Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shafa terluka
Waktu berlalu Alpha menyibukkan diri begitupun juga Shafa, setelah puas berlibur di jogja bersama Ameria Alpha fokus kembali pada perusahaan dan pekerjaannya,
Sementara Shafa fokus pada pekerjaan dan kuliah yang sudah mulai dia lakukan, Dia ingin benar-benar memanfaatkan kesempatan yang Alpha berikan pada dirinya.
Ada yang berubah pada Alpha, semenjak Shafa hadir di kehidupannya, Alpha jadi lebih sering mengunjungi rumahnya yang di tempati Shafa dan adiknya itu, rumah yang hanya dia kunjungi saat rindu-rindunya dia pada almarhum sang Mama.
"Aaaaaaaaaaa!!!!"
"Ckkk, brisik tau!!! " Alpa melempar handuk pada Shafa yang menjerit karena dia yang muncul mendadak dari dalam kolam renang.
"Astaghfirullah!!! Kakak kapan datang?? bukannya kemarin bilang mau ke Korea??? " Tanya Shafa menutup mata saat Alpha berdiri, karena polos atas saja sementara yang lain hanya benda kecil dan pendek yang bosnya kenakan.
Shafa berbalik arah "Astaghfirullah, ampuni aku ya Allah. " Kata Shafa melangkah pergi.
"Sial, kaya lihat setan aja!" Kesal Alpha
"Cil!!!! Buatkan aku coklat hangat!!! " Kata Alpha sambil menatap perginya Shafa.
Alpha menatap tubuh yang sudah semakin berisi setelah tinggal bersamanya itu, tulang kering berjalan itu kini sudah berisi daging, dan wajah tirus itu kini sudah berisi dan semakin ayu, bahkan kulit kuning itu semakin bersinar kas kecantikan Asia khususnya pulau jawa.
Alpha memakai handuk agar tak ada teriakkan histeris dari wanita kecil yang sudah bekerja padanya itu, semakin hari penampilannya semakin modis dan cantik meski tetap sederhana.
"Ini Kak. " Suara Kenzie menghancurkan lamunan Alpha.
"Kok kamu sih?? Kakakmu kemana??? " Tanya Alpha kesal karena Kenzie yang mengantar pesanan minumnya.
"Masak kak untuk sarapan dan katanya akan masuk kuliah hari ini ujian semester katanya. " Jelas Kenzie.
"Kakak Alpha butuh apa biar saya bantu. Saya sudah libur semester. " Jelas Kenzie sopan.
"Ken??? " Panggil Alpha pada Kenzie agar lebih dekat.
"Ya Kak?? " Kenzie pun mendekat dan berdiri di samping Alpha duduk bersandar di kursi santainya.
"Menurut kamu aku ganteng gak?? " Tanya Alpha yang membuat Kenzie mengerutkan keningnya penuh tanya.
"Ganteng, kaya baik hati kak kenapa memang??? hanya orang yang gak normal yang bilang kak Alpha gak ganteng. " Jawab Kenzie jujur.
"Tapi kenapa kak??? " Tanya Kenzie heran.
"Udah gak papa kamu boleh lanjut cuci mobilku. " Kata Alpha mengusir Kenzie.
"Berarti mata kakakmu buta bilang aku om-om. " Batin Alpha sambil minum minumannya setelah Kenzie pergi.
***
Malam.
Hujan deras sekali dan Shafa belum pulang Kenzie menunggu di depan pintu berkali-kali menengok suara mobil atau motor berhenti namun tak kunjung datang sang kakak tercintanya.
Alpha masuk memakai mobilnya heran melihat dari dalam mobil, lalu sedikit membuka kaca dan bertanya.
"Kamu ngapain mondar-mandir kaya setrika??? " Tanya Alpha.
"Kak Shafa gak pulang kak, handphone miliknya juga susah di hubungi, padahal jadwal ujiannya harusnya siang tadi sudah selesai. " Kata Kenzie khawatir.
"Tunggu di rumah aku yang cari!!!" Alpha pun kembali keluar menuju kampus tempat Shafa kuliah.
Membelah jalan dengan laju yang cukup membuat dada pengendara lain ngeri dan ngilu karena hampir membuat kecelakaan orang lain jika saja tidak pandai menyeimbangkan laju mobilnya juga kendalinya dengan baik.
Di kampus Alpha melihat sudah sepi namun di parkiran masih ada beberapa motor termasuk motor Shafa yang terlihat bannya bocor.
Menyusuri kampus itu namun tak terlihat Shafa ada di sana hingga Alpha menemui satpam yang berjaga namun mengatakan jika Shafa sudah keluar dari kampus sedari tadi.
***
Di tempat lain.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!"
"Tolonggggggg!!!!!!!!! "
"Tolonggggggg!!!!!
" Lepas!!!!"
Duuugggg!!!!
"Aaahhhssss Sial!!!
"Auuuuhhhhh!!!"
Shafa menendang benda keramat yang menjadi titik sakit teman sekampusnya itu dengan kakinya hingga pemiliknya mengaduh, Shafa tak pernah berpikir jika tawaran pulang bersama tadi bukan niatan tulus dan baik.
Shafa bangkit namun tamparan keras mendarat di pipinya hingga darah segar mengalir di sudut bibirnya.
"Jangan sok jual mahal kamu!!! Gadis kere kaya kamu pasti udah biasa jual dirikan!!! Gak usah muna!!! Jakarta keras asal kamu tau!!! " Teriak pemuda yang mencoba melecehkannya sembari menarik jilbab Shafa, rasa sakit hati karena sering di acuh kan oleh Shafa membuat dia nekat melakukan hal ini.
