Anak Kembar Tuan Impoten

Lima tahun kemudian.....

"Anak-anak, cepat bangun. Sudah jam enam pagi, kalian harus segera bersiap terus berangkat ke sekolah." teriak seorang wanita dari arah dapur dan tengah sibuk mengaduk masakannya.

Tak ada pergerakan yang didengarnya, wanita berwajah cantik itu mematikan kompornya lalu melangkah menuju kamarnya untuk menemui anak-anaknya.

"Astaga, kenapa kalian tak kunjung mandi." ucap wanita itu terkejut melihat kedua anaknya masih betah duduk di atas ranjang. Dimana wanita berwajah cantik nan ayu itu adalah Keysa bintang dan dua anak kecil duduk di atas ranjang adalah anak kembarnya, Zidan dan Zara.

"Mama, kami tidak mau ke sekolah. Hali ini kami mau bantu mama kelja, lalu cali kelaang, iya kan kakak." ucap anak perempuan berwajah imut, bermata bulat dengan bulu mata lentiknya berpadu sempurna dengan wajah cantiknya yang polos.

Sedang anak laki-laki berwajah tampan yang duduk di sampingnya yang tak lain adalah saudara kembarnya hanya mampu mengangguk dan sangat setuju yang dikatakan kembarannya. Mereka adalah Zidan dan Zara.

"Tidak bisa sayang. Zidan, Zara, kalian harus tetap ke sekolah, karena sekolah sangat penting dan menjadi prioritas utama untuk kalian, nak. Kalian tidak akan pintar kalau tidak sekolah. Mama tidak akan pernah membiarkan kalian bekerja." ucap Keysa dengan lemah lembut sambil menghampiri anak kembarnya.

Tampak anak kembarnya yang berusia lima tahun itu saling pandang, hingga akhirnya mereka turun dari ranjang lalu bergerak memeluk kaki ibunya.

"Maafkan kami, mama. Kami janji akan rajin belajar." ucap Zidan dan Zara bersamaan.

"Bial kita bisa menjadi olang kaya laya dan mama tidak usah lepoot-lepoot keljaa." ucap Zara dengan suara cadelnya.

"Betul, mama hanya perlu menerima uang dari kami. Kalau semua hasil karya kami laku terjual." ucap Zidan dengan antusiasnya, anak berumur lima tahun itu dipaksa mandiri sejak dini oleh keadaan.

"Iya sayang, terima kasih, mama senang mendengarnya." ucap Keysa tersenyum hangat sambil mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan si kembar. Membuat anak kembarnya kembali berhambur memeluknya.

Keysa hanya mampu tersenyum sambil mengelus punggung anak kembarnya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Hari-harinya menjadi berwarna dengan kehadiran anak kembarnya.

Namun tidak dipungkiri, kehadiran anak kembarnya juga memberikan pengaruh besar terhadap dirinya. Bahkan Keysa tidak pernah menyangka bisa melewati hari, bulan, maupun tahun-tahun sebelumnya.

Bagaimana tidak, kerasnya kehidupan membuatnya harus kerja banting tulang sambil momong bayi kembarnya yang masih berusia beberapa bulan kala itu ke setiap rumah warga yang membutuhkan jasanya untuk mencuci pakaian.

Ya semua itu dilakukan, demi mendapatkan uang untuk membeli popok dan perlengkapan bayinya serta kebutuhan sehari-harinya dengan si kembar, walau menjadi tukang cuci pakaian keliling ke rumah warga dan kerja serabutan, dia tidak akan pernah gengsi.

Karena kenyataannya dirinya hidup dalam kemiskinan bersama anak kembarnya. Keysa berjanji pada dirinya sendiri akan menghidupi anak kembarnya dengan uang hasil jerih payahnya sendiri tanpa harus menggunakan uang ratusan juta pemberian pria brengsek nan bajingan itu.

Suka duka telah dia lalui bersama dengan anak kembarnya selama beberapa tahun. Hingga perekonomian keluarganya mulai berubah berkat kepintaran Zidan dan Zara.

Lewat kreativitasnya, Zidan dan Zara berhasil membuat aksesoris yang terbuat dari cangkang kerang dan bernilai seni rupa, khususnya seni kriya.

Kerajinan tangan yang dibuat si kembar dari cangkang kerang memanfaatkan keindahan alami kerang dan diolah menjadi produk bernilai seni secara alami dan berbagai bentuk aksesoris seperti kalung, gelang, anting, dan hiasan lainnya.

Padahal biasanya cangkang kerang tidak bernilai di desa pesisir, namun berkat tangan-tangan terampil anak Kembar Keysa, cangkang kerang bernilai jual tinggi lewat sebuah aksesoris dan berhasil dipasarkan keluar daerah.

Keysa sangat bersyukur kepada Tuhan, karena dianugerahi anak kembar yang jenius. Semoga anak kembarnya selalu diberikan kesehatan, kepintaran dan dilimpahkan rezeki serta bisa membantu sesama.

"Ya sudah, sekarang kalian mandi. Mama, akan siapkan bekal untuk kalian." ucap Keysa lemah lembut.

"Baik mama" ucap keduanya bersamaan lalu mengikuti perintah ibunya.

Keysa memilih kembali ke dapur, dia pun duduk termenung di kursi plastik sambil menyiapkan bekal untuk si kembar. Keysa mulai kepikiran dengan ucapan si kembar tempo hari.

