Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Pergi Ke Kampung Nenek
POV Nayla
Aku memasukkan beberapa baju yang akan dia bawa ke Bandung, hanya 4 pasang selebihnya aku akan membelinya di sana. Aku sudah memantapkan hatinya untuk menutup auratnya walaupun belum memakai baju syar’I seperti mamahnya dan kakaknya Rangga.
Aku mengirimkan pesan kepada Rangga kalau besok, aku akan berangkat ke Bandung untuk menemani mamah pulang kampung. Aku segera tidur agar besok tidak terlambat bangun karena kereta yang membawa kita akan berangkat pukul 6 pagi.
*****
Keesokkan paginya, setelah sholat subuh aku segera bersiap berangkat ke stasiun. Mamah hanya mambawa tas yang berisi oleh-oleh untuk nenek dan saudaranya di sana.
Aku terus saja menguap sepanjang perjalanan.
“Mah, aku cari minum dulu ya” Ucap Ku karena aku sangatlah mengantuk
“Iya, jangan lama-lama 15 menit lagi keretanya datang” Jawab Mamah aku balas mengangguk
Aku segera bergegas mencari penjual kopi, karena tidak melihat kea rah depan aku akhirnya menabrak seseorang.
“Astagfirullah, maaf saya tidak seng…. Kamu ?, kamu yang nyeramahin saya waktu di pemakaman minggu lalu kan ?” Tanya ku dengan mata menyipit
“Anda terlihat lebih cantik dan anggun memakai jilbab seperti ini, maaf saya permisi. Assalamu’alaikum” Ucap pemuda tersebut lalu pergi meninggalkanku
“Wa’alaikumsalam, dasar aneh” Jawab ku lalu melanjutkan langkah mencari pedagang kopi
Saat melihat seorang anak yang menjual kopi aku langsung menghampirinya.
“Dek, kopi di seduh berapa ?” Tanya ku kasihan sekali masih kecil tetapi sudah berjualan seperti ini
“5 ribu kak satu gelasnya” Jawab anak kecil itu
“Kakak mau 2 yah” Ucap ku, dia pun langsung membuatkan kopi pesanan ku
“Oke kak” Jawab anak kecil itu
Setelah menunggu 5 menit anak kecil itu memberikan pesananku …
“Ini kak pesanannya” Ucap Anak itu
“Rotinya berapa dek ?” Tanya ku
“Yang kecil 3 ribu kalau yang besar 5 ribu kak” Jawab Anak itu
“Kak beli yang kecil 2 yang besar 1 ya” Ucap Ku
“Ini kak jadi semuanya 21 ribu” Jawab Anak itu
“Dek kamu gak sekolah ?” Tanya ku penasaran
“Baru pulang kak, terus bantuin ibu jualan karena ibu langsung bantu-bantu di rumah oaring lain kak” Jawab Anak itu
“Kalau bapak kamu dimana dek ?” Tanya Ku penasaran
“Bapak udah gak ada kak, kata ibu bapak meninggal karena udah maling beras terus di pukulin sampai meninggal karena ketahui nyuri beras” Jawab Anak itu sambil menunduk sedih membuat ku menyesal menanyakannya
“Astagfirullah, kamu yang sabar ya dek. Maaf kakak, udah bertanya tentang bapak kamu. kamu harus kuat, karena Allah sedang menyiapkan hadiah yang sangat indah untuk adek di kemudian hari” Jawab Ku
“Iya kak gak papa, makasih kak” Ucap Anak itu
“Sama-sama, oh iya kakak belum membayar ya. Ini uangnnya” Ucap Ku memberikan uang serratus ribu
“Tapi kak, aku belum ada kembaliannya. Uangnya udah ibu ambil tadi” Jawab Anak itu
“Kembaliannya buat kamu aja, buat jajan kamu” Ucap Ku
“Gak usah kak, terimakasih” Jawab Anak itu menolak dengan halus
“Jangan menolak rezeki dek” Ucap Ku
“Kalau begitu terimakasih ya kak” Jawab Anak itu
“Sama-sama dek” Ucap ku
Aku kembali tepat pada saat kereta datang, aku membiarkan mamah duduk di dekat jendela. Aku memejamkan mataku sambil mendengarkan suara mamah mengaji, walau pun lirih tapi aku masih bisa mendengarnya.
