Agnia, 24 tahun terjebak cinta satu malam dengan Richard Pratama akibat sakit hati kekasihnya Vino malah menikah dengan adik sepupunya.
Melampiaskan kemarahannya, karena keluarganya juga mendukung pernikahan itu karena sepupu Nia, Audrey telah hamil. Nia pergi ke sebuah klub malam, di sana dia bertemu dengan seseorang yang ternyata telah mengenalnya dan mengaguminya sejak mereka SMA dulu.
Memanfaatkan ingatan Nia yang samar, kejadian malam itu. Richard minta Nia menikahinya, dan menafkahinya.
Tanpa Nia sadari, sebenarnya sang suami adalah bos baru di tempatnya bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Tertangkap Basah
Nia menatap kesal pada Richard. Kenapa pria di depannya itu pakai tanya segala apa Nia perduli padanya atau tidak. Memangnya kalau tidak perduli, Nia akan mempertaruhkan kehidupannya ke depan, atau masa depannya lah bahasa sederhananya ya, untuk menikah dengan Richard, demi menyelamatkan pria itu dari menjadi pria penghibur di klub malam.
Nia memang menyukai Richard, bukan hanya saat ini, setelah mereka bertemu lagi. Bahkan sudah sejak SMA.
Flashback On
Agnia yang saat itu masih berusia 15 tahun, dan baru mengenakan pakaian putih abu-abu untuk pertama kali masuk ke sebuah kelas, dimana tempat itu sudah sangat ramai.
Nia tercengang melihat semua orang yang juga melihat ke arahnya.
'Eh, sepertinya ini bukan anak-anak baru yang kemarin datang mendaftar denganku. Apa benar ini kelasku?' batin Nia bingung.
"Kayaknya ada yang nyasar nih?"
"Wah, mangsa empuk nih!"
"Ya ampun, buta huruf apa gimana sih? masa gak tahu kalau ini kelas 11, sengaja ya? biar eksis gitu!"
Agnia sudah panas dingin. Kakinya seperti terkena tumpahan semen dengan adukan cepat kering, hingga susah sekali di gerakkan dari sana.
Nia benar-benar membeku di tempatnya. Padahal keningnya sudah berkeringat. Rupanya dia di kerjai oleh siswa lain yang dia tanya di dekat gerbang tadi.
Nia anak baru, dia memang baru masuk padahal tahun ajaran baru sudah di mulai empat hari yang lalu. Mau bagaimana lagi, dia sakit. Jadi, baru bisa masuk sekarang. Dan dia tidak tahu dimana kelasnya. Malah di kerjain.
Sementara tatapan semua siswa yang ada di kelas 11 itu sungguh sangat membuatnya terintimidasii. Antara malu dan takut. Rasanya Nia benar-benar ingin menghilang secepatnya dari tempat itu. Mata Nia bahkan sudah berkaca-kaca dengan wajah yang panik dan takut.
Tapi saat semua orang menertawakannya, dan dia benar-benar tak bisa bergerak juga tak bisa bersuara. Ada seorang pemuda yang tampan dan tinggi berdiri dari bangkunya.
Pemuda itu datang dengan membawa sebuah topi dan kemudian di bawa ke arah Nia.
"Ini topi mu. Kamu datang untuk mengambil topi mu yang aku pinjam kemarin saat hujan kan? aku sudah mencucinya. Ambil, lalu kembali ke kelasmu!"
Mendengar apa yang di katakan pemuda itu. Suara tawa dan sorakan di belakang pemuda itu berhenti. Semua saling pandang dan bergunjing.
"Oh, mau ambil topi. Aku kira caper!"
Nia menatap pemuda itu. Di mata Nia, pemuda itu seolah berubah menjadi seseorang dengan pakaian putih bersih dan ada sayap besar putih dan lebar yang mengembang di belakangnya. Senyumannya juga terlihat sangat indah.
"Terimakasih" ucap Nia yang meraih topi itu dan berlari ke luar dari kelas itu.
"Wih, gercep banget kamu Richard. Sudah main gebet anak baru saja" kata salah seorang teman Richard.
Richard kembali duduk di bangkunya. Sebenarnya dia juga tidak kenal gadis itu, hanya saja karena dia terlihat ketakutan, Richard membantunya.
Dan beberapa hari setelah kejadian itu, Nia kerap kali memperhatikan Richard diam-diam. Sering sekali meletakkan makanan di motor Richard yang ada di tempat parkir.
Meski tidak ada namanya, Richard mengetahui kalau yang kerap kali mengirimkan makanan itu adalah Nia. Karena Richard memang sering sengaja mengawasi Nia juga dari jauh.
