Menikah Dengan Hot Duda

Keyra mengepalkan tangannya erat, sampai-sampai jari-jarinya hampir memutih. Ia mencoba menahan amarah yang membuncah di dadanya. Dengan mata yang terpejam sejenak, ia menarik napas panjang, menghirup udara dalam-dalam, dan melepaskannya perlahan.

Ini adalah hari pertamanya bekerja di AL'X Company. Dan ia tidak ingin membuat kesan buruk atau memulai konflik yang tidak perlu.

Wanita yang saat ini berdiri di depannya, tidak lain adalah seniornya. Dan dia tahu, melawan ataupun tidak, dia akan tetap menjadi incaran pelampiasannya. Dan Keyra tidak ingin hal itu terjadi.

Keyra membuka matanya, tatapannya berubah dingin tapi tetap tenang. Wanita yang di depannya, jelas ingin memprovokasi, dan Keyra tidak akan memberikan kepuasan itu karena melawan dengan cara agresif hanya akan memperburuk keadaan.

"Nona Ratu Elvira!" Keyra memulai ucapannya dengan mata yang tertuju pada Id card milik Ratu. "Kau mengatakan, aku wanita murahan hanya karena tanda di leher ku? Apa kau tidak tahu artinya ini?" Keyra mengangkat tangannya, memamerkan cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya. "Aku yakin, kau tahu ini cincin apa? Apa salah jika suami ku memberi tanda cinta di tubuhku? Atau, kau tidak tahu semua itu karena kau belum mempunyai pasangan?"

"Kau ... " Ucapan Ratu tertahan, tangannya mengepal dengan menautkan alisnya tajam. Tapi kemudian, senyuman licik tersungging di bibirnya. Dengan tangan yang terlipat di depan dada, iapun berkata, "itu hanya cincin. Siapa tahu kau hanya mengarang saja untuk menutupi kebusukan mu."

"Oh ya? Jadi, kau tidak percaya jika aku sudah menikah? Apa perlu aku memperlihatkan buku nikah ku? Ups, tapi aku takut, saat kau melihat nama suami ku, kau tidak mempunyai keberanian untuk menegakkan kepalamu," ujar Keyra, tidak kalah sinis.

"Kau ... Awas kau, ya!" Ratu mendengus kesal dan pergi dari sana, membuat Keyra menghela nafas lega.

"Tidak di sana, tidak di sini, kenapa aku harus bertemu dengan orang yang menyebalkan?" gerutu Keyra.

Di ruangannya, Alexio fokus menatap layar laptopnya. Dia beralih pada cincin yang melingkar di jari manisnya, kemudian ia melepasnya. "Singkirkan dia, perusahaan tidak membutuhkannya lagi," perintah Alexio.

"Baik, tuan."

...****************...

Keyra memilih mengabaikan tatapan rekan-rekannya. Setelah insiden dengan Ratu, dia sadar bahwa reputasinya di mata karyawan lain mungkin sudah buruk. Namun, dia tidak ingin membuang energi untuk membuktikan apa pun kepada mereka. Ia hanya ingin fokus pada pekerjaannya.

Keyra memandang layar komputer dengan alis berkerut, mencoba memahami dokumen yang tampak rumit. Ia menggigit bibir bawahnya, merasa frustrasi karena tidak tahu harus bertanya kepada siapa.

"Bagaimana ini? Aku tidak paham bagian ini," gumam Keyra. Dia menoleh kesana kemari, mencoba mencari bantuan. Sampai saat itu, Tony, kebetulan lewat di dekatnya. Tanpa ragu, Keyra menghentikannya.

"Maaf, tuan, boleh saya bertanya tentang dokumen ini?" tanya Keyra dengan sopan, sambil menunjukkan file di mejanya.

Semua mata di ruangan langsung tertuju pada mereka. Para karyawan tampak terkejut dan berbisik-bisik satu sama lain. Tony adalah asisten Alexio, orang yang sangat dihormati sekaligus ditakuti di perusahaan. Dia jarang berbicara dengan karyawan biasa, apalagi membantu mereka. Namun, Keyra dengan santai menghentikannya, seolah Tony adalah rekan kerja biasa.