“Maaf boleh saya duduk di sini ?” Tanya seorang laki-laki membuatku membuka mata saat melihatnya ternyata pemuda yang ku tabrak tadi
“Silahkan nak” Jawab Mamah
“Kamu dari mana nak ?, siapa nama kamu ?” Tanya Mamah
“Saya Riqza bu, saya dari rumah nenek mau pulang ke Bandung” Jawabnya sambil tersenyum
“Saya Rasti, ini anak saya Nayla” Jawab Mamah sambil memperkenalkaun diriku
“Di Bandung tinggal dimana ?” Tanya Mamah berlanjut
“DI pondok pesantren Al-Mukmin bu” Jawabnya
“Masyaallah itu dekat sama rumah ibu, kamu disana mondo kapa gimana ?” Tanya Mamah
“Rumah saya di sana bu” Jawab Gus Riqza
“Kamu anak abah Rahman ?” Tanya Mamah dengan mata terbelalak
“Iya bu” Jawab Riqza sambil tersenyum malu
“Saya dulu waktu masih di Bandung suka sekali ikut acara pengajian beliau” Ucap Mamah
Entah apa lagi yang mamah tanyakan atau yang mereka bicarakan karena aku sudah terlelap dan berkelana di alam mimpi. Hampir 3 jam akhirnya kereta yang membawa mereka sampai di stasiun Bandung, aku merenggangkan tubuhku lalu menyeret koper kecilku.
Laki-laki yang bernama Riqza itu berpamitan kepada kami dengan mennagkupkan kedua tangannya di depan dada.
*****
Cekrek
Aku memoto kereta lalu mengupload di media sosial dengan Caption ‘Selamat Datang Di Kota Kembang’, aku dan mamah menaiki taxi untuk menuju rumah nenek. Kami tiba di rumah nenek yang di sambut oleh tante Fitri adiknya mamah sudah menunggu kami di depan rumah.
“Assalamu’alaikum dek” Ucap Mamah
“Wa’alaikumsalam, teteh gimana kabarnya ?. Maaf waktu a Handa meninggal kami gak bisa datang” Ucap Tante Fitri
“Gak papa dek” Jawab Mamah
“Masayallah kamu cantik sekali pakai jilbab, tante sampai pangling” Ucap Tante Fitri memujiku membuatku tersipu malu
“Riki mana tante ?” Tanya Ku sembari berjalan memasuki rumah
“Lagi ambil mangga di belakang, kesana aja kalau mau” Jawab Tante Fitri
“Iya nanti tante, mau ketemu nenek dulu” Ucap Ku
Aku melihat nenek memeluk mamah dengan derai air mata, aku masuk dan langsung memeluk mereka berdua.
