Suaminya berkhianat dan selalu mengabaikan nya, Calista malah tak sengaja bermalam dengan seorang Office Boy hotel tempat dia dijebak.
"Kamu masih perjaka?" tanya Calista pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.
"Ya, Nona."
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Kita akan jadi kekasih!" tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang telah ia lakukan.
"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."
"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanaan atau keperjakaan sangat penting!"
Siapa sangka, ternyata lelaki itu bukan lah seorang OB biasa... akan tetapi seorang Bos besar misterius yang menyembunyikan identitas aslinya dari Calista dan pria itu mencintai Calista dengan ugal-ugalan!
Bagaimana rasanya dikhianati dan diabaikan suami lalu diceraikan, namun malah dicintai secara ugal-ugalan oleh kekasih misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 14.
Acara makan malam pun tiba pada waktunya, satu persatu orang-orang yang ikut dalam projects sinetron yang akan mencapai 200 episode berdatangan, mereka mengadakan acara makan malam hanya untuk saling mengenal.
Project ini akan dilakukan seminggu dari sekarang, dari pihak Production House ingin seluruh tim kompak. Bahkan pemilik PH datang langsung ke pertemuan, sebab mendengar tentang audisi yang menegangkan dia ingin bertemu secara langsung dengan Calista.
Adele dan Andrean belum hadir, ternyata setelah tidak terpilih menjadi pemeran utama kedua orang itu tetap menyanggupi menjadi peran pendukung pemeran utama. Jika bukan ingin menyulitkan Calista, Adele tidak sudi mengambil peran pendukung. Wanita sombong itu sudah terbiasa menjadi yang pertama, begitupun Andrean terpaksa mengambil peran demi memata-matai Calista di lokasi syuting nantinya.
Sampai akhirnya Adele datang dengan menggandeng lengan Andrean. Meski Andrean sangat marah pada Adele karena perbuatan penjebakan selingkuhan nya itu pada Calista, tetapi mereka berdua harus mendatangi acara makan malam dan tampil dengan wajah bahagia.
"Kalian sudah datang?" sapa pemilik PH.
Keduanya menampilkan senyuman, bagaimana pun pemilik PH harus mereka hormati.
Andrean mengulurkan tangan, "Selamat malam Pak Haris."
Pak Haris menerima jabat tangan Andrean, kali ini wajahnya kurang bersahabat karena mendengar saat audisi akting Andrean sangat kacau.
Saat Andrean dan Adele akan duduk disana bergabung di meja bersama para petinggi dan orang-orang penting seperti para sponsor. Pak Haris langsung angkat bicara. "Cari lah meja kalian sendiri!"
Wajah Andrean dan Adele sontak memerah karena malu, dengan hati berat keduanya mencari meja dengan nama mereka. Tiap meja akan disematkan nama masing-masing di tempat duduk mereka.
Meja Andrean dan Adele bergabung dengan aktor dan aktris pendukung lain, bahkan mereka seperti menahan tawa mereka karena melihat tingkah memalukan keduanya di meja para petinggi.
"Jangan pikir karena aku duduk dengan kalian, derajat kita sama! Walaupun aku jadi peran pendukung... tapi Ayahku tetap salah satu investor terbesar di projek sinetron ini! Jangan berani macam-macam padaku!" Adele mengangkat dagunya tinggi, menatap tajam ke arah para artis di meja itu.
Tak ada yang berani terang-terangan melawan dan menggosipkan wanita sombong itu, karena mereka tahu jika menyinggung Adele maka kehidupan mereka di dunia hiburan tak akan tenang dan berakhir seperti beberapa artis yang karirnya hancur akibat bersinggungan dengan Adele.
*
*
*
Beberapa waktu lalu, Calista menerima gaun dari tim produksi dan mengatakan ia harus memakai nya karena itu pemberian dari salah satu sponsor. Bukan hanya itu, Calista sudah merias wajahnya di salon tapi make up artist malah datang ke apartemen nya.
"Tapi saya tak memerlukan riasan yang berlebihan, saya rasa make up saya yang sekarang sudah cukup." Calista berusaha menolak.
