Datang ke Jakarta sebagai saudara tiri baru yang dikenal sebagai ketua OSIS sekolah.
Ini kisah Venera yang mempunyai saudara kembar bernama Venela.
Venera menikmati kehidupan di sekolah nya sebagai murid pindahan, sekaligus ingin membantu percintaan segitiga dari saudara tirinya di sekolah.
Apakah peran Venera sebagai pemain latar akan berubah menjadi sebuah kebencian atau jadi pemenang dihati Aldi? mengingat saudara kembarnya sekarang sudah menjadi pacar dari saudara tirinya.
Ikuti kisahnya Venera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02. Ketos Dan Saudara Tiriku.
Aldi bangkit dari duduk setelah cukup lama menahan nyeri pada barang berharga nya, pacarnya datang untuk membantunya berdiri.
"Sayang lu gak apa-apa kan" Kata Della.
Aldi menerima pertolongan darinya dengan menggenggam telapak tangan Della yang sudah dia tawarkan untuk nya.
Dari kejauhan ada Andara yang melihat dan tersenyum licik dengan perlakuan sok manis nya Della kepada Aldi.
"Caper" Kata Andara, dia langsung cabut ke kelas dengan memerintahkan seluruh teman-teman yang bersamanya.
"Yang nendang tadi siapa? Murid baru ya?" Tanya Della kepada Aldi.
"Sepertinya sih begitu" Jawab Aldi sembari berdesis seperti ular. "Makasih ya sayang" Sambung Aldi.
Della mengangguk senyum dengan memampang puppy eyes nya.
Aldi dibawa oleh Della untuk masuk kedalam sekolah —setelah cukup lama dirinya tergeletak di sekitar area parkir sekolah.
Semua murid tampak terpaku melihat Aldi sebagai salah satu ketua OSIS yang banyak disegani, khususnya pada kaum hawa.
Sampai sekarang, Aldi sendiri diperebutkan dua wanita dalam sekolahan nya.
Melihat dan menjawab sapaan kepada siswa yang menyapanya rutin dilakukan oleh Aldi setiap hari disekolah.
Langkah kaki nya terhenti setelah kakek nya tiba-tiba menghampiri dirinya dan dibawa ke ruangan kepala sekolah.
Ya, kakek nya adalah kepala sekolah di SMAN 08 Jakarta Selatan. Beliau menjabat sudah hampir lima tahun, membawa Aldi belajar di sekolah ini bukan suatu alasan untuk menemani nya di sekolah.
"Duduk dulu nak" Titah sang kakek, bernama Rais Gunawan.
"Baik kek" Jawab Aldi, dengan menyeret bangku dan duduk tenang dihadapan kakek nya. Menatap jam tangan setelah bel masuk itu sudah berbunyi.
"Kakek sudah izin pada Bu Dewi guru yang akan mengajar di kelas kamu, maaf kakek bawa kamu kemari, mau bicara sebentar" Kata Pak Rais.
"Mau bicara apa kek?." Tanya Aldi.
"Barang-barang dirumah lama sudah ada pembongkaran, nanti sore ini kita akan pindah ke rumah baru, tolong nanti sehabis kamu pulang sekolah, tinggalkan kegiatan OSIS kamu dulu ya, bantu meringkas barang di rumah baru" Kata Pak Rais.
"Oke siap kek" Jawab Aldi dengan senyuman.
"Ada satu hal lagi, tolong nanti kamu akur ya sama saudara tiri baru kamu" Kata Pak Rais.
Perkataan nya cukup membuat Aldi mengerut kening, mau bertanya kakeknya lebih dulu menyuruh dirinya untuk pergi ke kelas.
**
Di kelas XII IPS 3
"Perkenalkan nama saya Venera Laviola, saya murid pindahan dari SMA Negeri 12 Kota Bandung, panggil saja Era, mohon bantuan nya kepada teman-teman semua untuk satu tahun ke depan ini, terima kasih" Kata Venera dengan sangat lancar memperkenalkan diri di depan kelas, membuat semua murid kelas itu mendadak bergemuruh dengan siulan dan tepuk tangan.
Tak heran, kecantikan Venera seakan membius pikiran murid-murid kelas XII IPS 3.
Melayang entah kemana pikirannya, ada juga yang menggoda nya, ya orang itu adalah Singgit, sampai akhirnya godaan itu tersudahi ketika Aldi sudah datang di depan kelas sedang mengetuk pintu.
Tok.. Tok..
"Masuk Aldi" Titah Ibu Dewi.
Sekilas dari sudut pandang Aldi menatap gadis yang menyampingkan tubuh dari pandangannya dikira teman sekelasnya sedang dihukum.
Setelah masuk dan melihat lebih detail dari arah depan, Aldi langsung kecut dan membuang wajah.
"Shit, kenapa sekelas bangke" Kata dalam hati Aldi.
"EHHHH DIA LAGI" Pekik Venera lancang menunjuk Aldi karena terkejut dengan kehadiran nya di kelas.
