NovelToon NovelToon
Cinta Yang Belum Usai

Cinta Yang Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: kenz....567

"Aku hamil."

Savanna yang mendengar sahabatnya hamil pun terkejut, dia menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.

"Dengan Darren , maaf Savanna."

"Nadia, kalian ...." Savanna membekap mulutnya sendiri, rasanya dunianya runtuh saat itu juga. Dimana Darren merupakan kekasihnya sekaligus calon suaminya telah menghamili sahabatnya.

***

"Pergi, nikahi dia. Anggap saja kita gak pernah kenal, aku ... anggap aku gak pernah ada di hidup kalian."

Sejak saat itu, Savanna memilih pergi keluar kota. Hingga, 6 tahun kemudian Savanna kembali lagi ke kota kelahirannya dan dia bertemu dengan seorang bocah yang duduk di pinggir jalan sedang menangis sambil mengoceh.

"Daddy lupa maca cama dedek hiks ... dedek di tindal, nda betul itu hiks ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

penghancur mood Darren

"Tuan, sudah sampai." Ujar seorang supir sambil menoleh sedikit ke belakang.

Darren mengalihkan tatapannya pada luar jendela, tak terasa mereka sudah sampai di sekolah si kembar. Darren pun keluar dan membantu kedua anaknya turun.

"Ayo, daddy antar sampai kelas," ujar Darren.

Dareen menggandeng tangan putranya, dia mengajak putra kembarnya masuk ke dalam.kelas. Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, lebih tepatnya pada Darren. Pria yang berparas tampan itu sudah seperti hot daddy di mata mereka.

"Ganteng banget, paksu kalah ini." Gumam seorang ibu dari salah satu murid.

Darren tak memperdulikan tatapan mereka, dia hanya berjalan dengan pandangan lurus ke depan.

"Tuan Darren,"

Darren menghentikan langkahnya, dia berbalik dan mendapati kepala sekolah yang tersenyum ramah padanya. Darren pun ikut membalas senyumannya, dia melepas genggaman tangannya pada Gabriel dan menjabat tangan kepala sekolah.

"Wah, tumben sekali anda menyempatkan waktu berkunjung ke sekolah kami," ujar kepala sekolah.

"Iya pak, saya mengantar anak kembar saya. Kebetulan mau izin juga, maaf jika Gibran memakai sendal. Sebab kakinya sedang terluka." ujar Darren.

Kepala sekolah melihat kaki Gibra, memang beberapa ada luka goresan dan masih terdapat plester luka.

"Oh iya, gak papa tuan. Dari pada lukanya lama sembuh. Yasudah, ayo Gibran Gabriel bapak anter ke kelas," ujar keoala sekolah.

Gabriel dan Gibran pun masuk ke dalam kelas, dan Darren memutuskan untuk langsung ke kantor. Dia mengeluarkan ponselnya untuk mengecek email yang masuk, tetapi telinganya menangkap suara yang begitu familiar di telinganya.

"Baik pak, tidak apa-apa. Jika pakai sepatu pasti akan sakit,"

Deghh!!!

Seketika jantung Darren berpacu dengan cepat, bahkan kini wajahnya kian memucat. Dia menoleh ke arah sekelilingnya, hanya orang yang berlalu lalang. Netranya beralih menatap pintu kelas putranya yang dekat dengannya, entah dorongan dari mana dia berjalan mendekat.

Langkah kaki terdengar mendekat, Darren terhenti sejenak saat pintu ruang kelas itu terbuka secara mendadak.

"Eh maaf tuan."

Darren menghela nafas pelan, seorang wanita yang juga merupakan guru di sekolah itu hampir saja menabrak Darren.

"Iya, tidak papa," ujar Darren.

Darren berbalik, dia menggelengkan sejenak kepalanya dan melanjutkan langkahnya. Sementara di kelas, Savanna sedang memperhatikan luka di kaki Gibran.

