NovelToon NovelToon
Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Duda / Ibu Pengganti
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kacan

Dijual oleh ibu tiri ke pada seorang duda kaya berumur 40 tahun tidak serta merta membuat Citara bahagia.

Kekejaman pria beranak dua itu menjadikan Citara sebagai pelampiasan hasratnya.

Sampai sebuah fakta mengejutkan diketahui oleh Citara. Jika, pria yang dinikahinya bukan pria biasa.

Sisi gelap dari pria itu membuat Citara menjulukinya dengan sebutan Monster Salju. Pemarah, dingin, misterius dan mengerikan.

Akankah Citara mampu meluluhkah hati ayah dan anak itu? Simak kisahnya hanya di "Pelampiasan Hasrat Suami Kejam "

Author : Kacan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHSK 6

Citara menatap langkah kaki Varen yang keluar dari kamarnya setelah percakapan tadi.

Wanita itu segera beranjak dari duduknya lalu memakai pakaian tidur yang sudah tersedia di dalam lemari besar di ruangan mengganti baju.

Begitu selesai, Citara menekan handle pintu. Ia menghela napas dengan berat karena lagi-lagi pintu itu dikunci dari luar oleh Varen.

Citara menghempaskan dirinya di atas kasur, mata indah miliknya tertutup oleh kelopak mata yang sengaja ia pejamkan.

"Kenapa ya hidupku serumit ini? Apa di kehidupan sebelumnya aku pernah menghancurkan sebuah kerajaan? Atau membunuh orang? Hingga aku harus menjalani kehidupan yang berat di masa kini," keluh Citara dalam hati.

Wanita itu mulai merasa bosan karena dirinya sudah terkurung di sini dari waktu pagi hingga menjelang sore.

Tiba-tiba handle pintu itu bergerak dan muncul lah sosok Varen dengan jas putih, persis seperti seorang dokter.

"Enzi mencarimu, sesuai pintanya saat tadi," ucap pria itu dengan wajah datar serta suaranya yang sedingin salju.

Kepala Citara mengangguk tanda mengerti, batinnya berdecak kagum melihat penampilan Varen yang sangat keren di matanya.

"Tidak terlihat seperti umur 40 tahun," batin Citara.

"Hei!" tegur Varen melihat wanita di hadapannya yang melamun.

Citara tersentak kaget, wanita itu menganggukkan kepala dengan gerakan terjeda.

"Aku ada jadwal melakuan operasi. Walaupun aku tidak ada di sini, tapi celahmu untuk kabur tidak ada! Jadi jangan coba-coba atau ... kau akan merasakan hukuman yang lebih parah dari sebelumnya!" ancam Varen tanpa ekspresi.

"Iya, Tuan." Kepala Citara tertunduk.

Mereka keluar beriringan, Varen mengantarkannya sampai ke depan ruangan di mana Enzi belajar.

Tanpa pamit, Varen melenggang pergi begitu saja meninggalkan Citara yang masih berdiri di depan pintu. Citara menarik napas sebelum tangannya mengetuk benda persegi panjang yang ada di depannya.

Cklek!

Pintu besar itu terbuka, muncul lah sosok anak laki-laki yang wajahnya bagai pinang dibelah dua dengan Varen. Bedanya, Enzi adalah Varen versi anak-anak.

"Mama, silahkan masuk." Enzi menggeser tubuhnya, memberi ruang yang lebar untuk Citara masuk.

Mata Citara menatap takjub begitu ia masuk ke dalam. Tempat ini di-desain seperti ruangan orang kantoran saja, pikir Citara.

"Ini tempat Enzi belajar?" tanya Citara.

Enzi menganggukkan kepalanya, anak itu berjalan lalu duduk di kursi kebesarannya.

Sementara Citara mengikuti Enzi dan berakhir di depan meja putra sambungnya.

"Enzi, tempat ini mirip ruangan bos besar seperti yang ada di film-film ya."

"Ya, Daddy yang membuat ruangan ini sesuai dengan keinginan Enzi." Anak itu bersandar persis seperti pemilik sebuah perusahaan saja gayanya.

"Mama silahkan duduk," ucap Enzi.

"E-eh iya hehehe." Citara menggaruk kepalanya. Ia duduk tepat di hadapan Enzi.

Citara masih tak menyangka, ruangan belajar Enzi lebih mirip ruang kerja orang dewasa. Anak di depannya memang luar biasa.

"Ma, boleh ajarkan Enzi cara mengerjakan soal ini?" tanya Enzi dengan wajahnya yang datar.

"Coba Mama lihat ya." Citara memperhatikan setiap deret tulisan yang ada di buku matematika putra sambungnya.

Kepala Citara mengangguk-ngangguk. Sementara Enzi memperhatikan Citara yang masih berusaha memahami soal-soal di bukunya.

"Hmm ... kalau soal yang nomor satu, kita tinggal kalikan silang. Enzi ada pensil?" tanya Citara.

