Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur seranjang.
Tanpa sengaja saat Reza hendak memasuki lift ia bertemu dengan Doni yang juga hendak menaiki lift yang sama dengan Reza.
"Tuan Admaja." Sapa Doni ketika bertemu dengan Reza di lift apartemen.
"Apa anda juga tinggal di gedung apartemen ini??." lanjut Doni bertanya pada Reza.
"Iya." jawab Reza singkat dengan lirikan kurang bersahabat, mungkin kalau saja Doni bukan salah satu rekan bisnisnya, mungkin saja Reza tidak akan menjawab sapaan dari pria, yang tampannya sebelas dua belas dengannya tersebut.
"Ternyata Doni juga tinggal di apartemen yang dengan kami, jangan jangan dia tinggal di sini hanya untuk mendekati Tasya??." pikiran Reza mulai kemana mana.
Bel tanda lift terbuka membuyarkan lamunan Reza.
"Bahkan kita tinggal di lantai yang sama tuan Admaja." lanjut Doni wijaya tanpa sama sekali mengira Reza ada hubungannya dengan gadis pujaan hatinya.
Ucapan Doni hanya mendapat senyuman dari Reza.
"Kapan kapan kita bisa saling mengunjungi tuan Admaja!!." ujar Doni seraya melambaikan tangannya, sebelum Reza masuk ke apartemen miliknya.
"Mas Reza ngomong sama siapa mas??." tanya Tasya seraya mengintip ke arah luar, ketika membukakan pintu untuk Reza.
"Nggak ngomong sama siapa siapa, itu hanya petugas cleaning servis." jawab Reza sembari menekan kepala Tasya yang tadi hendak melihat keluar.
"Jangan sampai si Doni tahu Tasya tinggal di lantai yang sama dengannya." gerutu Reza namun terdengar samar di telinga Tasya.
"Mas Reza ngomong apa barusan??." selidik Tasya
"Aku mau mandi, tolong siapkan air hangat untuk saya mandi!!." seru Reza untuk mengalihkan perhatian Tasya pada ucapannya tadi.
"Baik mas." Tasya kemudian melangkah meninggalkan Reza yang saat ini tengah duduk di sofa ruang tamu.
Usai berpikir sejenak Reza kemudian menelepon seseorang.
"Raka,, tolong kamu carikan buat saya perumahan elite secepatnya!!." titah Reza pada Raka, melalui sambungan telepon.
"Baik tuan muda." Raka memanggil Reza dengan sebutan formal jika menerima titah dari sang bos, walaupun mereka adalah sahabat sejak duduk di bangku SMA. ada saat di mana mereka sedang berdua dengan kondisi santai, barulah ia memanggil Reza dengan sebutan akrab.
"kenapa tuan muda ingin buru buru pindah, apa ada masalah di apartemen??." gumam Raka, ketika Reza sudah memutuskan sambungan telepon.
Setelah mendapat sebuah perumahan yang terbilang cukup mewah, Raka segera melanjutkan perjalanan menuju apartemen mikik Reza. namun ketika berada di lobi apartemen, tanpa sengaja Raka berpapasan dengan Doni Wijaya, yang di kenalnya sebagai salah satu pengusaha yang bekerja sama dengan Tuan mudanya.
"Pak Raka." sapa Doni yang lebih dulu melihat keberadaan Raka.
"Tuan Wijaya?? sedang apa anda di sini??." tanya Raka yang cukup terkejut dengan keberadaan Doni di gedung yang sama dengan sang Tuan.
"Saya tinggal di gedung ini pak, lebih tepatnya bersebelahan dengan apartemen tuan Admaja." penjelasan Doni, sudah cukup memberi penjelasan, mengapa tuannya ingin mencari sebuah Perumahan. Reza lebih memilih mencari perumahan di banding tinggal di kediaman mewah milik keluarganya, entah apa alasannya hanya Reza yang mengetahuinya.
"Baik, kalau begitu saya permisi dulu pak Raka." pamitan Doni membuyarkan lamunan Raka.
"Silahkan tuan!!." jawab Raka yang kemudian juga melanjutkan langkahnya menuju apartemen Reza.
Di dalam lift Raka terus berpikir mengapa Tuannya tersebut merasa risih bertetangga dengan Doni, bukannya Doni adalah salah satu rekan bisnisnya.
"Apa Tuan muda cemburu dengan tuan Wijaya, tapi mengapa?? bukannya tuan muda menbenci istrinya??." gumam Raka seorang diri, ketika berada di lift.
"Atau jangan jangan tuan Muda sudah jatuh hati pada gadis itu, itu sebabnya ia cemburu pada tuan Wijaya??." begitu banyak pertanyaan yang saat ini berputar di kepala sang asisten.
Ting tong,,,
"pak Raka,,, silahkan masuk!!." seru Tasya ketika membuka pintu apartemen.
"Ikut ke ruang kerjaku!!." titah Reza yang saat itu tengah menuruni anak tangga, ketika Raka baru saja tiba.