"Kenapa Era? Kamu kenal Aldi?" Tanya Bu Dewi dengan senyum-senyum sendiri.
Venera menggeleng dan meminta maaf, karena tatapan Bu Dewi seakan-akan menahan marah.
"Baik, murid-murid tolong diam dulu" Pinta Bu Dewi. Seketika murid kelas sudah tenang, Bu Dewi langsung memerintahkan Venera untuk duduk di bangku yang kosong.
"Venera" Sahut Ola sembari mengangkat tangan.
"Sini, duduk sama gue" Sambungnya dengan menepuk-nepuk bangku kosong.
"Oh iya tuh kebetulan tempat duduk Ola kosong, kamu duduk disana ya" Kata Bu Dewi.
Venera menunduk kepala hormat "Terima kasih Bu" Katanya. Lalu Era berjalan menuju tempat duduk Ola.
"Hay, nama gue Ola" Sapa Ola mengulurkan tangan untuk berkenalan.
"Hay juga, gue Venera" Jawab Era dengan uluran tangannya.
Saling jabat tangan dan Era resmi mendapatkan satu teman baru.
Pelajaran matematika dari Ibu Dewi sudah hampir setengah berjalan, kebiasaan Era saat sekolah di bandung dibawa Era ke sekolah barunya. Ya, dia mendirikan buku sebagai tameng agar guru tidak melihat kalau dirinya sedang tidur dikelas.
Bu Dewi melihat dari sudut pandang menyamping ketika beliau sedang berkeliling memantau murid sedang mengerjakan soal yang sudah dia terangkan sebelum nya.
BRUK!!
"ARGHHHHH"
Era menjerit kaget dan memasang kuda-kuda setelah mendapatkan penghapus papan tulis yang nyasar kearahnya.
Bu Dewi senyum sambil menggeleng kepala.
Era memasang senyuman kuda dengan dua digit jari peace nya, mengambil penghapus, dan memberinya kepada Bu Dewi.
"Maaf Bu, Era ngantuk banget semalaman ga tidur" Alasan Era.
"Cepat kamu kerjakan soal di depan papan tulis" Titah Bu Dewi.
"O-oke" Jawab Venera.
Aldi menepuk kening sambil menghela nafas panjang-panjang.
**
Sekolah pertama Venera terbilang berjalan dengan sangat baik, walau ada hambatan sedikit dengan perkenalan para siswa kepada nya, terutama untuk cowok.
Era kalau ada cowok yang ingin berkenalan dengannya, Era membalas dengan sangat jutek dan ketus, kadang ada juga yang diabaikan Venera dengan jual mahal nya.
Sore itu Venera langsung pulang ke rumah tanpa keluyuran lebih dulu, mau pergi juga era terbilang sangat awam untuk berpergian — apa lagi belum ada teman yang satu frekuensi dengan nya.
Pintu rumah telah terbuka, dan melihat ada seseorang pria paruh baya yang tengah bersamanya dirumah itu.
"Ma ini siapa?" Tanya Venera.
Pria itu memutar kepala untuk melihat anak dari mantu nya.
Cantik
Begitu pikiran Pak Rais saat melihat Venera dengan kedua mata telanjang.
"Itu kakek baru kamu Ra" Kata Bu Anita sembari masak makanan untuk makan besar sebagai perayaan kecilnya.
Pak Rais dengan senang bangkit dari duduk untuk memeluk cucu tiri nya, venera sedikit terganggu hanya saja dia masih menghormati dan membalas pelukan kakek baru nya.
"Cantik cucu baru kakek" Rayu Pak Rais.
Venera langsung mengumbar senyuman manis yang mengandung diabetes.
Ceklek!
Tiba-tiba pintu rumah dibuka tanpa mengetuk dan memberi sapaan terlebih dulu.
Mengeluarkan sesosok pria yang bernama Rezaldi Algantara, pria itu masih belum sadar kalau ada Venera yang sedang membelalak menatap dirinya.
Menunduk dengan satu kaki terangkat untuk membuka salah satu sepatu nya, lalu berlanjut ke sepatu berikutnya.
Setelah selesai membuka sepatu, kepala nya perlahan mendongak dan memberi salam kepada Ibu baru dan kakeknya yang sudah menunggunya dirumah baru.
"Selamat sore...."
Ucapan nya yang awalnya bersemangat perlahan sayu ketika melihat sesosok Venera berada dirumah.
Venera dan Rezaldi kompak membeku ketika saling menatap satu sama lain.
"Kalian sudah jadi saudara Tiri, jadi yang akur ya untuk Venera dan Aldi" Sambutan Pak Rais, sekedar ingin mencairkan suasana ketika melihat keduanya sedang terkejut.
membawa 1mawar dan iklan biar tmbh semangat
membawa 1 iklan biar tmbh semangat
mampir yuk ke tempat aku. bebas yg mana aja 🙏🏿😘😁
salam dari
"aku dan teman kamarku"