Enzi memberikan pensil kepada Mama nya. Anak itu memperhatikan setiap gerakan tangan Citara yang menulis di atas buku paketnya.

"Nah seperti ini, jadi kamu ubah dulu jadi seperti ini ... lalu kali silang dan inilah hasilnya."

"Mama pintar, jawaban mama benar," puji anak itu dengan mengangkat kedua ibu jarinya.

"Eh!" Citara menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Tampaknya Enzi sudah mengetahui jawabannya, ia hanya mengetes Citara.

Wanita itu kembali mengerjakan beberapa soal yang tersisa dan lagi-lagi Citara mampu menjawabnya dengan tepat dan benar.

"Semua jawaban mama benar," ucap Enzi.

Anak itu seperti guru yang memeriksa jawaban muridnya.

"Enzi sudah tau jawabannya ya?" tanya Citara dengan wajah melongo.

Kepala Enzi mengangguk. "Enzi hanya ingin tau Mama bisa menjawab soal ini atau tidak."

"Emmm begitu ya, kalau soal SD-SMA Mama bisa. Di luar dari itu Mama tidak bisa, Mama kan hanya tamatan SMA," ucap Citara dengan mengulas senyum.

"Banyak orang yang belajar dan lupa. Tapi sepertinya tidak berlaku untuk Mama," ujar bocah kelas 5 SD itu.

"Enzi cara bicaranya sudah seperti orang dewasa saja, kamu pintar sekali, Nak." Tangan Citara terulur untuk mengusap puncak kepala Enzi.

"Eh m-maaf Mama lancang." Citara menarik tangannya.

"Tidak apa, Enzi kan anak mama," sahut anak itu.

Mata Citara berkaca-kaca, hatinya merasa tersentuh. Ia merasa beruntung ada seseorang yang menganggapnya di tempat ini.

"Terima kasih, boleh Mama memeluk kamu?" tanya Citara dengan hati-hati.

Kepala Enzi mengangguk antusias, ia berdiri dari kursi kebesarannya lalu menghampiri Citara yang juga berdiri.

"Enzi senang ada Mama di sini. Mansion ini terlalu sepi dan orang-orangnya tidak asik," keluh Enzi.

Citara mengurai pelukannya dari sang putra sambung. Ia sedikit membungkukkan badan untuk menyamakan tingginya dengan Enzi.

Wanita itu tersenyum dengan lembut, ia senang Enzi bersikap seperti anak seusianya.

Anak itu mengadu persis seperti anak ke ibu kandungnya. Mata Citara berubah sendu, ia merasa kasihan dengan Enzi yang seperti tidak menikmati masa kanak-kanaknya.

"Enzi, Mama punya sebuah permainan," ucap Citara dengan semangat.

Mata Enzi berbinar begitu mendengar ucapan Citara. Bocah berusia 10 tahun itu menatap Citara dengan wajah polosnya.

"Boleh Enzi tau permainan apa itu?" tanya Enzi.

"Tentu saja boleh, Mama selalu membawanya di tas ransel. Sebentar Mama ambil ya."

Enzi dengan setia menunggu Citara kembali. Sementara itu, Citara yang berjalan menuju kamarnya langsung di hadang oleh pria berpakaian serba hitam.

"Nyonya mau ke mana?" tanya salah satu pria berbadan kekar dan wajah yang seram.

"I-ingin ke kamar," jawab Citara gugup.

"Tuan menugaskan kami agar Nyonya tidak kabur dari sini," ucap pria yang satunya.

"Saya cuma mau ngambil permainan ludo dan ular tangga saja kok."

Akhirnya para penjaga itu menggeser tubuhnya dan mempersilahkan Citara meneruskan langkah yang sempat terjeda. Saat berjalan Citara tidak sengaja berpapasan dengan Farah.

Citara mengangguk kecil dengan seulas senyum di wajahnya. Akan tetapi, Farah malah membuang wajahnya seakan enggan menatap Citara.

Wanita itu meneruskan langkahnya, ia hanya bisa mengelus dada melihat sikap Farah terhadapnya.

Setelah mengambil apa yang ia butuhkan, Citara keluar dari kamarnya dan kembali ke ruang tempat Enzi belajar. Dan hal yang sama terjadi saat Citara melewati pria berpakaian serba hitam itu.

"Saya mau kembali ke ruang belajarnya Enzi."

Begitulah yang diucapkan Citara saat para penjaga itu mulai bergerak untuk menghadangnya lagi.

Cklek!

"Taraaa! Ini dia permainannya." Citara mengangkat kertas ludo dan ular tangga itu dengan riang.

Tanpa sadar, Enzi tertawa riang melihat tingkah mama-nya yang sangat lucu. Anak itu baru saja ingin berjalan ke kursi kebesarannya. Namun, terhenti karena suara Citara.

