NovelToon NovelToon
Pada Akhirnya Aku Menyerah

Pada Akhirnya Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:641.3k
Nilai: 4.6
Nama Author: swetti

Arvania tidak menyangka jika pernikahan yang ia impikan selama ini menjadi pernikahan yang penuh dengan air mata.

Siksaan demi siksaan ia terima dari suaminya. Namun bodohnya Vania yang selalu bertahan dengan pernikahan ini.

Hingga suatu hari Vania tidak mampu lagi untuk bertahan, ia memilih untuk pergi meninggalkan Gavin.

Lalu bagaimana dengan Gavin yang telah menyadari perasaan cintanya untuk Vania setelah kepergiannya?

Akankah Gavin menemukan Vania dan hidup bahagia?

Ataukah Gavin akan berakhir dengan penyesalannya?

Ikuti kisahnya di

Pada Akhirnya Aku Menyerah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran dan Penyesalan

Gavin masuk ke ruang rawat ibunya. Di sana Dokter Petter dan suster Aliya sudah menunggunya. Gavin menghampiri mamanya yang saat ini sedang duduk bersandar pada kepala ranjang.

" Mama." Gavin menggenggam tangan mamanya.

" Gavin." Lirih nyonya Rindu membuat Gavin terkejut.

" Ma, Mama mengenalku? Mama tahu aku Gavin? Apa Mama sudah sembuh? Apa Mama sudah kembali seperti dulu?" Pekik Gavin merasa senang karena mamanya bisa merespon ucapannya.

Nyonya Rindu menganggukkan kepalanya.

" Benarkah Ma?... Aku sangat bahagia akhirnya Mama sudah sembuh, Mama kembali normal seperti dulu, kita akan kembali hidup bahagia bersama Ma." Gavin memeluk mamanya.

" Ini semua berkat nona Vania."

Gavin melepas pelukannya mendengar ucapan dokter.

" Apa maksud anda Dok?" Gavin menatap dokter Petter.

" Istri anda lah yang menyembuhkan nyonya Rindu tuan Gavin, dia yang telah membuat nyonya Rindu kembali normal seperti sekarang ini." Sahut dokter.

Deg....

Lagi lagi jantung Gavin terasa berhenti berdetak. Dadanya terasa sesak dengan penyesalan.

" Bagaimana ini bisa terjadi? Apa istriku pernah datang kemari?" Tanya Gavin seperti orang bodoh.

" Sejak anda kemari terakhir kali, setiap hari nona Vania kemari Tuan, dia membawakan makanan dan merawat nyonya Rindu dengan baik, dia selalu mengajak nyonya Rindu jalan untuk menghiburnya dan membuatnya bahagia." Terang suster.

" Jadi selama ini dia tidak mencari ayahnya tapi merawat mama di sini?" Batin Gavin.

" Sejak kedatangan nona Vania, perkembangan kesehatan nyonya Rindu berubah drastis Tuan, bahkan nyonya Rindu sudah lama tidak mengkonsumsi obat lagi karena nona Vania yang memintanya, ia tidak mau kalau nyonya Rindu ketergantungan pada obat itu, entah terapi seperti apa yang nona Vania lakukan sehingga membuat nyonya Rindu sembuh sekarang ini. Saat ini saya bisa katakan kalau nyonya Rindu benar benar sudah sembuh, anda sudah bisa membawanya pulang ke rumah." Ucap dokter.

Gavin melongo tidak percaya dengan semua ini. Vania yang ia benci dan selalu ia siksa membawa kebahagiaan yang teramat sangat dalam hidupnya.

" Gavin." Panggil nyonya Rindu.

" Iya Ma." Gavin duduk di kursi samping ranjang.

" Dimana Vania? Kenapa dia tidak pernah ke sini menjenguk Mama lagi? Apa dia baik baik saja? Atau dia jadi sakit sakitan? Mama sangat merindukannya, Mama juga ingin berterima kasih sekali lagi padanya Gavin." Ucap nyonya Rindu.

" Berterima kasih untuk apa Ma?" Tanya Gavin mengerutkan keningnya.

" Karena dia telah mendonorkan ginjalnya pada Mama."

Jeduar.....

Seperti di sambar petir untuk yang kedua kalinya, Gavin tidak bisa berbuat apa apa. Lidahnya kelu, tubuhnya kaku, bahkan matanya teramat sulit di kedipkan.

Bayangan noda darah di sprei saat ia menghukumnya berputar di kepalanya. Identitas pendonor yang di sembunyikan, dan pendonor tidak meminta imbalan apapun. Hati Gavin terasa seperti di remas remas, sakit tapi tidak berdarah.

