singanya Edgar yaitu Leo tidak akan tinggal diam begitu tahu kalau majikannya tengah ada masalah.
Tring..
Edgar melangkahkan kaki panjangnya menuju ruangan miliknya, saat ia membuka pintu dilihatnya sang ayah dan juga saudara kembarnya beserta anggota keluarga Wiguna sudah menunggu kedatangannya.
"Edgar apa yang di beritakan itu benar?" tanya Rio.
"Hemm." jawab Edgar berdehem.
"Kenapa kamu tidak cerita sama daddy?" tanya Rio.
"Rio, sekarang bukan waktunya membahas soal itu. Sekarang tugas kita adalah take down berita itu, cari tahu siapa yang sudah menyebarkannya." ucap Indah.
"Mommy benar, kalau memang susah menemukan siapa pelakunya kita tonggal hubungi om Arion." ucap Albert.
"Kalau pelakunya cewek, kasih dia ke gue biar gue ceramahin." ucap Adel.
"Leo, kau sudah mencari tahu bukan?" tanya Satria.
Leo hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, jika tingkat kemarahannya sudah berada di level sepuluh itu berarti sudah urgent, kalaupun ia mengeluarkan suara maka bukan kata-kata yang ia ucapkan, melainkan pedanga yang keluar dari dalam mulutnya.
'Anjir, Leo kalau udah mode singa ngalahin cewek yang lagi pms' batin Rasya bergidik ngeri.
Ting.
Berita sudah di take down, dan untuk pelakunya kami sudah mendapatkannya. Untuk dugaan sementara, dia adalah seorang perempuan yang pernah ditolak saat hendak di jodohkan dengan tuan Edgar.
Leo membaca sebuah pesan dari anak buahnya, bukan hal yang sulit untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Edgar menatap kearah Leo, dia meminta jawaban atas bunyi pesan yang masuk ke hp miliknya. Leo pun menyerahkan hp miliknya pada Edgar, karena penasaran Edgar pun mengambil hp Leo lalu membaca pesan masuk dari anak buahnya Leo.
"Cari dokter Gilang sekarang, bawa dia kehadapanku saat ini juga!" amuk Edgar.
"Baik bos." seru Leo.
Amarah Edgar sudah menaiki puncaknya, dia tahu kalau dalang dari semua ini ada kaitannya dengan Gilang selaku dokter yang menanganinya. Indah melihat kilat amarah dari wajah Edgar, dia memberanikan diri menghampiri Edgar lalu menyentuh tangannya dengan lembut.
"Tenanglah, mommy dan yang lainnya ada disini." ucap Indah dengan lemah lembut.
Kemarahan Edgar yang tadinya memuncak perlahan mereda, ia menundukkan kepalanya menguasai tubuhnya yang sudah terpancing emosi. Indah memeluk tubuh Edgar dengan erat, dia juga mengusap punggung Edgar yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
"Kita keluarga disini, jangan pernah merasa sendirian apalagi menyembunyikan sebesar ini dari kami Ed, Nadia pasti sedih melihat anaknya memeluk lukanya sendirian, biarkan kami membantu mengobati lukamu dengan kasih sayang." ucap Indah menangkup wajah Edgar.
Bohong kalau Edgar bilang kuat, sekuat-kuatnya ia pasti mempunyai kelemahan. Edgar menahan tangisnya di depan Indah yang sudah ia anggap sebagai ibunya, andai saja ibunya masih ada mungkin dia akan mencurahkan semua beban di pundaknya kepadanya.
"Terimakasih mom." ucap Edgar dengan suaranya yanng tercekat.
Satria dan Rio menghampiri Edgar, Indah menggeserkan posisinya kesamping. Rio memeluk anak sulungnya yang jarang sekali pulang ke rumahnya sendiri, jika Rio menyuruhnya pulang ia akan mengatakan kalau dia benci melihat rumah yang lebih tepatnya mansion, disana semua kenangan buruknya bersama kakek dan ibu tirinya masih terkenang dengan jelas dalam benaknya.
"Kau sudah memeriksanya kan?" tanya Rio.
"Sudah, aku yakin hasil pemeriksaanku yang di pajang di berita adalah ulah dari dokter yang memeriksaku daddy, aku yakin itu. Dia pasti bekerja sama dengan seseorang, dia sudah salah telah bermain-main denganku." ucap Edgar.
"Kau tenang saja kak, aku yakin kau pasti akan sembuh." ucap Satria mencoba memberikan kekuatan pada kakaknya.
"Aku tidak butuh perawatan, karena aku sudah punya obatnya sendiri."celetuk Edgar.
Celetukan Edgar sontak membuat Indah, Rio dan Sartria terkejut, berbeda dengan reaksi Albert dan yang lainnya karena mereka memang sudah mengetahui obat yang dimaksud Edgar.
"Jika kau sudah memiliki obatnya, maka kau harus segera menggunakannya Ed. Media sudah mengetahui rahasiamu, kemungkinan besar para kolega bisnis akan mempertanyakan hal itu karena memang ada pengaruhnya." ucap Albert.
"Tapi kak, obat Edgar bukan berupa obat-obatan yang bisa diracik ataupun di beli di apotik maupun di rumah sakit, obat yang di maksud oleh Edgar adalah seorang gadis yang mampu membangunkan perkututnya." ucap Rasya.
"Aku tahu, bukankah lebih baik jika Edgar segera bertindak? Sangat disayangkan jika tuan Zico mencabut kerjasamanya, kita disini semua tahu bahwasannya dia membawa pengaruh yang besar dan bahkan kau juga mendapatkannya dengan susah payah." jelas Albert.
"Aku tahu apa yang akan ku lakukan, kalian tidak perlu mencemaskanku." ucap Edgar.
"Maaf boss, aku harus segera pergi." ucap Leo.
"Pergilah." ucap Edgar.
Edgar mengizinkan Leo pergi, dia tahu apa yang akan dilakukan oleh singanya disaat ia di terpa masalah besar. Rio dan yang lainnya pun terdiam, Adel yang biasanya berkoar pun tak berkutik melihat wajah Edgar yang terlihat sedang kacau.
.
.
Pagi-pagi Zalea sudah bangun membersihkan tubuhnya, lukanya masih terasa sakit namun ia tetap harus pergi bekerja, karena tidak mungkin kalau ia bolos disaat ia butuh uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri beserta ibu dan adiknya.
"Aduh, kok gue jadi deg-degan ya disuruh nyamperin tuh si om." gumam Zalea.
Zalea membawa peralatan make up hanya lipstik dan bedak bayi saja, tuntutan pekerjaannya harus bisa berdandan walaupun hanya natural saja. Zalea terpaksa harus belajar anggun dan juga belajar memakai make up, jujur saja jika ia tak butuh mana mau dia berdandan seperti itu.
Rasain Lo Alina.