Benar, tadi adalah suara Savanna. Namun, memang ada guru lain jiga di sana yang mengobrol dengan Savanna.

"Kenapa bisa terluka?" Tanya Savanna dengan lembut.

"Dedek abic pecahin celengan," ujar Gibran dengan suara lirih.

"Untuk apa?" Bingung Savanna. Pasalnya, yang Savanna tahu sekolahan tempat dia mengajar ini adalah sekolah elit. Jelas mereka orang berada.

"Buat banyak waktu daddy, daddy cibuk kelja telus. Dedek mau caat pelayaan hali ibu daddy dateng, dedek cama abang cuman puna daddy aja," ujar Gibran dengan suara bergetar menahan tangis.

Savanna terenyuh, dia memeluk Gibran untuk menyalurkan kekuatan. Gibran menjadi menangis, bahkan Gabriel yang sedang membaca buku pun diam-diam ikut menangis.

"Jahat sekali dia, apa tidak bisa sebentar saja meluangkan waktu untuk anaknya." Geram Savanna dalam hatinya.

"Jangan menangis, malu tuh temen-temennya pada ngeliatin," ujar Savanan dan melepas pelukannya.

Gibran melihat sekelilingnya, ternyata temannya sudah mengerumuninya. Gibran pun menghapus air matanya di bantu oleh Savanna.

"Ayo anak-anak, jam pelajaran akan di mulai!" Seru Savanna membubarkan mereka.

Sementara di kantor, Darren masih terngiang dengan suara yang mirip sekali dengan Savanna. Dia masih penasaran, suara itu masih melekat di ingatannya.

"Walaupun aku tidak lagi mendengar suaranya selama 6 tahun. Tapi, mengapa suaranya masih melekat di ingatanku? Aku sangat yakin itu suara Savanna, tapi sangat mustahil dia berada di sekolah putraku." Gumam Darren.

"Pasti hanya kebetulan saja," ujar Darren selanjutnya.

Darren melanjutkan kerjaannya yang tertunda, dia kembali terfokus pada layar laptopnya. Di tengah pekerjaannya, Darren baru ingat dia harus membicarakan tentang pengunduran cek lokasi proyek pekan depan.

Darren pun menelpon Reno, dia menceritakan jika dirinya tak bisa ikut pekan depan. Dia meminta waktu pengunduran.

"Sebenernya sih waktunya udah mepet, tapi ... oke lah, gak masalah. Kita bisa tunda," ujar Reno.

"Terima kasih Ren," ujar Darren.

"Santai, kasihan anak lo. Nadia udah enggak ada, hanya lo yang mereka miliki," ujar Reno.

"Ehm, kalau gitu gue balik kerja. See you,"

Darren mematikan sambungan nya, dia kembali pada laptopnya. Namun, lagi-lagi kerjanya harus tertunda karena ruangannya di kunjungi oleh seseorang yang paling dia hindari.

Cklek!!

"Darren! aku bawakan makanan, kata tante kamu suka udang. Aku memasakkan udang asam manis untukmu!"

Darren menghela nafas kasar, wajahnya sudah tak enak di pandang. Kini raut wajahnya sudah sedatar triplek bukan lagi tembok.

"Aku juga membawa jus wortel untukmu, katanya ini bagus untuk kesehatan. Kau selalu lelah bekerjanya, makanya aku membuatnya untukmu," ujar Nadira dengan antusias.

"Jika kau ingin aku sehat, maka enyahlah dari hidupku! Apa kau tahu, kehadiran mu itu membuatku darah tinggi?" Ketus Darren.

Perkataan Darren membuat Nadira yang sedang menaruh rantang makan seketika terhenti. Netranya beralih menatap Darren dengan menahan tangis. Merasa sakit hati akibat perkataan Darren yang sangat menusuk.

