Karena hidup dalam kesederhanaan dan nyaris tak punya apa-apa. Alena dan Keluarganya selalu di hina dan tak henti-hentinya di rendahkan oleh keluarga sepupunya yang termasuk orang berada.
Alena semakin di kucilkan ketika gadis itu di ketahui telah menjalin hubungan dengan pria yang bernama Pradipta Devano Syahputra. Pria yang berprofesi sebagai seorang montir di salah satu bengkel di kota itu.
Namun siapa sangka, Di balik pakaian kotornya sebagai montir, Alena di buat terkejut setelah mengetahui bahwa Devano ternyata seorang Ceo yang kaya raya..
•••••
"Terserah mereka ingin merendahkan mu seperti apa. Yang penting cintaku padamu tulus. Aku janji akan membahagiakanmu serta membungkam mulut mereka yang telah menghina mu dan keluarga mu.." Pradipta Devano Syahputra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hinaan Yang Tak Berujung
Mau tak mau, Bagas dan Dilla melakukan klarifikasi. Mereka meminta maaf karena sudah menyalahkan Alena di malam pernikahan itu.
Sebuah klarifikasi yang di unggah oleh mereka bukannya mendapatkan pujian tapi lagi-lagi mendapatkan hujatan. Karena bagi para netizen apa yang di lakukan oleh Bagas dab Dilla bukan sebuah pengakuan klarifikasi tapi sebuah pembelaan.
Kini mereka tinggal meminta maaf secara langsung kepada Alena. Ini adalah pilihan yang begitu sulit. Bagas yang sekarang sudah sembuh mulai masuk ke bekerja.
"Kalian yakin mau masuk bekerja hari ini?" Tanya Wina kepada anak dan menantunya. Mereka sama-sama mengangguk. Mau bagaimana lagi, Ancaman Andika tidak pernah main-main. Selain melalui klarifikasi mereka juga harus meminta maaf kepada Alena. Kalau mereka tidak melakukan itu siap-siap saja akan segera di pecat.
"Iya bu.. Lagian kita udah beberapa hari gak masuk kerja.." Sahut Dilla kepada ibunya. Di sana tak hanya ada orang tua Dilla saja tapi juga ada ibu Bagas yang semalam datang untuk berkunjung. Karena sudah larut malam, Wawan dan Wina menyuruh besannya itu untuk menginap saja.
"Yaudah, Sekarang kita berangkat Mas.. " Bagas mengangguk. Seperti pasangan pengantin yang lainnya. Bagas dan Dilla berjalan dengan bergandengan mesra. Para orang tua mengikuti sepasang suami dan istri itu hingga ke depan. Bersamaan dengan itu, Mereka melihat Alena yang kini sedang di jemput oleh Devano.
"Pak.. Lihat itu, Si Alena di jemput sama pacarnya.." Ucap Wina. Semua yang berada di sana mengalihkan pandangannya di seberang jalan sana. Dimana Alena di jemput oleh Devano, Pemuda tampan yang mereka tahu adalah pacar Alena yang katanya hanya berprofesi sebagai montir itu.
"Tapi kemana orangnya? Kok gak ada.." Mereka memang hanya melihat motor butut milik Devan saja, Entah kemana orangnya.
"Mending kita samperin yuk.. " Wina mengajak anak menantu serta besannya untuk mendekat. Sudah pasti mereka akan mencemooh serta mengejek keluarga itu. Karena memang itulah yang sedari dulu mereka lakukan. Hidupnya tidak tenang kalau tidak menghina keluarga Alena barang sedetikpun.
"Jadi pacar Alena itu hanya seorang montir?" Tanya Ibu Bagas kepada Wina. Wanita itu mengangguk.
"Iya besan.. Cuma menang tampang aja sih..
"Percuma tampan kalo cuma kerja jadi montir. Masih mending putraku yang seorang Manager.." Ucap Ibu Bagas mesanjung putranya. Wajah ibu Bagas begitu judes menandakan kalau wanita itu tak menyukai Alena sama sekali.
"Tapi kan Alena nya jadi sekretaris..
"Mau jadi sekretaris mau jadi apa tetep saja dia itu lahir dari keluarga miskin.. Mana mau saya punya menantu miskin... Dan lihat sekarang, Sok menolak putraku, Tapi dia sendiri punya pacar montir, Miris sekali..
****
Sementara itu, Devano sedang bicara dengan Andika lewat telepon. Entah apa yang di bicarakan. Hingga pembicaraan itu berakhir, Devano menoleh ke arah sang kekasih yang baru saja keluar dari rumahnya bersama kedua orang tuanya.
Sebenarnya tadi Devano di persilahkan untuk masuk. Devano pun mengangguk karena memang ada hal penting yang hendak ingin Devano bicarakan. Sayangnya Andika merusak suasana.
"Ayah, Bunda..Maaf tadi gak jadi masuk soalnya ada telfon dari bos Devan.." Ucap pria itu dengan sopan. Pandu mengangguk dengan tersenyum.
"Gapapa .. Kita tahu lok kalau kamu juga sibuk.." Kata Pandu kepada Devano. Pandu mengenal Devano dengan baik, Dan dia percaya kalau pemuda ini bisa menjadi pendamping yang baik untuk putrinya.
"Yaudah Yah, Bun...Ale berangkat dulu ya.." Ale mencium punggung tangan kedua orang tuanya dam di ikuti oleh Devan sendiri.