“Nene, Nay kangen sama nenek” Ucaku sambil mengecup pipi nenekku
“Dasar anak nakal, kalau kamu kangen kenapa gak telpon nenek saja” Jawab Nenek membuat mamah terkekeh sedangkan aku mengerucutkan bibirku
“Cucu nenek yang paling cantik” Ucap Nenek
“Ya iyalah paling cantik, orang cucu perempuannya Cuma aku aja” Protes Ku di sambut tawa Nenek
“Aku mau bantu Riki manen mangga di belakang ya nek” Ucapku
“Tapi jangan manjat ya dek, ingat adek pakai gamis dan jiga sudah berhijab jadi perilakunya juga harus di jaga” Ucap Mamah mawanti-wanti
“Siap kanjeng ratu” Jawab Ku membuaat nenek tertawa dan aku langsung ke belakang rumah nenek
“Manjat aja atuh Ki” Ucap Ku saat melihat Riki yang kesusahan mengambil mangga menggunakan gantar
“Teteh udah datang ?, kirain nyampenya nanti sore” Tanya Riki
“Jangan panggil teteh, panggil Nayla aja kita kan seumuran Ki” Protesku
“Iya iya, apa kamu mau manjat ?” Ucap Riki
“Gak bisa” Jawab ku
“Kenapa ?, kan kamu yang suka manjat” Tanya Riki
“Gak lihat aku pakai gamis sekarang, masa iya udah cantik-cantik gini di suruh manjat” Jawab Ku
“Wah sekarang udah jadi ukhty nih” Ucap Riki meledek ku
“Gak usah meledek ya, cepat majat sana” Titah ku
Aku mengarahkan Riki yang sudah di atas pohon.
“Itu yang ada di atas kepala kamu Ki, iya itu. Sini aku tangkap buahnya tapi satu-satu ya” Ucap Ku
“Iya bawel” Jawab Riki
“Biarin” Jawab Ku
“Wah dapat banyak nih” Ucap Om Riko yang baru pulang dinas
“Om makin gagah aja pakai seragam” Ujar Ku melihat Om Riko yang memakai seragam polisinya dan aku langsung mencium tangannya
“Kamu juga cantik pakai jilbab” Jawab Om Riko
“Udah Riki turun, buah yang di ambil kemarin kamu kumpulin terus bawa ke pesantren. Ajak Nayla juga biar sekalian jalan-jalan” Ucap Om Riko
“Iya ayah” Jawab Riki sambil turun dari pohon
“Om masuk dulu ya” Ucap Om Riko
“Iya om” Jawab Ku
*****
Sekitar pukul 4 sore aku dan Riki membawa 1 keranjang besar buah mangga yang banyak ke pondok pesantren, aku juga sudah meminta izin pada mamah. Aku duduk di samping kemudi karena Riki membawa mobil.
“Aku udah bisa bawa mobil tapi belum di bolehin bawa sendiri” Ucap Ku karena merasa iri karena Riki di perbolehkan oleh tante dan om
“Nanti pulangnya teteh aja yang bawa mobil” Jawab Riki
“Ih udah di bilangin jangan panggil teteh” Ucap Ku kesal
“Iya iya, udah hampir sampai tuh pesantrennya” Jawab Riki
PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN tertulis di depan gerbang, di sampingnya ada 3 toko, minimarket, toko baju khusus wanita dan toko baju khusus wanita.
“Di sini baju-bajunya bagus-bagus loh Nay, aku juga kalau mau beli baju suka di sini” Ucap Riki menjelaskan karena melihatku melirik kearah toko pakaian tadi
“Yau dah nanti beli sekalian, aku Cuma bawa baju sedikit” Jawab Ku saat mobil berhenti di halaman pesantren
Aku segera keluar dan ada seorang pemuda yang menghampiri kami.
“Kang mau cari abah sama umi ?” Tanya pemuda itu
“Iya Asep” Jawab Riki
“Silahkan masuk kang, teh” Pemuda itu mempersilahkan
“Tapi abah sama umu sedang keluar kang, yang ada gus Riqza” Lanjutnya
“Gus Riqza ?” Tanya Ku
“Anaknya pemilik pesantren ini” Jawab Riki
“Ohhhh” Ucap Ku
“Silahkan duduk saya panggilkan gus Riqza dulu” Ucap pemuda itu
Aku dan Riki duduk di ruang tamu menunggu yang punya rumah datang.
“Assalamu’alaikum” Ucap Seseorang
“Wa’alaikumsa_lam” Jawab Ku
Gus Riqza tersenyum lalu menundukkan pandangannya setelah menyalami Riki.