Setelah lima tahun memendam rasa cinta pada pria yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya akhirnya membuat Amara memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria dingin bernama Aga.
Jawaban berupa penolakan yang keluar dari mulut Aga yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tak membuat Amara gentar untuk mengejar cinta Aga. Amara yakin jika suatu saat nanti ia bisa menggantikan sosok Naina di hati Aga.
Hingga beberapa waktu berlalu, Amara yang sudah lelah mengejar cinta Aga pun akhirnya memilih berhenti dan melupakan cintanya pada Aga.
Namun hal tak terduga terjadi, sikap Amara yang tak lagi mengejar dirinya membuat Aga mulai resah terlebih saat mendengar kabar jika Amara menjalin hubungan dengan pria lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rendra
"Anty, kenapa kita tidak masuk ke rumah kakak saja, Zel kan kau ketemu dengan Om Aga." Protes Zeline saat mobil milik Amara melaju meninggalkan rumah.
"Karena kita tidak boleh membuang waktu lebih lama, Zel. Teman Anty Gatha dan Anty Mara sudah menunggu kami di tempat janji bertemu." Jawab Agatha mengambil alih jawaban Amara.
Bibir Zeline mengerucut sebal. Padahal ia sudah sangat ingin melihat wajah Aga yang terlihat sangat tampan di matanya itu.
"Ya deh." Jawab Zeline tak ingin protes lagi. Ia takut jika terlalu banyak protes akan membuat Amara sebal dan mengembalikannya ke rumah kedua orang tuanya.
Amara yang hanya menjadi pendengar pun menghela napas dalam mendengar jawaban dari Agatha. Sebenarnya ia juga sangat ingin melihat wajah Aga, namun karena Agatha melarangnya, Amara jadi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Gatha, apa Kak Aga tahu jika kau akan pergi bersamaku pagi ini?" Tanya Amara kemudian.
"Tahu, aku juga memberitahu Kak Aga jika kita akan berjumpa dengan Rendra."
"Lalu bagaimana tanggapan Kak Aga?" Wajah Amara sangat bersemangat saat bertanya.
Agatha mengusap lengan Amara. "Tidak seperti yang diharapkan. Kakakku hanya berohria."
Amara menipiskan bibir. Sudah sejauh ini ia berjuang untuk mendapatkan hati Aga tapi sepertinya tak kunjung berhasil juga.
"Jangan bersedih Mara. Masih banyak jalan untuk mendapatkan hati Kak Aga." Agatha menyemangati.
Amara tersenyum seraya menganggukkan kepala. Ia percaya jika usaha yang ia lakukan saat ini tidak akan mengkhianati hasil.
Mobil milik Amara terus melaju menuju sebuah tempat pertemuan mereka dengan pria bernama Rendra. Setelah menempuh hampir empat puluh menit perjalanan, akhirnya mobil milik Amara pun berhenti di sebuah taman yang berada di dalam kampus tempat Amara dan Agatha menempuh pendidikan beberapa tahun lalu.
"Sudah lama sekali kita tidak berkunjung ke sini, ya." Ucap Amara setelah menutup pintu mobilnya.
"Iya, untung saja Rendra menawari kita bertemu di sini sehingga kita bisa mengingat lagi masa-masa kuliah dulu."
Amara mengangguk mengiyakan perkataan Agatha. Keduanya pun memegang sebelah tangan Zeline lalu melangkah ke arah kursi yang masih kosong.
"Mana Rendra, kenapa dia belum sampai juga?" Tanya Amara heran karena waktu keberangkatan mereka dan Rendra hampir sama namun Rendra belum sampai juga.
"Sepertinya masih berada di jalan. Kita tunggu saja sebentar lagi." Jawab Agatha.
Amara mengangguk mengiyakannya. Sambil menunggu Rendra tiba, Amara memilih mengajak Zeline berjalan-jalan di sekitar taman sambil melihat pohon matoa yang sedang berbuah.
"Anty, Mola mau buah itu Anty!" Tunjuk Maura pada buah Matoa yang nampak menggiurkan di matanya. "Tapi... apa buahnya boleh diambil Anty?" Lanjut Zeline mengingat ia tidak mengetahui siapa pemilik buah matoa tersebut.
"Boleh saja. Buah-buahan di sini bebas diambil oleh siapa saja yang datang berkunjung Zel." Jawab Amara.
"Asik... kalau begitu ambilkan untuk Zel ya Anty!" Pinta Zeline.
Amara tak langsung mengiyakannya. Terlebih tidak ada galah di sekitar mereka yang bisa memudahkannya untuk mengambil buah matoa tersebut.
"Amara..." suara lembut suara pria memanggil namanya membuat Amara memutar kepala ke arah belakang dimana pria tersebut berada.
"Rendra!" Seru Amara dengan wajah ceria.
Senyuman di wajah Rendra semakin terkembang melihat wajah pujaan hatinya. "Lama tak bertemu kau semakin cantik saja Amara." Puji Rendra yang membuat Zeline tersenyum malu-malu mendengarnya padahal bukan dirinya yang dipuji oleh Rendra.
***
buat author semangat nulis nya
mentang2 kaya sama suami berani apalagi sana anak2nya
Gak benar tuh punya pandangan seperti mama Tyas
Tapi mamamu materialistis tuh gimana coba. .
Semangat untuk berjuang bersama Sisil
Tapi mama Tyas pasti heboh melarang cinta mereka