Apa jadinya jika seorang gadis remaja sudah bisa mengeluarkan ASI? Ya hal itu yang dialami oleh Shireen. Entah keajaiban darimana, tiba-tiba gadis berparas cantik nan manis itu bisa mengeluarkan ASI. Ia sadar dengan keanehannya, setelah sesaat ia bangun dari koma. Ia memberikan ASInya itu kepada bayi kembar seorang duda. Siapa sangka justru pertemuan Shireen dengan Sugar Daddy itu menjadi sebuah ikatan cinta.
Lantas siapakah seorang duda itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk Sialan!
Aku gak mau kasih tanda 21+ karena umurku sendiri masih dibawah 18. Tapi, yang jelas kalian bacanya pelan-pelan yaa ...
jangan lupa uang parkirnya.
Happy Reading ....
*
Hap!
Prok, prok, prok ....
Suara tepuk tangan bergemuruh, taatkala Shireen benar-benar jatuh. Namun ia tak menyentuh lantai, melainkan tubuhnya disangga oleh tangan kekar Samuel.
"Sudah kubilang tak perlu takut terjatuh," ucap Samuel.
Shireen menegakan badannya, lalu ia melihat sekitar. Semua orang masih bertepuk tangan, bahkan ada juga yang bersiul. Shireen merasa dirinya tengah berada di sebuah drama. Menahan malu, tetapi hatinya berhalu-halu.
'Serasa gue dibawa mimpi sama Om Sam. Astaga ... Shireen ingat status, muka, diri. Lo siapa? Please, jangan sampai lo bener-bener jatuh cinta sama nih' om-om,' batin Shireen terus berceloteh.
Shireen tiba-tiba ditarik oleh Fania, kemudian menjauh dari tontonan orang-orang.
"Sumpah Reen lo sweet banget sama om Samuel. Hati-hati lo jatuh cinta sama duda dua anak itu," ucap Fania menggoda Shireen.
"Apaan si Fan. Gue cuma pura-pura jadi pacarnya malam ini. Katanya sih, biar gak dibilang duda karatan aja," balas Shireen.
"Haha. Tapi, gue denger sih dia tuh' playboy dulunya. Nikah aja, paksaan dari orang tuanya. Soalnya om Samuel itu cuma mau senang-senang aja. Jadi, jangan sampai lo masuk ke perangkap dia, terus lo ditinggal di tengah jalan. 'Kan nyesek. Emang si, selain pesona yang membukan, mabuknya aja mempesona. Tapi, buaya tetep aja kadal!" Shireen memutar bola matanya malas. Seakan jengah dengan mulut sahabatnya itu yang seperti burung pekicaw.
"Apaan sih! Tau dari mana lo?!"
"Ya tau dari papah guelah. Nasib papah gue 'kan sama kayak om Sam. Duda bekarat. Jadi, mereka sering curhat-curhatan gitu ...."
Fania memang seorang piatu, ia hanya memiliki seorang ayah satu-satunya. Walaupun begitu, banyak yang mau dengan Sanjaya bahkan yang jauh lebih muda darinya. Cantik-cantik pula, tetapi Sanjaya masih ingin sendiri, ia menghargai istrinya yang telah pergi. Yaa, bisa dibilang belum melupakannya.
"Oh, yaudah deh. Mending gue sama bapak lo aja, gimana? Gak mungkin nyakitin juga," ucap asal Shireen.
"Sialan, ogah gue gak mau punya emak mendadak!"
Shireen pun tertawa lepas.
***
Dini hari.
"Om, aku mencintaimu malam ini. Haha ya hanya malam ini, hahah ...."
"Astaga, gadis ini lebih gila dariku saat mabuk!"
Saat ini Samuel tengah membopong tubuh Shireen yang sedang dalam kondisi mabuk berat.
Salahkanlah sahabat sialannya itu. Karena, kondisi Shireen seperti ini sebab Fania yang mengajaknya bersenang-senang di malam yang bebas dengan sebuah kenikmatan sebotol minuman beralkohol kadar tinggi.
Samuel memang minum juga. Namun, ia masih bisa mengontrol dirinya. Berbeda dengan gadis ini. Racauan, berceloteh tidak jelas bahkan ocehannya yang sudah banyak sekali keluar dari mulutnya, membuat Samuel jengah. Dan, itu semua pembicaraan konyol yang unfaedah sekali.
"Om temani aku tidur yah!"
Shireen menarik kerah baju Samuel, hingga pria itu jatuh dan menindih tubuh di atasnya.
Dengan sangat nakalnya gadis itu membukai kancing Samuel, sehingga pria itu mati-matian untuk menahan diri.
"Jika kau bukan gadis kecil yang masih sekolah. Mungkin aku sudah menjadi macan malam ini," gerutu Samuel berusaha bangun dan membenarkan bajunya.