'Kemana pelginya papa? Kenapa kami tidak pelnah melihatnya, mama?'

'Apa kami tidak punya papa?'

'Kenapa orang-orang mengatakan kami anak haram?'

Keysa menghela nafas, dia sudah menjawab semua pertanyaan yang dilayangkan anak kembarnya kepadanya. Namun dia sangat yakin, Zidan tidak akan serta merta percaya dengan ucapannya, anak laki-lakinya itu begitu pandai dan berpikir kritis, berbeda dengan Zara yang gampang percaya dan sangat lugu.

Ku harap kedepannya tak ada masalah menghampiri keluarga kecilku. Batin Keysa cemas. Dia sudah bahagia bersama dengan anak kembarnya.

🍁🍁🍁🍁

Kediaman keluarga Dirgantara....

Seluruh anggota keluarga sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama dengan penuh kehangatan. Tak ada obrolan yang terjadi di meja makan. Namun suasana begitu tegang di ruangan tersebut.

"Selesai sarapan, Daddy tunggu kalian semua di ruang keluarga." ucap tuan Hans serius yang lebih dulu bangkit dari duduknya, lalu melangkah ke ruang keluarga.

Tampak Erlan yang menempati kursinya hanya mampu menghela nafas dan segera menghabiskan sarapannya. Semuanya perlahan berubah, keharmonisan keluarganya tak lagi seperti dulu. Bahkan hubungannya dengan ayahnya sudah renggang dan tak lagi sejalan.

Sudah tiga tahun Erlan angkat kaki dari kediaman orang tuanya dan memilih untuk tinggal seorang diri di apartemennya. Namun terkadang dia tetap pulang ke rumah karena merindukan sosok yang disayanginya siapa lagi kalau bukan ibu, Oma dan adiknya yang usil.

Beberapa tahun yang lalu Erlan mengalami sakit keras, lebih tepatnya sakit aneh, dia bahkan tidak bisa beraktivitas dan bekerja seperti biasanya karena kondisi tubuhnya benar-benar lemah dan hampir setiap hari mual dan muntah. Padahal dia sudah melakukan berbagai pengobatan mulai dari pengobatan medis, herbal sampai pengobatan tradisional tetap saja tak ada hasil.

Karena itulah membuat kedua orang tuanya semakin khawatir dengan kondisinya. Ditambah perusahaan yang dipimpinnya hampir saja jatuh bangkrut, karena harga sahamnya turun drastis.

Hal itu membuat ayahnya marah besar dan menganggapnya banyak dosa terhadap mantan kekasihnya, Shakira. Karena sejak memutuskan hubungan dengan Shakira, dirinya mendadak jatuh sakit.

Tidak sampai disitu, bahkan ayahnya memintanya untuk segera menikahi Shakira, apapun caranya. Karena ayahnya menganggap sakit yang dialaminya berawal dari Shakira. Namun Erlan menolak keras keinginan ayahnya kala itu. Dia terus berusaha melawan sakitnya dan mencoba bangkit kembali.

Hampir setiap hari dia dan ayahnya selalu berdebat hebat, hingga akhirnya hubungan ayah dan anak itu menjadi renggang sampai detik ini.

"Ada masalah apa lagi, kenapa Daddy meminta kita berkumpul ke ruang keluarga?" tanya Erina sambil melirik Omanya dan Omanya hanya mampu mengidihkan bahunya tanda tidak tahu.

"Baru kali ini kamu tidak tahu." ucap Erlan tersenyum tipis lalu meneguk air putih. Padahal dia ada rapat pagi ini, namun permintaan ibunya yang menyuruhnya datang ke rumah, mau tak mau dia langsung menghubungi Lucas untuk mengundur rapatnya.

"Aku tidak mencari tahu lagi, karena ujung-ujungnya..." Erina tidak melanjutkan ucapannya karena ibunya langsung memotong ucapannya.

"Apa yang Daddy rencanakan semua itu demi kebaikanmu." ucap Nyonya Hani tersenyum.

"Tetap saja, mommy. Erina tidak mau dijodohkan. Apalagi dijodohkan sama anak rekan bisnis Daddy, pokoknya Erina tidak mau." ucap Erina yang kembali teringat dengan kejadian beberapa tahun yang lalu. Dimana diam-diam orang tuanya merencanakan perjodohannya, alhasil dia pun nekat keluar negeri secara diam-diam.

"Sudah sudah, sebaiknya kita temui Daddy mu." ucap Oma Miranda lalu bangkit dari duduknya.

Membuat yang lainnya juga bergerak lalu mereka berjalan ke ruang keluarga dimana tuan Hans sudah duduk di ruangan tersebut. Merekapun ikut bergabung bersamanya.

"Esok lusa anak rekan bisnis Daddy akan datang bertamu sekaligus ingin melamar Erina." ucap tuan Hans memberitahu keluarganya.

"Apa!" Erina membulatkan kedua matanya mendengar ucapan ayahnya.

"Erina, sudah cukup bermainmu selama lima tahun. Siap tidak siap, kamu harus menikah dengannya. Hanya dia pria yang sangat Daddy percaya untuk menjagamu." ucap Tuan Hans tak ingin dibantah.

"Erina tidak setuju Daddy. Erina akan menikah, kalau Kak Erlan juga menikah." ucap Erina dengan entengnya, membuat Erlan melotot menatap adiknya.