WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 25 - RESIGN
YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH
LIKE
COMMENT
VOTE
DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l
LIMA.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.
---------------------------------------------
Setelah Dylan meninggalkan ruangan itu, Mela berjalan mendekati Tasya laku ia berbisik. "Lo lagi berantem sama Dylan ya?" Tasya hanya menggeleng singkat lalu lanjut mengerjakan tugasnya.
Tasya yang sedari tadi mendengar perbincangan mereka dengan Dylan hanya bungkam, hatinya sakit kala melihat Dylan sangat cuek, bisanya jika Dylan datang ke devisinya laki-laki itu akan sangat senang menggoda Tasya. Tapi sekarang setelah ia tau masalah Tasya malah laki-laki itu menghindarinya.
Tak terasa air mata Tasya mengalir di pipinya. "Lo sahabat satu-satunya yang gue punya, tapi kenapa Lo jahat banget sama gue....hiks..." gumamnya.
---------------------------------------------
"Akhirnya selesai juga." kata Dinda sambil merilekskan otot tubuhnya.
"Iya, yuk pulang udah malem jam 7 ini." teril Vino dengan semangat.
"Ayo..." teriak Bagas dan Mela berbarengan. Sedangkan Tasya sejak Dylan datang ke ruangannya hanya diam saja.
"Lo kenapa sih Sya, dari tadi perasaan gue liatin diem mulu ?" tanya Mela saat mereka berjalanan menuju lift.
"Iya, kalo ada masalah mending Lo cerita sama kita. Anggap kita keluarga Lo Sya." sahut Vino.
"Nah bener tuh Sya." tambah Dinda.
Ting....
Pintu lift terbuka mereka berlima masuk kedalam Lift yang terdapat 2 orang asing yang berpakaian pekerja kantoran, Bagas memencet tombol angka lalu lift tertutup.
"Jadi gimana ? Apa masalah Lo ?" kali ini Bagas ikut menyahuti.
Tasya menghela nafas kecil lalu menatap mereka berempat. "Gue mau resign 2 hari lagi."
Ting...
Pintu lift terbuka, Tasya keluar dari lift bersama dua orang pekerja lain meninggalkan teman-teman Tasya yang termenung mendengar ucapan Tasya barusan.
"Sebentar-sebentar, tadi Tasya bilang apaan ? gue gak denger." kata Vino.
"Dia bilang mau resign katanya." jawab Mela.
Lalu mereka keluar dari lift saat baru 2 langkah mereka melangkahkan kaki mereka, tiba-tiba mereka semua berhenti berjalan lalu saling pandang satu sama lain.
"APA ???? TASYA RESIGN ???"
---------------------------------------------
Tasya berjalan santai menuju basement parkiran, saat akan memasuki mobilnya Ia melihat sahabatnya itu. Lalu Tasya berlari kearah Dylan dengan tergesa-gesa karena Dylan akan menaiki mobil.
"Dylan, kita harus bicara. Kenapa Lo jadi ngejauhin gue ?" tanya Tasya dengan memegang erat lengan kiri Dylan.
Dylan terdiam sejenak lalu menghempaskan tangan kanan Tasya kasar. "Jangan bicara lagi sama gue. Mending Lo pergi sekarang, gue jijik lihat muka Lo."
"Iya emang gue menjijikkan...hiksss. Tapi cuma Lo tempat gue cerita, Lo sahabat gue Dylan pliss jangan tinggalin....hiks..gue..." katanya.
"Gue bakalan resign, Gue harap Lo masih mau menerima gue. Sahabat Lo yang menjijikan. Gue....hikss... ga bakal ganggu Lo lagi. Gue sayang sam Lo Lan." sambungnya.
Setelah itu Tasya meninggalkannya Dylan yang termenung di depan mobilnya. Sementara Tasya berlari kecil masuk mobilnya.
"Hiks.....hiks...gue jijik sama diri gue sendiri...gue jal*ng, pelac*ur gue....hiks...hiks..kotor." kata Tasya sambil menjambak-jambak rambutnya sendiri.
Sementara Dylan, laki-laki itu masuk didalam mobil dalam keadaan kacau. Air matanya menetes, ia sayang Tasya. Tapi mau bagaimana ? Sangat sakit melihat Tasya menangis.
"Tuhan....tolong saya..hiks.." gumamnya.
---------------------------------------------
Tasya masuk kedalam rumahnya disambut oleh adiknya yang sedang tersenyum sumringah. "Ada apa kok kelihatannya seneng gitu kamu ?"
Lula semakin melebarkan senyumnya. "Ayo kakak masuk dulu, Tasya buatin teh jahe ya. Kakak bersih-bersih badan dulu."
Tasya mengangguk kecil lalu berjalan menaiki tangga untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah kurang lebih 20 menit, Tasya turun ke bawah untuk menemui adik tersayangnya itu.
"Wah, siapa nih yang beli makanan banyak banget ?" tanya Tasya yang melihat meja makan mereka dipenuhi makanan.
"Lula kak yang pesen, Lula pengen banget makan junk food. Nih teh-nya kakak minum dulu." katanya sambil menyerahkan minuman itu didepan Tasya.
"Terima kasih sayangnya kakak. Jadi gimana ? kenapa dari tadi kamu senyum-senyum sendiri ?"
"Lula udah ambil kak ijazahnya, kapan kita bakal pindah ?" tanya Lula.
Tasya menghela nafas lelah. "Besok terakhir kakak kerja, setelah itu kakak bakalan resign. Lalu lusa-nya kita bakalan ke Bank untuk urus tentang hutang itu. Tadi kakak sudah telfon pihak bank-nya, jadi Lusa setelah kita ke bank baru kita pikirin tentang hidup kita berdua kedepannya."
Lula mengangguk antusias, dan melebarkan senyumnya. "Aku percaya kakak, pasti kita bakal bisa lewatin semua cobaan ini." katanya.
"Iya, semoga saja." gumamnya.
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.
DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA VOTE+KOMEN+LIKE.