"Main ludo enaknya di atas lantai. Enzi—"

Belum selesai Citara berbicara, anak itu sudah mengambil posisi duduk bersilah di atas lantai. Hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh anak itu.

Mereka berdua memulai permainannya. Citara mendapat giliran pertama untuk melempar dadu.

"Yes! Mama dapat angka enam." Citara bersorak girang.

Enzi yang tak sabar bergerak ingin mengambil mangkuk kecil serta dadu yang ada di tangan mama-nya.

"Eits, kalau dapat angka enam itu artinya memiliki kesempatan melempar dadu satu kali lagi."

Kepala anak itu mengangguk, dan saat gilirannya tiba. Enzi begitu bersemangat ia melempar dadu dan angka enam ia dapatkan.

Enzi kembali melempar dadu dan ia mendapatkan angka yang sama sampai permainan berakhir.

"Enzi, kamu benar-benar hebat. Baru kali ini Mama melihat ada orang yang mendapat angka enam dari awal permainan hingga selesai, Mama sampai gak kebagian lempar dadu lagi," ucap Citara dengan wajah berpura-pura sedih.

"Semua ada triknya, tapi ini rahasia." Enzi menjawab dengan wajah datarnya.

"Hahhh ...." Citara menghela napasnya dengan berat, putra sambungnya kembali berbicara seperti orang dewasa.

"Ngomong-ngomong apa rahasianya?" tanya Citara mulai penasaran dibuat sang anak.

"Yang namanya rahasia mana boleh diberi tahu. Nanti tidak rahasia lagi namanya," jawab anak itu dengan bijak.

"Ck-ck-ck, seribu jempol untuk Enzi. Mama bangga!" Citara berdecak kagum.

"Terima kasih," sahut Enzi.

"Enzi, Mama senang sekali Enzi menerima Mama dengan baik. Terima kasih ya, Nak." Citara memeluk tubuh Enzi dengan penuh haru.

Bersambung ....

1
Daryati Idar
lanjut thor
Xoeman Diyah
mungkin diajak latihan berkelahi Thor...biar kalau dia udh jago beladiri,citara bisa kabur dari sisih varen...?
Runik Runma
kejam bnget
Meimei Memei
Luar biasa
Noumi_awww
BAGUS BANGET SIIII CERITANYAAAAAAAA SUKA DEHHH LOVYU AUTHOR (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)づ♡
Salsa Bila
pdhl pgn banget liat cerita ara hamil Dan bikin panik varen pkonya keuwuan pas hamil smpe punya anak laaah
Febrianti Febri
jadi cowok sombong angkuh buang aja kalau apalagi kejam sama istri,,q mah bakalan benci sama cowok model kaya gt ga butuh cowok kaya gitu walau tampan tak sudi q,,,yg jadi cewek juga bodoh
Disya♡💕
ga seru ah ga menatang,ceweknya terlalu melehoy cowoknya pun terlalu galak ,ga suka.
Dei Lar
next
Kacan: siap zeyengku🥰🥰🥰🥰😘😘😘😘
total 1 replies
Amin Salam
ni blm masih abu abu blm jls
Kacan: nantikan extra part-nya ya zeyengku😍😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Pirly Pranata
langsng tamat critany thor
bonus 3 chap mna puas
Pradyta
Kak katanya 20 chapter lho spesial honeymoon😭
Pradyta
Kak kenapa tamat sih belum puas bacanya masih kurang sama keuwuan mereka berdua happy2nya baru mulai masa cuma bonus 3 chapter aja kuraaangggg😭😭
Kacan: wadohh🤭🤭 buat season dua sebanyak 20 bab ser kali ya🤭
Pradyta: Kak Othor aja yg gumoh...kita sih enggak😥
total 3 replies
aku cantik akudiem
huaaaa kirain tamatnya gini doang, untung masih ada bonusnya
Kacan: terima kasih zeyengku sudah baca sampai sejauh ini❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Fi Fin
Dasar bodoh Citara begitu gampang nya percaya sama Farah .. begitu pingin nya kabur tp ga mikir dengan cermat cuma ngandelin tekad doang
apiii
syukur blm tamat/Drool/
Kacan: sudah zeyengku 🤭🤭🙈😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
mur:ciyuah
wkwkkkk turunin dikit napa varen harga diri lo demi hatimu yg mulai diisi smua hal tentang istri bocilmu 😂😂😂😂😂
Al Vian
lahhh nunggu citara sama varen punya anak
Kacan: di extra part ya zeyeng😘😘😘😘😘
total 1 replies
Indriati Astuti
masa cuman 3 bonus chapter sih Thor ? 🤭
yang banyak dong 😂
Kacan: jangan banyak-banyak, nanti gumoh loh zeyengku 🤣🤣🙏🙏
total 1 replies
InNa kejora
lanjut 🥰❤️🥰🥰
Kacan: siap zeyengku 😘😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!