"Sampai kapan? sampai kapan kamu menutup hatimu? Nadia sudah tidak ada, aku hanya ingin menjadi ibu pengganti buat si kembar. Mereka butuh sosok ibu, apa kamu tidak memikirkan itu Darren?" Ujar Nadira dengan suara bergetar sambil tangannya meremas pegangan rantang yang ia bawa.

"Nadira, dengan kakakmu saja aku tidak bisa jatuh hati padanya apalagi denganmu. Wajah kalian sama persis, apa kau tahu? aku sangat membenci kakakmu. Sangat ... sebab dia, gadis yang aku cintai sekarang entah ada dimana. Impianku memiliki keluarga dengannya hancur. Naasnya ku harus menikahi kakakmu!" Balas Darren.

"Kamu yang menghancurkan masa depan Nadia! dia hanya korban!!" Sentak Nadira.

"Yah, korban. Di bilang korban bukan, di bilang bukan juga korban. Bagaimana bisa korban menikmati pemerkosaan? jika dia merasa korban, seharusnya dia menolak. Dia bisa menendangku, tetapi dia menikmatinya. Karena sedari awal dia sudah mengincar ku. Sudahlah, lebih baik kau pergi sebelum aku menyeretmu keluar. Bikin hancur moodku saja,"

Nadira terdiam, dia menatap lantai-lantai kantor Darren dengan tatapan yang tak dapat di arti kan. Sedangkan Darren, dia kembali fokus pada pekerjaannya.

"Apa yang kau tunggu lagi? keluar sana! cuaca hari ini sangat terik, kehadiranku membuat AC ruanganku tidak berfungsi dengan baik."

BRAK!!

Nadira menjatuhkan rantang yang ia bawa, wanita itu berlari keluar dengan air kata yang berjatuhan. Darren menghela nafas kasar, dia mengakui kata-kata nya sungguh pedas. Tapi, dirinya memang sengaja agar Nadira menjauh darinya.

"Mereka hanya bisa membuat masalah dalam hidupku bertambah. Haaah ... Savanna, jika dulu kita menjadi keluarga. Pasti saat ini aku sangat berbahagia," ujar Darren dalam hatinya.

Sedangkan di posisi Nadira, wanita itu keluar dari gedung perkantoran Darren. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo! tante! Darren menolakku lagi! dia berkat seolah aku benalu di hidupnya! aku kecewa dengan ucapannya," ujar Nadira dengan suara bergetar.

"Astaga sayang, tante akan menegur anak itu. Jangan menangis oke, tante akan bicara padanya."

TUUTT!!

Nadira mematikan ponselnya, dia menghapus kasar air matanya. Kedua tangannya terkepal erat, dengan sorot kata yang tajam dia pun berkata.

"Darren harus menjadi milikku."

1
Mai_mai
thor apa gkk ada rencana untuk lanjut cerita axel dan alex ini.
Gintania nia
Luar biasa
Siti Masitah
ganti aja supirnya
Shaa Erahh
Luar biasa
Nur Baitul Jannah
cerita mommy nya satria sama kya judul mr. planet apa gtu y.... tpi dsitu nama ny aurora bukan queen
Nurlaila Hasan
Luar biasa
Rey
👍
Nur Aqilah
Lumayan
Phie Phien
Luar biasa
ICA
Otong lu anying otong lu bilang cinta cinta bulshit
ICA
Anying lu baru di lamar anying ntu si nadia hamil dlu dari pada lo dilamar ama tu si bajigur malahan klo lu bilang si nadia jahat lbih jht lagi clon suamilo gedekkk guee liat beginian
Asri Indah Nur 'Aini
cerita Kenzo ga ada lanjutannya kah min?
Novie Achadini
sikembar nggak mau ounya ubu tiri nadira
ros
Luar biasa
Budi Rahayu
kacian kakekna giblan. jadi tambah kecepian kan, kakekna ...? 🥺
Budi Rahayu
gayamu dek, dek .... 😄
Budi Rahayu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Budi Rahayu
😭😭😭😭😭😭
Nani Te'ne
Syka
kala
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!