Semakin hari, Richard semakin terbiasa dengan semua perhatian Nia itu. Hingga dia mulai tertarik dengan gadis itu. Sayangnya, teman sebangku Nia juga suka pada Richard. Hingga Nia mulai menjauh dari Richard. Padahal saat itu Richard sudah berusaha menunjukkan rasa sukanya dengan sering menunggu di depan kelas Nia untuk berjalan ke depan gerbang bersama.
Sayangnya Nia salah paham, karena setiap Richard datang. Talia yang lebih dulu menghampiri Richard. Nia mengira Richard menunggu Talia, bukan dirinya. Seperti itulah, sampai pada akhirnya Richard lulus, dan tidak bisa menyatakan perasaannya karena Nia yang mulai menjauh darinya, karena Talia juga menyukai Richard.
Flashback Off
"Aku tidak perduli padamu!" kata Nia yang kesal pada Richard yang tidak peka juga terhadap perasaannya.
Nia berbalik, dia sudah mau pergi. Tapi dia di buat terkejut. Karena ada suara sirine, dan semua orang terlihat berhamburan, lari ke sana, lari ke sini. Membawa kendaraan mereka dengan terburu-buru meninggalkan tempat itu.
"Eh ada apa ini?" Nia kebingungan.
Nia yang kebingungan malah bengong dan tidak bergerak dari tempatnya.
"Nia, naik ke motor. Ada raziaa!" seru Richard.
Mata Nia melebar. Dia sangat terkejut mendengar kata raziaa.
"Tapi kenapa kita kabur, memangnya kita salah apa? kita tidak bawa barang terlarang, tidak..."
"Naik saja, balapan ini kan ilegall!" jelas Richard.
"Agkhh, ilegall!" pekik Nia yang langsung berusaha naik ke atas motor sport Richard.
Padahal naik motor itu mudah loh, hanya saja karena Nia panik. Dia jadi kesulitan. Tapi setelah dua kali gagal, dia akhirnya bisa baik motor Richard itu. Membonceng di belakang.
"Pegangan, kita akan ngebut"
Nia tidak bertanya lagi, dia langsung memeluk pinggang Richard. Dia tidak mau sampai tertangkap. Kalau ayah dan ibunya mendengar dia berada di tempat seperti ini. Habislah dia.
Sementara itu, di tempat yang tidak jauh dari arena balapan liar itu. Beberapa mobil mewah juga melintas. Mereka itu baru menghadiri acara di pelabuhan dekat arena itu. Dan salah atau mobil mewah yang lewat adalah mobil Indra.
Melihat para pemotor yang lewat dengan cepat, cenderung kebut-kebutan dan menyalip juga memotong jalan sana sini. Supir Indra sampai nyaris menabrak salah satunya.
"Astaga!"
"Hati-hati pak Naryo. Mereka ini ugal-ugalan sekali. Dasar anak-anak berandalann. Kalau tidak sayang nyawa sendiri, jangan mencelakai orang lain!" Indra terlihat kesal.
Dia memang kurang suka pada orang-orang seperti itu. Menurutnya sangat tidak beradab. Tidak punya etika dan kesopanan.
"Sepertinya ada raziaa tuan. Itu di belakang ada suara sirine. Mungkin mereka habis balap liar" kata Naryo.
"Kalau begitu kita pelan-pelan saja pak Naryo. Mereka ini sungguh hanya bisa menyusahkan masyarakat saja. Sampah masyarakat, bukannya menghabiskan masa muda dengan bekerja. Berkontribusi untuk negara, jangankan berkontribusi untuk negara, orang-orang seperti itu pasti hanya menjadi beban keluarga. Dasar tidak berguna!"
Dan baru saja Indra mengomel, tentang orang-orang yang ikut balapan liar itu. Sebuah motor berhenti menunggu jalan terbuka di sampingnya.
"Tuan, itu bukannya nona Nia?" tanya pak Naryo.
Indra yang memdengar itu langsung menoleh. Mata Indra melotot, dia segera membuka kaca mobilnya. Melihat putrinya membonceng pria dengan motor, yang termasuk orang yang baru saja dia maki-maki. Indra merasa darahnya mendidih.
"Agnia Indraprastiawan!" Pekik Indra tak percaya putrinya ikut acara balapan liar seperti itu.
Nia yang mendengar nama lengkapnya di sebuah langsung menoleh. Richard juga.
"Ayah!" lirih Nia dengan mata melebar nyaris lompat dari tempatnya.
'Mamvusslah aku' batinnya.
***
Bersambung...
eeehhh malah Nia yang duain ini yaa wkwkwkw