NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Jejak Bayangan

   Angin dingin masih terasa menusuk ketika Radena dan Frieden meninggalkan Lembah Salju Abadi. Mereka bergerak dengan cepat, menyusuri jalur berbatu menuju kota pelabuhan terdekat, tempat mereka berharap bisa menemukan kapal untuk membawa mereka ke pulau yang ditunjukkan oleh peta baru.

   Meskipun pemandangan putih bersih dari salju yang tak berujung tampak menenangkan, Radena merasa waspada. Perasaan bahwa mereka sedang diikuti tidak pernah benar-benar hilang sejak mereka meninggalkan lembah.

   “Kau masih merasakannya, bukan?” tanya Frieden sambil melirik ke belakang.

   Radena mengangguk. “Ya, mereka masih ada di sekitar. Sekte itu tidak akan menyerah begitu saja.”

   Frieden menghela napas. “Kalau begitu, kita harus mempercepat langkah.”

   Kota Pelabuhan Veyra

   Setelah berjam-jam perjalanan yang melelahkan, mereka akhirnya tiba di Kota Pelabuhan Veyra. Kota ini terletak di tepi sebuah teluk yang dikelilingi tebing curam. Lampu-lampu lentera    bergoyang ditiup angin laut, memberikan suasana hangat di tengah hawa dingin.

   Pelabuhan itu ramai dengan aktivitas. Para pedagang meneriakkan harga barang-barang mereka, dan pelaut sibuk memuat barang ke kapal-kapal besar yang berlabuh.

   “Kita butuh kapal untuk menuju pulau itu,” kata Radena sambil memandangi peta.

   Frieden mengangguk. “Tapi pertama-tama, kita butuh nakhoda yang cukup gila untuk menyeberangi Lautan Badai.”

   Radena memandangnya dengan serius. “Kau tahu seseorang?”

   Frieden tersenyum tipis. “Aku punya kenalan, tapi dia tidak murah. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki sesuatu untuk ditawarkan.”

   Mencari Nakhoda

   Mereka menuju sebuah kedai kecil di dekat dermaga. Bau garam laut dan suara gaduh para pelaut mengisi udara. Frieden memimpin jalan, menghampiri seorang pria tua dengan janggut abu-abu yang duduk di sudut, meminum segelas anggur.

   “Nakhoda Darel,” kata Frieden, suaranya penuh percaya diri. “Aku butuh jasamu.”

   Pria tua itu mendongak, matanya menyipit saat mengenali Frieden. “Frieden? Sudah lama kita tidak bertemu. Apa kau masih berurusan dengan barang-barang terlarang?”

 

   Radena mengangkat alis, tetapi Frieden hanya tertawa kecil. “Aku sudah pensiun dari itu, Darel. Tapi sekarang aku punya pekerjaan penting, dan aku butuh kapalnya.”

   Darel mengusap janggutnya. “Kemana tujuannya?”

   Frieden menunjukkan peta yang menunjukkan pulau tujuan mereka. Mata Darel melebar. “Lautan Badai? Kau pasti gila.”

   “Bukan gila,” jawab Frieden. “Putus asa. Dan kami membayarmu dengan baik.”

   Darel terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. “Baiklah. Tapi ini akan mahal. Kau tahu risiko yang kita hadapi.”

   Radena menyela. “Kami tidak peduli tentang risikonya. Kami harus sampai ke sana.”

   Darel memandangnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Kau pasti sangat berani, atau sangat bodoh.”

   Radena hanya menatapnya tajam. “Kami akan berangkat besok pagi. Bersiaplah.”

   Bayangan di Dermaga

   Malam itu, ketika mereka kembali ke penginapan untuk beristirahat, Radena masih merasa gelisah. Ia berdiri di jendela, memandangi dermaga yang dipenuhi kapal-kapal yang bergoyang pelan di atas air.

   “Radena,” panggil Frieden dari tempat tidur. “Kau harus tidur. Kita butuh energi untuk perjalanan besok.”

   Radena menggeleng pelan. “Aku tidak bisa. Perasaan ini... mereka semakin dekat.”

   Frieden mendekat, berdiri di sampingnya. “Kita sudah melewati hal yang lebih buruk. Apa pun yang mereka rencanakan, kita bisa menghadapinya.”