"Ohya, Yah, Bun.. Besok malam orang tua Devano mau kesini.. Ayah sama Bunda jangan kemana-mana ya.." Pandu dan Lilis saling pandang. Mereka tersenyum.
"Apa kamu dan orang tua kamu datang kesini mau ngelamar Ale?" Alena menunduk tersipu malu. Devano tersenyum seraya mengangguk.
"Iya, Devan akan mengajak Ale ke jenjang yang lebih serius.." Ucap Devano dengan bersungguh-sungguh. Dan mulai besok, Devano akan membuka jati dirinya di hadapan keluarga kekasihnya.
"Alhamdulillah..
Alena pamit sekali lagi. Ketika hendak naik ke atas motornya tiba-tiba..
"Jadi ini pacar kamu Alena..." Suara itu membuat Alena urung naik. Pandu dan Lilis pun juga mendekat. Ada apa ini? Kenapa keluarga songong itu mendekat semua.
"Alena Alena.. Saya kira kamu menolak anak saya karena kamu punya pria yang lebih dari putraku? Eh taunya.. Cuma modal tampang doang.. " Ucap Ibu Bagas pedas. Wanita itu melipat kedua tangannya di dada memandang angkuh gadis yang pernah menolak putranya itu.
"Aku juga mikirnya gitu.. Sok sok an nolak aku yang jelas asal usulnya. Pekerjaan mapan.. Tapi sekarang? Ternyata kamu malah menjalin hubungan dengan pria ini.." Bagas mengintai penampilan Devano dari atas hingga bawah. "Katanya pacar kamu ini kerja di bengkel ya? Kasihan..Hahaha.." Mereka semua tertawa. Devano hanya diam, Dia tak sakit hati dengan semua itu. Justru Devano punya rencana kejutan yang akan membuat mereka jantungan nanti.
"Lalu kenapa kalau saya bekerja di bengkel.. Yang penting halal kan? Daripada kerja kantoran tapi menyelipkan uang kantor apa tidak bahaya? " Tawa Bagas perlahan memudar. Pria itu mendadak kaku setelah mendengar ucapan Devano.
"Heh! Kamu mau nuduh menantu saya ini korupsi? " Bentak Wawan. Matanya melotot seperti hampir keluar dari tempatnya.
"Memangnya tadi saya menuduh?.. Saya hanya asal bicara saja.." Jawab Devano santai. Wina maju lalu menunjuk nunjuk wajah Devano.
"Heh! Pria miskin! Asal kamu tahu ya!! Bagas ini kerja di perusahaan besar! Dia jadi manager di perusahaan SN Group.. Cabang SN Entertaiment. Gak sembarang orang bisa masuk kesana.. Bilang aja kalau kamu itu iri kan? Kamu iri karena menantuku bekerja di perusahaan tapi kamu sebagai montir di bengkel.. Tapi maklum sih, Orang calon istri dan calon mertua kamu itu miskin. Serasi lah.. Hahaha...
Pandu mengepalkan tangannya. Dia sudah tak tahan. Ayah dari Alena itu maju dengan mata yang memerah.
"Bisa tidak? Sekali saja kalian jangan hina keluarga saya.." Ucap Pandu dengan gigi yang mengetat. Dia memang sabar, Tapi bukankah orang sabar ada batasnya..
"Saya Tahu saya ini miskin. Tapi saya masih punya harga diri. Kalian punya harta, Tapi untuk mendidik anak kalian saja kalian tidak bisa.." Wawan mulai emosi.
"Heh! Dasar benalu! Kau ini..
"Apa kak? Kau ingin menghinaku lagi? Kau ingin menghina keluarga ku.. Ayo hina! Sejak dulu, Kalian selalu merendahkan kami.. Kalian selalu membanggakan harta yang kalian punya itu. Padahal itu semua hanya titipan. Saya tidak akan menyumpahi kalian, Tapi saya yakin.. Roda itu terus berputar.. Dimana yang atas akan ada di bawah dan yang di bawah akan ada di atas.." Lilis mengusap lengan suaminya.
"Sudah yah.. Sudah..
"Halaaah!!Ba-cot! Sok sok an ceramah.. Udah miskin gak usah sok ceramah. Dasar miskin! Benalu!!
"BERHENTI!!" Alena berteriak. Sejak tadi dia diam bukan berarti takut tapi karena menahan emosi. Wanita itu maju mendekat seraya tersenyum.
"Pakde mau pergi atau nasib pakde sama seperti menantu pakde itu?" Mata Wawan melotot. Alena sudah mengangkat lututnya..
",Ayo kita masuk sekarang.. Bagas Dilla kalian cepat berangkat bekerja.." Mereka pun ngacir. Alena menghentakan kakinya kesal.
"Ayo Bang kita berangkat.. " Alena pamit lagi kepada kedua orang tuanya.
"Ya udah hati-hati kalian di jalan.." Alena hanya mengangguk. Sebelum benar-benar berangkat, Alena berteriak..
"HEH KALIAN KELUARGA SOMBONG! AKU DOAKAN KALIAN JADI MISKIN SEPERTI KAMI SUPAYA TAHU RASANYA JADI KITA!!
"Alena..." Tegur Lilis. Alena tidak peduli.
"Tenang sayang.. Mas akan balas mereka nanti..
.
.
.
TBC
gantung LG