NovelToon NovelToon
Om Pamungkas

Om Pamungkas

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:653.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

" Menikah dengan siapa?! om pamungkas?!!" suara Ratih meninggi, di tatapnya semua anggota keluarganya dengan rasa tak percaya.
" Pamungkas adalah pilihan terbaik untukmu nduk.." suara papanya penuh keyakinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

urusan

Pamungkas membuka pintu rumahnya, membiarkan udara pagi masuk dengan bebas.

kebetulan ini hari sabtu, saatnya untuk tenang dirumah.

Pamungkas si bujang unlimited kata teman temannya selalu menghabiskan sabtu dan minggunya dengan menanam dan membersihkan halaman rumah dinasnya.

" Ijin, selamat pagi!" seseorang lewat di depan rumahnya,

" selamat pagi suami takut istri.." sahut Pamungkas tanpa senyum,

" aduh.. lambemu ( mulutmu ) itu Pam?!" laki laki yang menyapa Pamungkas tadi mendekat, ia menggunakan bahas jawa namun dengan logat timur.

" Kenapa lambeku?" Pamungkas masih sibuk mencabuti rumput.

" Nanti.. ada suatu masa, kau akan lebih menyedihkan dari pada kami ini.."

" maksudmu?" Pamungkas menoleh pada temannya yang duduk di teras rumahnya.

" Kau akan lebih lebih dari kami nanti kalau sudah punya istri.. haa.. lihat saja, kami pasti tertawa.."

" mengada ngada.." Pamungkas melanjutkan kesibukannya.

" Kau itu mau kemana? malah duduk di terasku?" protes Pamungkas,

" aku hanya joging keliling kompi saja, eh.. kebetulan melihat bujang bersih bersih.."

" Kau gatal tidak mengangguku? tidak dirumah, tidak di kantor?" gerutu Pamungkas mengambil sapu lidinya.

" kau juga.. gatal tidak mengejekku?"

" aku tidak mengejekmu frans.. aku mengatakan suatu fakta.."

" Hehh..! dasar.. !"

" nah.. marah, kenapa harus marah? bukankan takut kepada istri termasuk hal yang baik dan mulia?" ujar Pamungkas.

" Wahhh..?! benar benar kau Pam, awas ya kau nanti.. ku awasi kau baik baik setelah menjadi suami!"

Pamungkas tersenyum tipis mendengar itu.

" Awas awas saja.. kau tidak akan melihatnya.." ujar Pamungkas,

" jangan jangan kau tidak suka perempuan ya?" celetuk Rafael serius, dahinya bahkan berkerut,

" aku dan rekan rekan sekantor sudah curiga padamu Pam,

bawa perempuan saja kau tidak pernah..

kau juga selalu menolak setiap di kenalkan perempuan,

jujur saja padaku Pam.. aku akan merahasiakannya..?" Rafael bangkit dan pindah duduk disamping Pamungkas yang melanjutkan kesibukannya membersihkan rumput di sisi lain.

Pamungkas tak menjawab, ia justru mengacuhkan Rafael,

" Ini orang.. aku sungguh sungguh ini..

jujur saja too..

tidak masalah kalau kau mau begitu, asal jangan suka padaku saja..

karena cerewet cerewet begitu istriku cantik.."

Pamungkas melengos,

" ih..! benar benar, ya sudahlah kalau tidak mau bicara.. habis jam lari siang ku ini!" Rafael kesal karena Pamungkas tidak mau bicara,

ia bangkit dan berjalan keluar dari halaman rumah Pamungkas.

Tak lama setelah kepergian Rafael, sebuah mobil CRV berwarna hitam berhenti.

Melihat sosok yang keluar Pamungkas bangkit dengan sigap,

" Sabtu sabtu kok dirumah?" tanya laki laki berusia limapuluh tahunan lebih itu, tubuhnya kurus tinggi.

" Siap..!" jawab Pamungkas dengan postur tegak, dengan segera di cuci tangannya di keran samping rumah, lalu mempersilahkan tamunya masuk.

" Saya buatkan teh sebentar pak..?"

" tidak usah mas, sampean duduk disini saja.. saya mau ngobrol.." ujar rekan sekantor Pamungkas yang sekarang sudah pensiun itu.

" Tumben pak.." Pamungkas duduk tenang,

" saya kemarin lusa dengar kabar.. sampean mau pulang ke malang katanya?" tanya pak Pambudi yang berasal dari solo.

" Wah.. njenengan kok dengar saja kabar pak..?" Pamungkas tersenyum,

" Mas Pamungkas ini gerak geriknya selalu menyita perhatian komandan,

sampean pintar mengambil hati komandan sih.. jadi kalau komandan telfon saya dan sekedar sekedar menanyakan kabar, beliau selalu bercerita tentang sampean mas.."

" aduh.. tidak begitu pak,"

" Yah.. selain komandan ingin menjodohkan putrinya dengan sampean tentunya.."

Pamungkas tertunduk,

" ini kesempatan baik tho mas? kok malah minta ke malang?" tanya pak Pambudi,

" Saya.. tidak punya ambisi apapun pak.." jawab Pamungkas,

" Yo moso tho mas.. eman eman.. ",

Pamungkas hanya tersenyum tipis, namun tidak meninggalkan kesopanannya.

" Ada perempuan yang sudah disimpan di dalam hati mungkin? kok putri komandan secantik itu di tolak?"

Pamungkas menggeleng pelan,

" Tidak ada pak," jawab pamungkas kalem.

" Owalah mas.. serius ndak mau tho mas?"