" Gavin." Nyonya Rindu mengguncang lengan Gavin membuatnya tersadar dari lamunannya.

" I.. Iya Ma." Sahut Gavin.

" Ma, darimana Mama tahu kalau Vania yang mendonorkan ginjalnya?" Tanya Gavin.

" Sebelum operasi Mama sempat membuka mata Mama sayang, Mama melihat Vania berbaring di samping Mama, dia tersenyum manis kepada Mama." Sahut nyonya Rindu.

Gavin menatap dokter Petter.

" Itu sebabnya pendonor itu tidak meminta imbalan apapun Dok?" Selidik Gavin.

" Saya tidak tahu pasti Tuan, tapi dokter Anton yang menangani operasi itu mengatakan kalau pendonor nya adalah nona Vania sendiri, namun nona Vania melarang kami semua untuk memberitahu anda, asisten anda juga mengetahuinya karena dia yang merawat nona Vania setelah operasi." Sahut dokter Petter.

" Leon... " Geram Gavin mengepalkan erat tangannya.

" Gavin kamu tidak menjawab pertanyaan Mama, dimana Vania?" Nyonya Rindu bertanya kembali.

" Dia ada di rumahnya Ma, papanya baru saja meninggal jadi dia menemani ibunya." Dusta Gavin.

" Kasihan sekali Vania, kalau Mama tahu ayahnya tiada pasti Mama ke sana untuk menghiburnya." Ujar nyonya Rindu.

" Iya Ma, Ma aku ada urusan sebentar! Mama bersiap sama suster dulu nanti aku akan menjemput Mama." Gavin mencium kening mamanya.

Ia berjalan keluar menuju mobilnya. Gavin melajukan mobilnya menuju kantor untuk menemui Leon.

" Aku akan membuat perhitungan kepadamu Leon.." Ujar Gavin.

Sampai di kantor, Gavin menuju ruangan Leon dengan langkah panjang.

Brak...

Leon menoleh ke asal suara.

" Gavin kau mengagetkan ku saja!"

Bugh...

Gavin memukul pipi kanan Leon.

" Shh... Apa apaan lo Gavin." Teriak Leon.

" Lo yang apa apaan?" Bentak Gavin.

" Lo tahu kalau pendonor ginjal itu Vania, tapi kenapa lo nggak bilang sama gue hah?" Teriak Gavin.

" Oh lo sudah tahu, kalau gue kasih tahu lo emangnya lo mau apa hah?" Teriak Leon.

" Setidaknya gue akan berterima kasih sama Vania dan tidak menyiksanya lagi karena gue berhutang budi padanya." Sahut Gavin.

" Heh berterima kasih, apa benar lo akan berterima kasih padanya? Bahkan setelah apa yang dia lakukan sama lo selama ini, lo masih terus menyiksanya kan?" Ucap Leon membuat Gavin bungkam.

" Kalau lo memang punya perasaan sedikit saja lo tidak akan melakukan semua ini Vin, kalau lo bisa melihat ketulusannya, lo pasti akan menyadari apa yang dia lakukan di belakang lo, setiap hari pergi pagi pulang sore untuk apa, tiga hari tidak pulang dia kemana, dan bahkan aku yakin saat itu kau pasti menyiksanya, apa selama itu lo tidak pernah menyadari luka bekas operasinya? Lo nggak akan pernah tahu karena yang lo tahu dendam... Dendam... dan dendam lo saja!" Teriak Leon.

" Lo tidak pernah menginginkannya, dan setelah dia pergi lo sok sok an ingin mencarinya, setelah lo tahu kebenarannya lo sok sok an ingin berterima kasih padanya, semuanya sudah terlambat Gavin, dia sudah pergi dari hidup lo.... Gadis yang memberikan hidup dan cintanya pada lo, gadis yang telah memberikan kesembuhan pada mama lo, gadis yang sudah mengorbankan nyawanya demi membuat mama lo tetap hidup, kini sudah tiada... Dia telah meninggalkan lo, lo sekarang sendirian Gavin... Lo akan hidup dalam penyesalan seumur hidup lo, lo telah menyia-nyiakan wanita berhati malaikat sepertinya selama ini." Ucap Leon panjang lebar.

Leon mendekati Gavin, mereka saling tatap tiba tiba..

Bug...

" Ini karena lo sudah memukul gue."

Bugh...

" Ini karena lo sudah membuat Vania menderita."

Bugh...

" Ini karena lo berniat melenyapkan anak lo."