Brakkkkk
Brukkkkk
Duuughhh
Duuughhh
Plakkk
Plakkkk
Sementara Alpha terus mencari hingga sampai di titiknya sekarang. Dada Alpha terasa sesak panas saat melihat apa yang dia lihat dari kejauhan, rasa khawatir berlebih itu semakin membuat langkah kakinya turun dari mobilnya dan setengah berlari saat menyaksikan mobil bergoyang hitam di tepi jalan nan gelap yang sepi dan jarang di lalui orang itu.
Alpha yakin gps dari ponsel Shafa mengarah ke tempat itu, dan semakin yakin saat titik letaknya pada mobil hitam bergoyang itu, perasaan marah dan tidak-tidak semakin terbayang di kepalanya.
Langkah kakinya sudah dekat dan suara seorang pria membuat kepalan kuat di tangannya semakin membuat dia meradang dan tersulut emosi.
"Jangan sok jual mahal kamu!!! Gadis kere kaya kamu pasti udah biasa jual dirikan!!! Gak usah muna!!! Jakarta keras asal kamu tau!!! " Teriak pemuda dibalik Mobil itu.
Alpha membola saat tangan pria itu menarik jilbab Shafa hingga rambut hitam indah itu terburai menutup wajah cantik Shafa, bahkan laki-laki itu terus mencengkeram tangan Shafa lalu menindihnya.
Brakkkkk
Brukkkkk
Duuughhh
Duuughhh
Plakkk
Plakkk
Alpha kalap dan memecahkan kaca depan pria itu, tangan dan kakinya tak bisa diam untuk membuat pria tak beradab lumpuh rasanya.
Alpha dan pria itupun berkelahi, Alpha kalap bahkan saat laki-laki itu sudah terkapar tangannya ingin mengambil pecahan kaca dan ingin menancapkan kaca itu ke mata yang sudah terpejam namun sudah lancang menikmati rambut dan kulit indah Shafa.
Shafa berlari dengan setengah pincang dan menahan kaca di tangan Alpha itu dengan derai air matanya, gadis itu sudah berhijab kembali dengan baju yang sudah sobek di beberapa sisi.
"Kakak!!! Tolong bawa Aku pulang!!!"
"Aku takut!!!"
"Jangan jadi pembunuh!!!"
Alpha tersadar lalu bangkit dan memeluk tubuh kecil di hadapannya itu, jika saja dia terlambat dan pria itu sudah menodai Shafa, Alpha akan membunuh pria itu pikirnya dengan penuh penyesalan.
"Bodoh!!!!"
"Jangan percaya laki-laki manapun, kecuali Kenzie dan aku!!! " Alpha melepas Shafa dan memakaikan jasnya untuk menutup tubuh kecil yang menggigil ketakutan itu.
Alpha tinggalkan pria yang terkapar tak sadarkan diri karena tangannya itu, kemudian membawa Shafa masuk ke mobilnya setelah itu kembali ke lokasi untuk menghubungi polisi dan pengacaranya.
Alpha ingin pria itu di penjara dan di keluarkan dari kampusnya, dan mendapatkan hukuman seberat-beratnya atas tindakan yang dia lakukan pada Shafa.
***
Alpha membawa Shafa ke rumah sakit, gadis itu mengalami trauma dan kakinya menginjak kaca lumayan dalam sehingga perlu penanganan dokter, tubuhnya juga lebam wajahnya juga akibat ulah pria kurang ajar tadi.
"Alpha!!!"
"Kamu gimana sih???"
"Aku titip baik-baik gimana bisa dia luka begitu???"
Zea mengomeli Alpha bahkan kata hormat Kak dan embel-embel lainnya tak dia gunakan sama sekali.
"Jangan brisik yang! " Al Jovano memeluk Zea agar tenang.
"Tapi Alll!!! Alpha teledor." Zea melepas pelukan Al Jovano lalu mendorong Alpha kesal.
"Tanggung jawab!!! Nikahi dia." Kata Zea lalu masuk ke ruang dimana Shafa berbaring dengan selang infus di tangannya.
"Kak Zea." Shafa menangis dalam dekapan Zea menumpahkan rasa takut dan sedihnya.
"Aku kotor Kak! " Shafa berkata dengan pilu.
"Stttt kamu gak papa, kamu gak kotor! Pria itu dan otaknya yang kotor, dia akan mendapatkan balasan yang setimpal. " Ucap Zea.
Zea tenangkan Shafa dengan pelukan, niat hati ke Jakarta ingin berlibur bersama namun saat tiba di kediaman ayah haris, Zea mendapatkan telfon dari Kenzie juga asisten Alpha tentang kondisi Shafa, maka Zea dan suaminya pun langsung pergi ke rumah sakit ini.
"Tapi laki-laki itu sudah menyentuh ku Kak."
"Aku ingin kembali ke jogja saja, Aku takut di sini." Kata Shafa.
"Ok, Esok setelah urusan ini selesai kamu ikut aku ke jogja saja."
"Maaf sudah membuat kamu begini, aku salah mengirim kamu ke Jakarta. " Zea merasa ikut bersalah atas peristiwa yang menimpa Shafa, seandainya tak dikirim ke Jakarta untuk bersama Alpha mungkin ini tidak akan terjadi.
***
Terimakasih yang masih setia membaca🤗🙏🙏
Aq blm tav vaf nih 🤭