"Maaf, Nona Calista. Tapi kami dikirim oleh Tuan Ravindra sebagai investor, Beliau bilang dia ingin artis yang ia dukung... akan tampil luar biasa cantik malam ini. Kata Tuan Ravindra, kesan pemeran utama harus bisa menjual dan para sponsor akan sangat senang dan akan banyak mempromosikan produk mereka. Ini semua demi keuntungan, harap Nona menghormati Tuan Ravindra."
Mutia melihat keraguan Calista, lalu menarik Calista duduk di depan meja rias. "Jangan banyak berpikir, semua sumber daya ini berhak kamu dapatkan. Ingat Calista! Kamu calon bintang masa depan! Kamu adalah pemeran utama di projek ini jadi harus menjadi wanita tercantik disana...!"
Para MUA ikut tersenyum, mereka dibayar oleh Bram atas perintah Ravindra. Pria itu akan melakukan semuanya demi menunjang karir Calista, dia akan selalu berada di belakang Calista memberi support dan sumber daya tak terbatas pada wanita itu agar Calista menjadi bintang paling bersinar di dunia.
•
Sementara Bara sedang duduk di ruangan perusahaan milik Ravindra, pemuda berusia 25 tahun itu sangat gugup karena akan bertemu dengan orang yang memerintah nya merebut peran Andrean.
Pintu terbuka dan Bram masuk lebih dulu, Bara langsung bangun dari duduknya dan bersikap hormat pada Bram. Mereka pernah bertemu sekali, saat Bram meminta Bara mengambil project.
"Tuan Ravindra akan masuk sebentar lagi." Ucap Bram.
Bara mengangguk paham, dia ingin tahu seperti apa wajah orang yang juga menyimpan ketidaksukaan pada Andrean seperti dirinya.
Tak
Tak
Tak
Bunyi sol sepatu beradu dengan lantai marmer terdengar, membuat jantung Bara berdetak kencang saking gugupnya.
Tak lama muncul sosok Ravindra yang penuh kharismatik meski baru berusia 26 tahun, namun kedewasaan nya sudah sangat terlihat. Dengan rahang yang kokoh dan mata tajam setajam elang dipadukan dengan setelan Bos besar yang serba mahal, membuat Bara merasa kerdil di hadapan Ravindra.
Bara tentu tahu barang-barang bermerek mahal dan jam tangan yang dipakai Ravindra bahkan adalah limited edition yang hanya ada 7 buah di dunia.
Sial! Sebagai lelaki aku sangat iri dengan kesempurnaan nya!
Bara mengakui dia jauh berbeda dengan Ravindra. Meski dia termasuk aktor papan atas dan mempunyai penghasilan besar dulunya, tapi dia tak se Crazy Rich pria berkuasa di depannya itu.
"Tuan Ravindra, senang bertemu dengan mu." Bara mengulurkan tangan, namun karena Ravindra tak menyambut nya Bara kembali menarik tangannya.
"Duduklah." Titah Ravindra.
Bara dengan gugup duduk di seberang Ravindra, aura dingin yang terpancar dari tubuh Ravindra membuatnya tak tenang.
"Kerja mu bagus, kau mampu merebut peran itu dari Andrean! Uang akan dikirim sekarang, sesuai kesepakatan... 10 miliar! Mengenai bukti-bukti tentang kejahatan Andrean, aku akan menyerahkan padamu setelah project ini selesai. Aku tidak ingin skandal Andrean akan berdampak pada Calista disaat wanita itu baru saja meniti karirnya yang cemerlang! Aku harap kamu dapat bekerjasama!" Ravindra menjentikkan jarinya, Bram maju dengan membawa sebuah kotak.
Kotak itu ditaruh di atas meja, Bram membukanya dan mata Bram terbelalak.
"Aku tau kamu hobi mengoleksi mobil-mobil sport! Ini adalah kunci mobil sport edisi terbaru dengan harga 12 miliar, kau bisa mendapatkan nya tapi dengan satu syarat." Ravindra menyilangkan kedua kakinya, menegakkan punggung dan menatap tajam Bara.