Bugh bugh bugh

Leon memukul wajah dan perut Gavin membabi buta. Gavin tidak mampu membalasnya karena saat ini pikirannya melayang entah kemana. Kata kata Leon membuka hatinya yang telah tertutup selama ini.

" Dan yah... Bukan gue saja yang tahu soal pendonor itu, Sandia juga tahu semuanya."

Leon pergi meninggalkan Gavin yang tersungkur di lantai dengan kondisi memprihatinkan. Darah mengalir dari sudut bibirnya, wajah yang semula tampan kini penuh dengan luka lebam.

" Hiks.... " Air mata penyesalan mengalir deras di pipinya.

" Vania.... Maafkan aku! Hiks.... Leon benar, aku telah menyia-nyiakan wanita berhati malaikat sepertimu, aku tidak sadar jika ternyata aku sangat kejam selama ini, aku menyiksa dirimu, aku menyiksa batinmu, tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau bahkan menyelamatkan dan menyembuhkan mamaku, aku menyesal telah melakukan semua ini Vania, maafkan aku! Jika kau kembali padaku aku berjanji akan menebus semua kesalahan ini, aku berjanji akan mencintaimu dan anak kita selamanya hiks... Vania kembalilah! Aku mohon kembalilah padaku!..... " Isak Gavin.

" Vania!!!!!" Teriak Gavin menggema di dalam ruangan Leon.

Siapa yang mau getok kepala Gavin?

Jangan lupa like koment vote dan hadiahnya biar author semangat nih...

Terima kasih untuk kalian yang sudah mensuport author selama ini... Semoga sehat selalu...

Miss U All...

TBC....

1
Nyam Nyam channel
Okeh siap Thor
maaf aku skip aja soalnya menurutku balasan Vania ke gavin gak sebanding sama siksaan Gavin ke Vania soalnya Vania sudah sakit fisik dan mental kalau orang normal paling sudah gila berhubung ini novel ya maha ciptaan author
tapi q coba mau mampir cerita author yang lain
Semoga sukses trus buat author jangan liat yang comen yang buruk buruk" tetep semangat bikin cerita buat para penggemar authornya semangattt /Pray//Pray//Pray/
Alvia Inayati
jgn ksih tau dulu Thor biar lahiran anaknya udah gede
yusuf b
Lumayan
Angelica James
Baby kak.. bukan Babby
Jue
Aku heran dengan wanita seperti Vania yang mudah luluh memberi maaf dengan hanya bermodal kan air liur , Ada banyak benda kita boleh bertolak-ansur dengan kemiskinan tapi harus rajin usaha tapi tidak dengan suami curang , kaki pukul , Kedekut , Zalim pada isteri , Bukan semua manusia itu mudah bertolak ansur kerana rasa sakit itu tidak mudah , Kalau ada yang mahu kembali jatuh ke lubang yang sama ke dua kali itu namanya bodoh bukan lagi cinta .
VANESHA ANDRIANI: makasih suportnya
total 1 replies
Asmarni Marni
knpa sih pelakor bertebaran dimna mna
VANESHA ANDRIANI: kalau g ada pelakor g asyik hhh makasih suportnya
total 1 replies
Nurliana Uteh
Kecewa
Nurliana Uteh
Buruk
Widya Asyanti
bodoh
Widya Asyanti
siksa dulu agak lama
VANESHA ANDRIANI: hh oke oke
total 1 replies
Widya Asyanti
bagus
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih
total 1 replies
Widya Asyanti
bodoh gavin
VANESHA ANDRIANI: iya.. makasih suportnya
total 1 replies
Widya Asyanti
bodoh
VANESHA ANDRIANI: jitak aja kepalanya kak.. makasih suportnya
total 1 replies
Hestika
Geral bukan Gerak
VANESHA ANDRIANI: typo ya kak.. makasih suportnya
total 1 replies
Mesra Turnip
bwahhahh, itu pembalasan untukmu gavven ! semoga outhornya makin semangat oke !!
VANESHA ANDRIANI: siaapp makasih suportnya
total 1 replies
Ony Syahroni
Biasa
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih dah kasih bintang 3
total 1 replies
Ony Syahroni
thank y thor aku akan baca cerita lainnya, sehat sll dan semangat.
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih
total 1 replies
meilanyokey
gampang banget luluhny.... seharusnya kasih pelajaran dulu
meilanyokey: /Good/
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih suportnya
total 2 replies
Ony Syahroni
semuanya thor
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih suportnya
total 1 replies
Kak Jum
menyerahkah sakit lahir n batin buat apa mau tggu
VANESHA ANDRIANI: iya ya.. itulah cinta terkadang membuat kita lemah... Terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!