bekerja di sebuah perusahaan besar tentunya sebuah keinginan setiap orang. bekerja dengan nyaman, lingkungan kerja yang baik dan mempunyai atasan yang baik juga.
tapi siapa sangka, salah satu sorangan karyawan malah jadi incaran Atasannya sendiri.
apakah karyawan tersebut akan menghindar dari atasan nya tersebut atau malah merasa senang karena di dekati dan disukai oleh Atasannya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Enam Belas
***
Hari ini Maxim akan mengikuti saran dari Nanda, dan ia juga sudah menemukan tempat yang paling Pas untuk di datangi nanti.
Dari semalam Maxim susah tidur karena terus memikirkan apa saja yang harus ia katakan kepada Laudya, bahkan ia sampai menulisnya agar tidak lupa dan tidak salah bicara lagi.
Orang lain kalau mau bertemu Klien sudah pasti yang di persiapkan itu Materi soal kerja sama dengan perusahaan Klien nya, tapi beda lagi dengan Maxim.
Maxim sengaja meminta Laudya Untuk menghubungi pihak klien nya agar di majukan pertemuan mereka, karena ia nantinya ingin lebih lama lagi waktu berdua nya dengan Laudya.
Beruntungnya pihak Klien nya itu menyanggupi dan tidak ada aksi protes, pertemuan nya di majukan jadi di jam Sembilan Pagi, dimana jadwal awalnya itu siang hari.
Dan sekarang Maxim sedang berdiri di atas cermin, ia sedang memakai Dasi dan setelah itu baru memakai Jas nya. dan tidak lupa dengan jam tangan bermerek nya.
Setelah Merasa Rapi, Maxim mengambil Dompet dan Ponselnya serta Macbook nya. Baru ia keluar kamar Hotel.
Maxim mengernyitkan keningnya saat tidak melihat keberadaan Laudya. “Tumben gak ada, biasanya selalu sudah stand bye.”
Maxim menatap pintu kamar Hotel yang di tempati Laudya. “Masa iya belum bangun.” Gumamnya.
Karena penasaran, Maxim mencoba untuk mengetuk pintu kamar tersebut. Setelah beberapa ketukan pintu terbuka.
“Saya kira kamu masih tidur.” Ucap Maxim. Saat melihat Laudya sudah rapi dengan pakaian kerjanya.
“Maaf Mas, soalnya tadi ke kamar mandi dulu.” Balas Laudya.
“Kita berangkat sekarang.” Ucap Maxim.
.
Pertemuan mereka tidak jadi di Restoran, jadinya di perusahaan Pak Nomota. Dan sekarang mereka sudah sampai di sana.
Mereka berdua di antar oleh seorang perempuan ke lantai paling atas dan katanya itu ruangan Meeting.
Sampai di dalam, Disana sudah ada Pak Nomota berserta Asisten Pribadi nya.
“Selamat Pagi dan selamat datang di perusahaan Saya.” Sapa Pak Nomota dengan menggunakan bahasa Inggris.
“Selamat Pagi juga, Saya merasa senang Akhirnya bisa berkunjung ke perusahaan Bapak.” Balas Maxim.
Maxim memperkenalkan Laudya kepada Pak Nomota dan Asisten Pribadi nya, karena ini baru kali pertama nya mereka melihat Laudya.
Biasanya yang mereka lihat kalau ada kerja sama dengan perusahaan Maxim, pasti di situ ada Nanda. Tapi sekarang ternyata bukan.
Dan waktu di acara Makan Malam juga Pak Nomota tidak hadir karena sedang berhalangan, jadi mereka tidak bertemu dengan Laudya.
Mereka mulai membahas kerja sama yang akan Mereka lakukan untuk beberapa bulan ke depan, kalau soal pekerjaan Maxim akan selalu bisa Fokus walaupun sebelumnya pikiran nya selalu tertuju kepada rencananya nanti.
*
Maxim dan Laudya baru saja selesai, mereka sempat diajak santai-santai dulu. Tapi Maxim mengatakan kalau Mereka sedang ada urusan lain.
Keduanya sudah berada di dalam Taxi, Laudya pikir mereka akan kembali ke Hotel atau mau mencari oleh-oleh.
Apalagi kan tadi Maxim mengatakan kalau mereka ada urusan lain, mungkin Mereka akan pergi ke tempat oleh-oleh.
“Kita mau kemana, Mas?” Tanya Laudya.
“Nanti juga kamu tahu, yang pasti bukan balik ke Hotel ataupun nyari oleh-oleh.” Jawab Maxim.
Laudya menayangkan tadi saat mencari Taxi, tidak ikut Maxim saat berbicara dengan supir Taxi nya. Jadi sekarang ia tahu kemana mereka akan Pergi.
Mobil Taxi yang mereka tumpangi berhenti, Laudya terkejut saat melihat bangunan tinggi depa matanyanya.
Ia tahu betul Mereka sedang sedang di Shibuya Sky, ia melirik Maxim. yang di lirik malah langsung menggenggam tangan nya.
“Tiketnya udah Mas beli dari online.” Ucap Maxim. Laudya hanya ber'oh'ria saja.
Maxim akan membawa Laudya langsung ke lantai paling atas, untuk menikmati pemandangan Kota Tokyo dari atas sana.