"Apa syaratnya, Tuan?" Bara begitu antusias.
"Aku akan mempercayakan keamanan Calista padamu di lokasi syuting, meski aku mengirim orang-orang ku untuk melindungi nya... tapi mereka tidak bisa berbaur di lokasi syuting tanpa identitas. Jadi, kau harus menjaga Calista agar tidak mendapatkan masalah. Kau mengerti?"
Bara langsung mengangguk dengan tegas, "Saya akan menjaga Calista, Tuan. Tapi, ngomong-ngomong... atas dasar apa saya menjaganya? Apa Anda menyukai Calista atau dia kekasih Anda? Saya bertanya bukan karena ingin ikut campur, tapi saya harus menyesuaikan posisi saya sendiri. Misalnya, saat tejadi masalah dan saya harus memegang tangannya atau memeluknya..."
"Cukup! Aku mengerti maksud mu! Sebenarnya dia adalah kekasihku, tapi ini masih rahasia. Jadi... hanya kamu yang tahu! Bahkan Calista tidak boleh tahu, jika aku lah dibalik semuanya. Kau harus tutup mulut mu dan menjaga rahasia ini! Kau boleh menyentuh Calista jika situasi sangat terdesak, tapi jangan berlebihan...! Aku rasa kau paham maksud ku!" Ravindra menyipitkan matanya.
"S-saya paham, Tuan! Dukungan Anda pada Calista adalah rahasia, siapapun tidak boleh tahu termasuk Calista sendiri. Saya juga tak akan macam-macam pada Calista dan hanya menganggapnya rekan kerja. Saya janji, Tuan."
Ravindra akhirnya merenggangkan wajah dinginnya dan sedikit tersenyum, "Kau cukup pintar dalam memahami sesuatu! Pergilah dan berpenampilan lah yang pantas demi menyeimbangi Calista. Kalian berdua harus menjadi bintang pesta malam ini! Mengerti?!"
"Ya, Tuan. Kalau begitu saya pamit pergi, saya akan segera bersiap pergi menjemput Calista."
"Ambil kuncinya, mobilnya sudah ada di depan perusahaan! Itu sudah menjadi milikmu!"
Bara bangun dengan wajah sumringah, dia mengambil kunci mobil di dalam kotak dan akan segera undur diri. Namun suara dingin Ravindra terdengar lagi, menghentikan langkah Bara yang akan keluar.
"Jangan pernah macam-macam dengan ku, atau kau akan merasakan akibatnya! Kau bahkan tak akan bisa menanggung hukuman dariku...!!!" Ravindra memberi peringatan.
Bara hanya mengangguk, lalu pergi. Tak lama setelah menghubungi Calista, dia menjemput wanita itu ke apartemen.
Seketika Bara terpesona melihat penampilan anggun dan menawan Calista, andaikan dia tidak berada dalam tugas mungkin dia sudah jatuh cinta pada wanita itu.
Keduanya pun sampai di tempat makan malam di sebuah ballroom hotel mewah, Calista menggandeng lengan Bara saat memasuki ruangan.
Ketika keduanya masuk, semua orang di dalam menarik nafas dalam-dalam. Melihat penampilan Calista dan Bara seolah mereka sedang melihat seorang putri dan pangeran di negeri dongeng, di dalam ruangan tak ada yang lebih cantik dan tampan dibandingkan mereka berdua.
Hotel tempat pertemuan adalah milik Ravindra, ia mengatur keamanan dan yang lainnya demi Calista. Di ruangan pribadi nya di hotel, Ravindra memperhatikan Calista yang masuk ke ruangan ballroom dengan menggandeng lengan Bara.
"Anda tidak cemburu bukan, Tuan? Ingat, ini adalah keinginan Anda."
Ravindra meremaass gelas yang sedang ia pegang dengan erat, siapa bilang dia tidak cemburu?! Rasanya ingin sekali menarik Calista dari ruangan pertemuan dan menyimpan wanita itu untuk dirinya sendiri!
Ah, paparazzi emang menyebalkan 🤔😅
Pasti dia pikir, Bara ada hubungan dengan Calista 😅