Tony memandangi Keyra sejenak, lalu tersenyum tipis. "Tentu saja. Saya akan menjelaskannya."

Tony berdiri di sebelah Keyra dengan tubuh yang sedikit membungkuk dan mulai menjelaskan pada Keyra cara menyelesaikan dokumen tersebut.

Sikap ramahnya membuat suasana di sekitar mereka semakin canggung. Beberapa karyawan tampak menahan napas, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Selesai membantu, Tony menegakkan tubuhnya dan berkata, "Jika ada hal lain yang tidak kau mengerti, jangan ragu untuk bertanya."

Keyra tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih banyak, tuan."

Setelah Tony pergi, keheningan pecah menjadi bisikan-bisikan di antara karyawan lain. Beberapa dari mereka mendekati Keyra dan bertanya langsung tentang hubungan keduanya.

"Key, kau terlihat akrab dengan Tuan Tony. Apa kalian masih kerabat? Atau jangan-jangan , dia suamimu?" tanya Rena

"A-apa yang kau katakan, kak? Kami bahkan baru pertama kali bertemu," sahut Keyra.

"Benarkah? Sulit dipercaya. Padahal, tuan Tony sangat irit berbicara. Bisa di bilang, dia orang kedua yang ditakuti setelah tuan Alexio," timpal Winny

Keyra terdiam, dalam hati dia merasa jika rekan kerjanya terlalu berlebihan. Alexio mungkin terlihat dingin, tapi Tony, dia sangat ramah, sangat berbeda dengan yang mereka katakan.

Tidak hanya rekan kerja Keyra yang terkejut dengan kedekatan Keyra dengan Tony, tapi seseorang yang tidak pernah mengalihkan pandangannya dari laptopnya, juga terkejut dengan kedekatan mereka. Siapa lagi jika bukan Alexio.

Awalnya, ia merasa hal biasa saat Keyra bertanya pada Tony. Tapi, posisi keduanya yang begitu dekat, membuat sesuatu di dalam dirinya mendidih. Dia menekan interkom, memanggil Tony untuk datang ke ruangannya.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya Tony sesaat setelah ia masuk ke ruangan Alexio.

"Mulai sekarang, jangan pernah membantu Keyra lagi. Biarkan dia beradaptasi dengan sekitarnya," perintah Alexio.

"Ba-baik, tuan."

Alexio beranjak dari kursinya, keluar untuk melakukan pertemuan dengan klien. Dia melewati meja Keyra, membuat karyawan yang tadinya berkumpul, mulai kembali ke mejanya masing-masing.

Keyra merasa jantungnya berdegup kencang saat melihat Alexio. Auranya sangat berbeda dari biasanya. Pria itu terlihat lebih berwibawa dengan wajah yang terkesan arogan.

Setelah Alexio dan Tony menghilang dari pandangan Keyra, satu persatu rekan kerja Keyra mulai berkumpul lagi.

"Kau mungkin belum tahu. Yang bersama tuan Tony adalah tuan Alexio, pemimpin perusahaan ini. Dia sangat tegas dan berwibawa. Dia tidak akan segan memberikan sanksi berat pada karyawan yang melakukan kesalahan," ujar Rena.

"Benarkah?" tanya Keyra.

"Benar, tapi. Walaupun begitu, dia sangat tampan. Banyak wanita di perusahaan ini yang mendambakannya. Apalagi, tuan Alexio belum menikah."

Keyra reflek menatap rekan kerjanya itu dan bertanya dengan nada sedikit sinis. "Dari mana kau tahu jika dia belum menikah?"

"Semua orang tahu jika dia belum menikah. Lihat saja di jari manisnya, tidak ada cincin di sana. Bukankah itu artinya, beliau belum menikah?" ucap Rena.

Keyra terdiam. Selama bersama, ia tidak memperhatikan, apakah Alexio memakai cincin pernikahan mereka atau tidak. Dan setelah mendengar ucapan Rena, membuat Keyra merasa kekecewaan di hatinya. Dia mengusap pelan cincin di jari manisnya, merasa jika hanya dirinya yang menghargai pernikahan mereka.

"Mungkin, aku harus memastikan nya. Pasti ada alasan kenapa dia tidak memakai cincinnya?" batin Keyra.