Pamungkas lagi lagi tersenyum,

" Saya tidak ada pikiran untuk menikah, jujur saja.. dan.. ngapunten (maaf), saya bukan tipe orang yang bisa memutuskan menikah begitu saja tanpa dasar perasaan yang kuat..

masih banyak urusan yang harus saya selesaikan selain memikirkan pernikahan.." jelas Pamungkas, ia tidak ingin membuat orang lain menganggapnya sok atau sombong dengan menolak penawaran yang tidak semua orang bisa mendapatkannya.

" Kalau boleh tau urusan apa yang harus sampean selesaikan mas?" tanya pak Pambudi penasaran,

" Hutang budi pak.. dan harus saya bayar seumur hidup.." jawab Pamungkas membuat pak Pambudi tidak bisa berkata kata lagi.

Hendra sedang sibuk meneliti ruangan demi ruangan yang akan ia gunakan sebagai bengkel onderdil mobil dan motor.

" Iya om?" Hendra menjawab telfon dari Pamungkas,

" Bagaimana? kau cocok?" tanya Pamungkas dari sambungan telfon,

" wah.. ini sih besar om, ukuran satu rumah?!"

" memang aku mencari yang besar, lagi pula itu bangunan lama.. kita hanya perlu merombaknya sedikit.."

" pastinya om.. jadi, kapan om kesini?!" tanya Hendra penuh semangat,

" mungkin minggu depan, aku akan cari pesawat jumat sore.."

" oke kalau begitu om,"

" coba kau cari cari saja pekerja mula sekarang, karena om cuma bisa pulang dua hari saja..

disini om juga harus menyelesaikan banyak hal.."

" beres om.. om santai saja, Hendra pasti akan mengaturnya dengan baik.. tidak ingin mengecewakan kepercayaan om.."

Pamungkas tersenyum,

" Bagus.. setelah bengkel kita buka, kau harus benar benar menabung.."

mendengar kata kata Pamungkas Hendra tertawa,

" aduhh.. iya iya om..?!" jawab Hendra tak begitu serius namun ia terlihat patuh pada Pamungkas.

Pamungkas memandangi seisi rumahnya, setelah mematikan sambungan telfonnya.

Memang tak ada yang spesial, tapi.. rumah ini yang selalu tenang menemaninya.

Menyaksikan segala risau dan kecewanya.

Di hela nafasnya, yah.. lumayan berat..

namun ia sudah harus kembali ke malang,

sesuai perkataannya pada pak Pambudi,

ada hutang budi yang harus ia balas.

Sebelum meninggal, ibunya berpesan untuk menjaga keluarga itu dengan baik,

karena tanpa ayah tirinya ia tidak bisa mendapat kenyamanan hidup seperti sekarang.

Keluarga kakak tirinya memang sudah sangat cukup, bahkan tidak kekurangan,

namun melihat Hendra yang dewasa usianya saja itu membuat Pamungkas cemas.

Ia takut keluarga itu akan jatuh begitu saja jika Hendra tidak di benarkan pola pikirnya mulai sekarang.

Belum lagi Ratih, entah apa yang keponakannya itu kerjakan sekarang,

Pamungkas tak pernah mencari tau sedikitpun.

1
Merry Napitupulu
Alur ceritanya bagus
Shanty
ih mas hen omongan ku iku... 🤣
Deodoran
astaga om....meleyot aku baca kisahmu
Deodoran: klik aca tautannya kak
Muhammad Rizkykurnia: om pamungkas lihatnya di mana,pingin baca
total 2 replies
Deodoran
keren ceritanya thor...🥰
Fardiana Hamsah
Lumayan
ione
Luar biasa
Kazugata
ayah pamungkas seorang NPD, kisahmu hampir sama kayak cerita hidupku om
Kazugata
suka bgt dgn cerita² novel mu Thor
Zulaika Liza
Lumayan
Zulaika Liza
Kecewa
Maryam
Luar biasa
Rima baharudin
duh gimana ga marah sih tias.....
emang kamu pikir si ratih itu ga punya hati apa.....
luka karna dikhianati sama org terdekat itu susah sembuhnya, kamu malah ngerecokin si ratih mulu
slading online juga nih
Filihatul Ibriza
ceritanya bagus" alur ceritanya kata" semuanya bagus terbaik🤩
itin
sabar toh om pam...
istri rasa ponakan itu perlu pemahaman yang besar 😆😆
Arka Abian
bagus sekali cerita👍👍
Indira Yulianti
Luar biasa
Qaisaa Nazarudin
Noh malu kan kamu?? Makanya jangan bersikap seperti anak kecil,Kalo ada masalah itu di bicara dan di tanya baik2,Sia2 kan kamu menangis kayak orang sewel .ckk..
Qaisaa Nazarudin
Dari awal bab sampai ke akhir bab,Yg ada masalahnya kebanyakan teka teki,bikin readers pusing,Harusnya Ratih jujur apa penyebab kebenciannya ke pamungkas,kalo karna Sekar,bilang dan tanyakan apa hubungan mereka, Sekarang Ratih terlalu banyak berandai2 main hakim sendiri,tanpa tau kebenarannya, Kesel aku bacanya,..🤦
Qaisaa Nazarudin
Ckk anak udah gede juga,Ratih perlu ketenangan,biarkan dia menenangkan dirinya,Kita sebagai ortu berdoa saja,itu lebih bagus .
Qaisaa Nazarudin
Awalan yg penuh teka teki,Apa yg sebenarnya terjadi??🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!