"Baik tuan." jawab Raka, kemudian mengikuti langkah Reza.
"Bagaimana, apa kamu sudah menemukan perumahan yang saya minta??." Tanya Reza ketika sudah berada di ruang kerjanya.
"Sudah,,, itu sebabnya saya datang untuk menanyakan pada anda, kapan anda berencana pindah ke perumahan itu." jawab Raka.
"Lebih cepat lebih baik, bila perlu besok kamu pindahkan semua barang barang milik saya dan Tasya ke perumahan itu!!." ujar Reza yang saat itu tengah duduk di sebuah sofa tunggal yang berada di ruang kerjanya, sementara Raka duduk berhadapan dengan Reza.
"Kalau saya boleh tahu mengapa kamu ingin buru buru pindah dari apartemen kesayangan kamu Za??." tanya Raka dengan panggilan akrab sebab mereka saat ini hanya berdua, lagi pula ini bukan di kantor.
"Saya hanya ingin suasana baru." Reza menjawab santai, layaknya seorang sahabat.
Sementara Raka yang kenal betul dengan watak sang bos sekaligus sahabatnya itu, hanya bisa menyunggingkan senyumnya. bukan tanpa alasan, Raka tersenyum karena tahu betul, jika saat ini sahabatnya itu tengah berbohong.
"Baiklah." jawab Raka masih dengan sedikit tersenyum, namun tidak nampak oleh Reza. usai berbincang dengan Reza, Tak lama Raka pun pamit pulang. tinggallah Reza dan Tasya di apartemen, sebab mamanya Reza sore tadi telah pamit pulang ke kediaman keluarga Admaja.
"Mas aku mau pindah ke kamarku saja, lagipula mama sudah kembali ke rumah." kata Tasya yang saat ini hendak membereskan barang barangnya.
"Kenapa kamu harus pindah, bukankah suami istri harusnya tidur sekamar??." Ucapan Reza yang saat ini tengah sibuk dengan laptopnya itu, sontak membuat Tasya mengerutkan keningnya.
"Apa,,, suami istri?? mas Reza mengakui aku sebagai istrinya?? ada apa dengan mas Reza, apa dia sedang sakit??." bathin Tasya masih dengan posisi membeku menatap Reza.
"Jangan melihat saya seperti itu, entar kamu jatuh hati lagi sama saya." Ucapan santai Reza, membuat lamunan Tasya buyar.
"hhaaah." Tasya tercengang mendengar ucapan suaminya barusan.
"Lagian siapa juga yang berani jatuh hati sama kamu mas, bisa kamu makan hidup hidup aku." bathin Tasya ketika mendengar ucapan Reza
"Lagipula darimana dia bisa tahu sih aku lagi liatin dia, padahal diakan lagi sibuk sama laptopnya??." lanjut bathin Tasya sembari memanyunkan bibirnya.
"Dosa loh,,, kalau menggerutuki suami dalam, walau dalam hati." Ujar Reza ketika tidak mendengar suara Tasya.
"Enggak mas,,, lagian mana berani aku." jawab Tasya seraya memutar bola matanya, namun Reza yang sempat meliriknya tanpa sadar menyunggingkan senyuman, melihat tingkah Tasya yang entah mangapa terlihat menggemaskan di matanya.
"Apa sebaiknya aku kembali ke kamarku saja mas, lagi pula badanku sudah sakit semua selama seminggu tidur di sofa." Tasya mencoba memberikan alasan, padahal sejujurnya Sofa itu lebih nyaman, di banding kasurnya sewaktu di kosan dulu.
"Lagian siapa yang menyuruh kamu tidur di sofa." Reza terus berucap tanpa menatap ke arah lawan bicaranya.
"Terus kalau nggak di sofa di mana aku tidurnya, masa di lantai??." gumam Tasya lirih, namun masih terdengar oleh Reza.
"Di sini!!." jawab Reza yang akhirnya menatap lekat ke arah Tasya, sembari menepuk tempat tidur.
"Mas lupa ya, bukannya mas sendiri yang dulu bilang, aku nggak boleh dekat dekat sama mas Reza." jawab Tasya mengingatkan Reza tentang ucapannya di awal pernikahan mereka.
"Bagus kamu ingat, tapi yang barusan aku bilang apa sama kamu??." Reza terus mencoba mengintimidasi istrinya.
"Mas menyuruh Aku tidur seranjang dengan mas." jawab Tasya lirih.
"Bagus,,, kalau aku ngomong gitu artinya kamu harus apa??." lagi lagi Reza membuat Tasya tersudut.
"Menurut." jawab Tasya pasrah.
"Pinter,,,." akhirnya Reza berhasil membuat Tasya lagi lagi mengalah.
Akhirnya untuk pertama kalinya Reza tidur seranjang dengan istrinya, Tasya. walaupun tidak ada kegiatan yang spesial, layaknya suami istri malam itu.
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak