NovelToon NovelToon
Dia Bukan Janda

Dia Bukan Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Cintamanis / Duda / Anak Kembar
Popularitas:30.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Lusiana menemukan kardus yang berisi bayi kembar, ia pun membawanya pulang dan berinisiatif untuk merawatnya.

Delano Wibisana harus kehilangan istri dan kedua anaknya tepat di hari kelahiran bayi kembarnya. Entah mengapa hari itu setelah melahirkan, istri Delano membawa kedua bayi kembarnya pergi hingga kecelakaan itu terjadi dan menewaskan Karina istri Delano. Lalu dimana anak-anak Delano? sedangkan pada saat evakuasi hanya di temukan Karina seorang diri.


Dilarang plagiat Ok!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBJ 10. Si Kembar Sakit

*******

Delano pulang ke Mansion nya, ia di sambut oleh kepala pelayan dan beberapa pelayan untuk membawakan tas dan jas Delano.

"Pak Dani dimana mama?" Tanya Delano menatap di sekitar.

"Nyonya sudah menunggu anda di ruang makan tuan." Ujar pak Dani kepala pelayan itu.

Delano berjalan ke ruang makan dengan wajah yang terlihat tak seperti biasanya. Malam ini wajahnya tampak cerah dan lebih hidup. Wajah yang 5 tahun lalu pernah terlihat sebelum kejadian nahas yang merenggut nyawa istri Delano terjadi. Pak Dani tampak begitu kaget melihat perubahan yang terjadi pada tuannya.

Delano menghampiri Diana dan mencium pipi wanita paruh baya itu.

"Selamat malam ma .. " Diana mengernyit tak percaya melihat Delano tersenyum padanya.

"Sayang, sepertinya kau sedang senang malam ini?" Diana menatap lembut kearah Delano, Delano membalas tatapan mata ibunya teduh dan menarik sudut bibirnya hingga lengkungan senyum tergambar di wajah tampan Delano.

"Apa terlihat seperti itu?" Delano bertanya balik pada Diana. Dan ibu dua anak itu mengangguk. Bahkan Claire pun sedikit heran karena memang selama 5 tahun ini senyum kakaknya itu sudah tak pernah terlihat.

"Kakak punya pacar baru mungkin mah." Celetuk Claire, Delano langsung melotot menatap tajam adik semata wayangnya itu. Claire hanya tersenyum lebar menampakkan deretan giginya yang putih.

"Oh ya sayang, apa tadi pemilik toko DD fashion ke kantor untuk mengukur baju? tanya Diana seraya meletakkan nasi berikut lauk di piring Delano, dan lagi-lagi senyum Delano terbit, dan ia mengangguk.

"Oh ya ma, tolong bilang pada Karisa untuk tidak datang lagi ke kantor. Aku tidak suka, lagipula gara-gara dia anak-anak pemilik toko itu menangis ketakutan."

"Oh ya ampun, apa itu benar? kasian sekali mereka. Tapi kenapa mereka bisa takut melihat Karisa?" tanya Diana bingung.

"Mungkin wajahnya membuat mereka takut." Jawab Delano asal.

"Apa kakak lupa? kakak menikahi saudaranya yang berwajah sama dengan Karisa. berati wajah istri kakak juga menakutkan." Sahut Claire, tiba-tiba suasana di ruang makan itu menjadi hening. Delano sama sekali tak menunjukan ekspresi apapun, namun dapat Claire lihat wajah sang kakak berubah dingin. Claire merutuki kebodohannya dia bahkan memukul mulutnya sendiri.

*

*

*

Di rumah Lusiana saat ini gadis itu sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan kedua putranya meskipun di tengah kesibukannya ia tak pernah lalai untuk mengurus Devan dan Davin. Semenjak pulang dari toko Devan dan Davin tampak lesu, sebentar-sebentar mereka menggeliat. Lusi yang melihat kebiasaan kedua putranya langsung mendekat dan menyentuh kening mereka. Matanya langsung membulat saat suhu tubuh mereka terasa sangat menyengat kulit Lusiana.

"Sayang, kalian demam?" Lusi menatap Devan dan Davin yang benar-benar terlihat lemas.

"Bunda, kepala Davin sakit."

"Kepala Devan juga bunda."

Lusiana berkaca-kaca melihat kedua putranya.

.

"Sebentar, bunda ganti baju dulu. Setelah ini kita ke dokter ya." Ujar Lusiana cemas.

Delano yang sudah membersihkan dirinya entah mengapa terus menerus teringat kedua putra Lusiana. Demi mengobati rasa penasarannya Delano meraih kunci mobil range rover putih miliknya. Ia akan mencoba pura-pura mendiskusikan detil kemeja dan jas yang akan ia kenakan.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan Delano berhenti di seberang jalan. Ia tiba-tiba merasa gugup dan berdebar. Namun sekian detik kemudian Delano justru melihat Lusi yang tampak kepayahan menggendong dua bocah yang tak lagi kecil tubuhnya. Delano bergegas keluar dari mobil saat ia memperhatikan wajah Lusiana yang tampak gusar.

"Nona Lusi, ada apa dengan Vino dan Vano?" tanya Delano begitu tiba di hadapan Lusi. Lusi menatap Delano sekilas lalu menunduk.

"Mereka demam." Jawab Lusiana singkat.