   Namun, sebelum Radena bisa menjawab, suara aneh terdengar dari luar.

   Clang! Clang!

   Suara itu terdengar seperti logam yang beradu, disertai dengan suara langkah kaki cepat.

   “Cepat!” kata Radena, mengambil tongkat sihirnya.

   Mereka berdua berlari keluar, menuju dermaga. Di sana, mereka menemukan sekelompok orang berjubah hitam yang sedang menyerang kapal Darel.

   “Sekte itu,” bisik Radena.

   Frieden menghunus pedangnya. “Kita harus menghentikan mereka sebelum mereka menghancurkan kapal!”

   Pertempuran di Dermaga

   Radena melompat ke depan, melancarkan mantra pertahanan. “Aegis Ignis!”

   Dinding api muncul di antara para penyerang dan kapal, memaksa mereka mundur. Frieden menyerang dari sisi lain, pedangnya bergerak cepat seperti angin.

   Namun, para anggota sekte itu tidak mundur dengan mudah. Mereka menggunakan sihir kegelapan untuk melawan, menciptakan bayangan yang menyerang Radena dan Frieden dari segala arah.

   “Ini tidak akan mudah,” kata Frieden sambil menghindari serangan.

   Radena mengarahkan tongkatnya ke langit, melantunkan mantra baru. “Luminis Astra!”

   Dari tongkatnya, muncul semburan cahaya seperti bintang jatuh yang menyerang para penyerang satu per satu. Cahaya itu cukup kuat untuk menghancurkan bayangan mereka, memaksa sekte itu mundur.

   Namun, sebelum mereka benar-benar kalah, salah satu dari mereka, seorang pria berjubah dengan topeng perak, melompat ke depan. Ia tampak seperti pemimpin kelompok itu.

   “Putri Aelderia,” katanya dengan suara rendah yang menggema. “Kau tidak bisa lari dari takdirmu.”

Radena mengangkat tongkatnya. “Aku tidak lari. Aku melawan.”

 

   Pria itu tersenyum tipis. “Kalau begitu, aku akan memastikan kau tidak pernah sampai ke pulau itu.”

   Ia melancarkan serangan besar, menciptakan ledakan bayangan yang membuat dermaga berguncang. Radena dan Frieden terlempar ke belakang, tetapi sebelum pria itu bisa melanjutkan serangannya, suara peluit keras terdengar.

   “Berhenti!”

Darel muncul bersama beberapa penjaga kota, memaksa sekte itu mundur. Pria bertopeng itu melirik Darel dengan tatapan tajam sebelum menghilang ke dalam bayangan, bersama dengan anak buahnya.

   Persiapan Berangkat

   Setelah para penjaga memastikan bahwa dermaga aman, Darel mendekati Radena dan Frieden.

   “Kalian benar-benar membawa masalah besar ke dermaga ini,” katanya dengan nada marah.

   Radena menghela napas, berdiri sambil membersihkan salju dari pakaiannya. “Maafkan kami. Tapi kita tidak punya pilihan lain.”

   Darel memandang mereka berdua dengan serius sebelum akhirnya mengangguk. “Kita berangkat saat fajar. Tapi kalau mereka menyerang lagi di tengah laut, aku tidak bisa menjanjikan keselamatan kalian.”

   Frieden tersenyum kecil. “Kami tidak pernah berharap perjalanan ini mudah.”

   Radena, meskipun lelah, merasakan tekadnya semakin kuat. Ia tahu bahwa sekte itu tidak akan berhenti mengejar mereka, tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak akan berhenti sampai kebenaran tentang Astralis terungkap.

   “Ini belum berakhir,” gumamnya pelan, menatap lautan yang gelap di depan mereka.

1
Sriverie
.
Sriverie
awas makhluk /Toasted/
巴耶若果蛇王任何人與您聯絡或查看您在
yah bagus Namun kurang paham bagian alur mau kemanakan mungkin saya kurang baca lebih banyak lagi sampai bab akhir anda up. 😄
Dzira Ramadhan: iya aku bingung🥲
total 1 replies
Sriverie
.
Sriverie
peace
Sriverie
/Hey/
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!