Dan selama mereka masuk, Genggaman tangan nya tidak lepas. Bahkan Maxim malah mempererat Genggaman nya, membuat Laudya semakin Gugup Saja.
Terlihat ada beberapa pengunjung di sana, tapi yang Laudya liat kebanyakan itu yang sudah memiliki pasangan, entah Suami Istri atau masih pacaran.
Maxim membawa Laudya ke bagian sisi agar lebih jelas melihat pemandangan dari atas sana.
“Kenapa Mas bawa saya kesini?” Tanya Laudya.
Terdengar Helaan nafas keluar dari bibir Maxim. “Ada yang mau Mas obrolin sama kamu.” Jawab Maxim.
Pandangan Laudya malah terus menatap Maxim, dan itu ternyata berhasil membuat Wajah Maxim memerah. Laudya melihat, dan ia terkekeh sambil menahan tawanya.
Laudya malah jadi tidak begitu gugup saat melihat wajah bersemu merah itu, ia malah senang melihatnya.
Yang di tatap malah berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Matanya lurus ke depan, jangan liatin ke samping terus.” Ucap Maxim.
“Loh, barusan kan Mas bilang mau ada yang di obrolin. Terus waktu itu juga Mas pernah bilang kalau lagi ada yang bicara itu harus di tatap.” Balas Laudya.
“Untuk sekarang jangan, lebih baik natap yang lainnya aja.” Ucap Maxim.
“Udah ah jangan bahas soal tatap menatap, sekarang giliran saya yang bertanya, jadi apa yang mau Mas obrolin?” Tanya Laudya.
“Hufff, Mas mau jujur sama Kamu, mulai dari kenapa kamu tiba-tiba jadi sekretaris Mas dan sampai Mas Bawa kamu ikut ke jepang.”
Maxim Sekarang memberanikan Diri untuk menatap Laudya dengan genggaman tangannya belum lepas.
“Sebenarnya Mas sudah mulai suka sama kamu saat pada pandangan pertama, waktu kamu ikut Meeting membahas soal Proyek yang di Jawa waktu itu. Mungkin orang melihat Mas itu sebagai seorang pemimpin yang tegas dan tidak mau di bantah, tapi orang-orang tersebut tidak tahu soal kelemahan Mas. Dimana Mas orang nya pengecut, tidak punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya sama kamu soal perasaan Mas ini.”
Maxim memejamkan Matanya sejenak sebelum kembali melanjutkan bicaranya.
“Hari ini Mas mau minta izin sama kamu untuk lebih dekat lagi dan mengenal kamu, Mas tidak akan memaksa kamu untuk mengizinkan atau tidaknya. Bukan tidak mau mengajak kamu berpacaran, tapi menurut Mas itu tidak terlalu penting karena yang diinginkan sekarang itu dekat sama kamu dan ingin tahu apa saja yang belum Mas ketahui tentang kamu sebelum lanjut ke jenjang yang lebih Serius, dan kamu juga berhak untuk mengetahui apa saja soal Mas.” Ucap Maxim.
Laudya tercekat mendengar setiap kata yang di ucapkan oleh Maxim, jantungnya kembali berdebar dan tangannya juga semakin dingin.
Ia tidak tahu harus mengatakan apa, karena masih terkejut dan bingung juga harus merespon nya gimana.
Melihat Keterdiaman Laudya membuat Maxim membuang Nafas nya dengan perlahan.
“Mas tahu kamu terkejut dan bingung, dan Mas tidak akan memasak kamu untuk menjawab sekarang. kamu boleh berpikir dulu, mau memberikan Mas izin untuk mendekati dan mengenal lebih jauh lagi tentang kamu, dan kamu juga berhak untuk melarang Mas mendekati kamu.” Ucap Maxim.
“Mas, aku bingung harus bilang apa. karena menurut aku ini semuanya begitu tiba-tiba dan membuat aku terkejut juga.” Balas Laudya.
Laudya ini memang gitu ya, kadang manggil dirinya itu Saya dan kadang Aku.
“it's ok, kamu boleh memikirkannya dulu.” Ucap Maxim.
Laudya menggelengkan kepalanya. “Enggak Mas, lebih baik aku jawab sekarang saja.”
“Jadi?”
“Semoga bukan keputusan yang salah.” Bisik Laudya dalam Hatinya.
“Aku akan kasih izin mas untuk mendekati aku, tapi aku gak mau orang-orang kantor tahu.” Jawab Laudya.
Mata Maxim berbinar menatap Laudya. “Kamu gak terpaksa kan?”
Laudya menggelengkan kepalanya. “Gak sama sekali.”
Tanpa bicara lagi, Maxim langsung memeluknya dengan erat dan terus mengucapkan Terima Kasih.
Laudya sengaja memberikan izin, karena ia ingin tahu bagaimana perjuangan Maxim untuk mendekati dirinya.
Urusan Restu dari keluarga Maxim, ia akan memikirkan nya Nanti. Dan sekarang ia hanya ingin melihat perjuangan Maxim dulu.
Dan Laudya juga tidak akan memberitahu kedua temannya, kalau Mereka tahu pasti akan heboh.