"Aku antar kalian ke rumah sakit." Tanpa permisi Delano mengambil Devan dari gendongan Lusi, Lusi hanya tertegun menatap Delano yang bertingkah berlebihan. Tapi memang dirinya pun sudah merasa kepayahan jalan dari gang rumahnya menggendong dua bocah itu untuk mencari taksi di pinggir jalan raya.

Delano menarik tangan Lusiana sampai membuat seluruh sendi tubuh Lusi terasa kaku. Lusi menatap tangannya yang saat ini sedang di genggam oleh Delano. Delano dapat merasakan jika saat ini Lusi begitu kaku. apakah ini pertama kalinya ia bersentuhan dengan laki-laki?

"Maaf aku hanya takut kamu tertabrak jika berjalan sambil melamun." Ujar Delano, sesampainya mereka di depan mobil pria itu Lusi menghempas tangan Delano.

"Lain kali jangan seperti ini tuan. Aku hanya tidak ingin menjadi bahan gunjingan orang."

"Terserah padamu nona. Aku hanya memikirkan anak-anak ini jika sampai sesuatu yang buruk terjadi padamu." Jawab Delano datar. Entah mengapa hatinya tiba-tiba memanas saat Lusi menghempas kan tangannya.

Delano memasukkan Devan terlebih dulu, setelah itu ia keluar dan masuk di pintu kemudi, baru setelah itu Lusi menyusul Devan dengan masih menggendong Davin.

Selama di perjalanan baik Delano maupun Lusiana tidak ada yang berani buka suara.

"Bunda, Devan mau ayah."

Deg

Lagi-lagi jantung Delano seperti tertusuk sesuatu rasanya benar-benar sakit mendengar anak itu mengigau tentang ayahnya lagi. Sementara Lusi menggigit bibir bawahnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Ia merasa jadi orang yang begitu egois saat ini. Demi karena takut kehilangan kedua anaknya, dia membuat Devan dan Davin harus merasakan kepahitan seperti ini.

"Bunda janji setelah ini bunda akan mencari keberadaan orang tua kalian bagaimana caranya. Meskipun setelah ini kita harus terpisah, bunda rela asal kalian bahagia." Batin Lusiana.

Begitu tiba di rumah sakit Delano langsung menggendong Devan, Lusi hanya menatap sikap berlebihan Delano dengan wajah sendu.

Dengan cepat Delano sudah mendaftarkan kedua putra Lusiana. Mereka masuk ke ruang IGD karena jam malam itu dokter anak sudah selesai praktek. Lusiana duduk di kursi tunggu karena ia tidak di perkenankan mendampingi kedua putranya. Tak lama terdengar tangisan Devan dan Davin, hati Lusi semakin tak tenang membayangkan apa yang terjadi di dalam sana. Rasanya ia ingin menerobos masuk ruangan itu untuk melihat kondisi kedua putranya. Lusiana menutupi wajahnya, air matanya tak lagi dapat terbendung ia terisak lirih. Delano dapat melihat jika sekarang ini ibu dari kedua anak itu sedang menangis karena tubuhnya bergetar.

"Mereka anak-anak yang kuat, mereka pasti akan segera sembuh." Kata Delano, Lusi masih menutup wajahnya. Tak lama dokter yang menangani Devan dan Davin keluar. Lusi segera bangun dan menyambut dokter itu begitupun Delano.

"Bagaimana kondisi anak-anak saya dokter?"

"Kedua putra anda tampak nya harus di rawat inap karena dibutuhkan observasi lanjutan. Kami sudah mengambil sampel darah mereka berdua untuk di bawa ke laboratorium untuk memastikan pastinya sakit yang mereka alami." Tutur dokter jaga itu.

Tubuh Lusi terasa lemas, jika saja di belakangnya tak ada Delano mungkin Lusi sudah jatuh ke belakang. Tapi kini tubuhnya saat ini berada dalam rengkuhan Delano saat tiba-tiba tubuhnya limbung dan hampir jatuh.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Selamat membaca 🥰🥰🥰

1
Mas Sigit
q rasa karisa dalang dri semua ini
Mas Sigit
mampir kk
Santimehasari Nst
Luar biasa
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Mayus Mayus
Kecewa
Mayus Mayus
Buruk
pipin bagendra
ga ketukar Jeffri dgn Delano thor
ganteng yg JD Jeffry hehehehe
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
pengalaman pribadi😅😅
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
ikut suprt novelnya...👌
Nur Bahagia
nahhh ini baru kerenn 🤩 kalo visual nya Delano imut bener 😁
Nur Bahagia: siiaapppp kak Thor 👍🥰
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
siapa bu Yayuk? 🤭
Nur Bahagia
tuh kan bener..Glen yg dihubungi Delano
Nur Bahagia
ya iyalah Lusi pasti datang dianterin Delano.. lo aja yg aneh mikirnya aditya 🤦‍♀️
Nur Bahagia
Lusi cocok nih visualnya.. tapi delano terlalu imut banget 😁
Nur Bahagia
Delano nelp Glen 😁
Nur Bahagia
Glen berperan ganda 🤔
Nur Bahagia
jangan2 jessica lagi ngincer regan/delano 🤭
Nur Bahagia
tuh kan.. Hans dan Lidya kompak bener. 🤗
Nur Bahagia
Hans dan Lidya ini bener2 couple goals 🤗
Nur Bahagia
kalo dari judul chapter nya, ini pasti ulah papa Hans 🤣 emang agak lain tuh papa 😅
Nur Bahagia
kayak sinetron 😅🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!