Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.
happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jiwa Badai
Melampaui batas wilayah yang telah ditentukan, menggunakan kekuatan yang dimilikinya. Melewati daratan, lautan bahkan udara. Semua dilewati oleh Badai untuk menuju ke Satria. Tapi, raga Badai berada di tempat yang sama. Yaitu di sekolahan pondok pesantren Ma'rifat Billah.
Badai pun tiba di kerajaan Raja Laut Utara. Dimana kerajaan itu, sama halnya dengan alam bangsa manusia. Bagi manusia biasa yang tak dapat melihat makhluk jin, maka tidak akan tau kehadiran Satria di dekat Badai. Begitu pula di alam bangsa jin, bagi jin biasa bahkan hanya sekedar prajurit kerajaan jin, tidak akan tahu akan kehadiran Badai. Kecuali Satria dan Arya.
Tangan Satria di pegang ayahnya untuk di bawa ke tempat yang berbeda, yaitu ke sebuah sekolahan jin. Namun, siapa yang akan menyangka bersamaan dengan di pegangnya tangan Satria oleh Arya, tangan kirinya pula di kini sedang di pegang oleh makhluk dari bangsa manusia, yang tak lain adalah Badai.
"Badai?!!" pekik Satria terkejut melihat kehadiran Badai yang tiba-tiba muncul.
Begitu pula Arya, "Kau?!!!" pekiknya, dia yang belum mengenal wajah secara langsung Badai seperti apa, juga terkejut akan kehadiran Badai di istananya.
Dimana bersamaan dengan itu, Arya hendak meneriaki para prajurit kerajaannya, karena tak becus menjaga gerbang pertahanan, bahkan gerbang otomatis secanggih kerajaan nya pun, dapat di bobol oleh makhluk dari alam asing.
Namun belum genap Arya berteriak, Satria telah menghentikan ayahnya. "Jangan berteriak ayah! Tenanglah! Dia ini Badai. Badai Bagaskara...." ucap Satria.
Arya pun menatap Badai. Badai juga spontan menatap Arya, ayah dari Satria.
"Maaf telah masuk tanpa izin anda. Tapi Satria memaksa ku untuk datang kesini." ucap Badai.
"Kapan aku menyuruhmu datang?!!" pekik Satria dalam hati, dengan menatap ke arah Badai, dimana Badai pun dapat mendengar suara hati Arya.
"Sudahlah! Biar ayahmu gak marah!" jawab Badai pada pekikan Satria, dari dalam hati juga.
"Kenapa kau menyuruhnya datang Satria?! apakah kau tak ingin sekolah? Bukankah tadi kau yang memintanya pada ayah?" tanya Arya.
"Tunggu ayah," sambil melepaskan pegangan tangan ayahnya dari tangannya. "Sepertinya aku perlu bicara sebentar dengan Badai." ucap Satria.
Lalu Satria berbalik menarik tangan Badai, dimanaa saat Badai melamun Satria berkesempatan membalik pegangan tangannya Badai menjadi Satria yang memegangnya.
"Kenapa kau datang? Dan apa ini?!! Ngapain jiwa mu saja yang kesini?" ucap Satria.
"Kamu gak pernah baca buku sih." sambil melepas paksa pegangan tangan Satria ke tangannya. "Aku pernah baca, seorang jin dari keturunan kerajaan tidak diperbolehkan merendahkan derajat nya dengan bersekolah. Kenapa karena egomu kamu rela hendak mencederai derajat mu?" ucap Badai.
Satria pun tercengang mendengarnya, "Benarkah? Jadi ada yang membahas hal ini?"
"Iyalah. Bangsa manusia itu cerdas cerdas, itulah yang membedakan antara jin dan manusia!" ucap Badai.
"Yaudah aku akan mendengarkan mu. sekarang ayo kamu kembali ke ragamu! aku takut kamu disana nanti kenapa-kenapa!" ucap Satria.
Dan Badai pun mengacungkan tangannya di depan mata Satria, mengecam Satria dengan apa yang telah diucapkannya.
...****************...
Sekembalinya Badai di alam bangsa manusia. Dia yang masih berdiri mematung di belakang sekolahan nya, ternyata telah ada seorang yang berdiri menatapi dirinya.
Saat Badai telah sadar, dia pun langsung terkejut dengan hal itu. "Siapa kamu?!!" pekik Badai.
Seorang laki-laki tampan, namun usianya lebih tua di atasnya, sedang berdiri tepat dihadapannya.
"Sebenarnya aku yang bertanya, kamu sedang ngapain? Dari tadi loh kamu bengong. Gak ngomong, gak melek, meditasi kah?!! Tapi kok disini? dibelakang sekolahan dan berdiri lagi? biasanya orang meditasi itu sambil duduk." ucapnya, mengomentari Badai.
Badai yang cerdas pun, tak begitu menghiraukan pertanyaan dari laki-laki yang tak dikenalnya itu. Dia justru menjawab, "Ini salah satu contoh meditasi cara baru." jawabnya singkat, jelas, padat.
Laki-laki itu pun langsung menghentikan langkahnya, dengan hanya menarik lengan bajunya.
"Hei anak muda! Tunggu. Adek kelas jangan songong deh. Kenalkan, aku Abang kelasmu, Ali Shad." ucap Ali.
Badai pun menghentikan langkahnya, lalu menjawab. "Mas jangan berlagak kayak orang Jakarta deh. Orang Surabaya ya logat Jawa aja." sahut Badai sewot.
Tapi Badai tetap dengan bersikap sopan, dia menjawab perkenalan Ali. "Aku Badai Bagaskara." ucapnya.
Ali pun mengangguk, "Maukah kau mengantarku ke ruangan kepala sekolah disini?" ucap Ali.
Badai pun yang awalnya ngeselin, dia juga bisa bersikap normal sewajarnya saja. Dia pun mengangguk tanda dia setuju untuk mengantar Ali ke ruangan kepala sekolah. Dan mereka berdua pun menuju ruangan kepala sekolah.
.
.
.
Lanjutannya besok ,😘
halo readers sory ya kemarin gak sempat up soalnya lagi ngurus ppg daljab, doain lancar ya readers 😊 aamin....
Oia, author mau Spil 2 pemeran baru dalam novel kali ini loh 😉😉
...Ali Shad...
...Adalah putra dari Shad dan Rima ...
...Sedangkan ini adalah Nabila Shad ...
...Putri dari Shad dan Rima mereka berdua kembar. ...
...Masih ingat kan dengan dua pemeran di baru di atas? Bahwa Shad dan Rima punya anak kembar....
Sekian dulu perkenalan nya sampai sini dulu ya readers. Author undur diri dulu bye bye 😘