Ia membiarkan Shireen tertidur dengan posisi yang tak layak untuk dilihat. Samuel menuju keluar, tetapi lagi-lagi Shireen menahannya.
"Om, keluarkan kejantanan Om dong. Malam ini hanya ada kita berdua. Aku gak akan bilang siapa-siapa kok, aku tau Om tegang 'kan haha!"
Ucapan yang menjijikkan itu keluar langsung dari mulut Shireen. Mungkin jika ia menyadari esok, Shireen memilih untuk tenggelam di sungai Gangga agar menjadi Dewi tak terlihat. Malu sudah pasti, tetapi tergantung dengan kesadarannya.
"Ayo Om, aku siap. Kapan lagi dapat perawan," bisik Shireen memeluk Samuel dari belakang. Beberapa kali tangan lentiknya itu mengusap-usap dada Samuel dengan lembut.
Mata Shireen tak terbuka sama sekali dari tadi, ia hanya mengeluarkan suara saja.
"Bisa-bisanya aku digoda dengan gadis mabuk seperti ini."
Jika tidak cepat-cepat menenangkan Shireen, ia tidak akan bisa pergi dari kamarnya. Dengan begitu, nafsu birahinya semakin mencuat.
Bodoh memang. Bagaikan singa lapar yang meninggalkan daging lembut dan lezat, hanya untuk pergi mandi. Seperti itulah Samuel, ia masih punya aturan. Lebih baik ia tuntaskan di kamar mandi, daripada harus menyantap Shireen.
Samuel kembali membanting tubuh Shireen ke ranjang. Namun, saat yang bersamaan Shireen juga menarik kerah bajunya. Lagi-lagi Samuel menubruk dan menindih tubuh Shireen. Gadis yang mabuk itu sudah benar-benar gila, ia sangat bernafsu sekali dengan Samuel yang seakan tak mau ia lepas.
"Shhh, ahh."
Tiba-tiba Samuel melenguh dan terdengar berdesis saat Shireen mengecup leher dan dadanya. Shireen bukan hanya mengecup, tapi ia juga menghisap bagaikan vampir yang menyedot darah mangsanya.
"Kau sudah kelewat batas gadis nakal!" geram Samuel.
Dengan brutal Samuel menyambar bibir ranum Shireen, sampai liur keduanya saling menetes melewati pipi. Posisi mereka saling berganti-gantian.
"Ahh, Om ...."
Shireen melenguh lembut, saat Samuel meremas benda yang setiap hari diemut oleh kedua bayi kembarnya. Sedangkan, hatinya menahan gejolak dengan tangan yang menciptakan cakaran di punggung dan dada Samuel.
Tiba-tiba aktivitas mereka terhenti, saat mendapati Shireen sudah mendekur dan melepaskan pegangannya di tubuh Samuel.
Samuel pun berdiri dan mengatur napasnya. Ia memandangi sejenak Shireen yang sudah tertidur pulas.
Akhirnya Samuel membenarkan posisi tidur gadis itu. Ia menyelimuti, dan membuka high heels yang dikenakan Shireen. Setelah itu ia pergi dari kamar ini, dengan deru napas yang belum teratur.
"Hampir saja. Mabuk sialan!" gerutunya.
***
Cahaya matahari menyapa.
Hordeng terbuka otomatis saat cahaya di luar sudah menembus kaca jendela. Mata Shireen mengerjap. Ingin rasanya membuka mata, tapi tubuh seakan menolak untuk bergerak.
Alhasil ia tidur kembali. Namun, sesaat kemudian ....
"What? Jam 9? Gila, mampus gue telattt ...."
Shireen beranjak dari ranjang, lalu ia mondar-mandir tak jelas tanpa arah tujuan. Gadis itu kelimpungan. Apakah ia sekolah hari ini? Sedangkan, di sekolah jam segini pasti sudah waktunya istirahat.
"Kok tega banget sih orang rumah gak bangunin gue!" gerutunya.
Kriek ....
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, dan langsung menampakan Inah yang tengah membawa makanan di tangannya.
"Sudah bangun Nona," sapanya. Kemudian ia menaruh makanan itu di atas nakas. "Karena pagi tadi tidak sarapan, ini makanan untuk Nona," ucapnya.
"Kenapa Shireen gak dibangunin Bik? Shireen bingung mau sekolah atau tidak. Mungkin kalau Shireen datang ke sekolah di jam segini, semua murid pasti sudah pada istirahat. Shireen jadi bolos hari ini ...," cerocosnya berkali-kali menghela napas.
"Maafkan kami Nona karena tidak membangunkan, tapi kita diperintahkan oleh tuan untuk tidak membangunkan Nona."
Bersambung ...