NovelToon NovelToon
SUDDENLY MY DOCTOR HUSBAND

SUDDENLY MY DOCTOR HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alma Soedirman

Takdir dari Tuhan adalah skenario hidup yang tak terkira dan tidak diduga-duga. Sama hal nya dengan kejadian kecelakaan sepasang calon pengantin yang kurang dari 5 hari akan di langsungkan, namun naas nya mungkin memang ajal sudah waktunya. Suasana penuh berkabung duka atas meninggalnya sang korban, membuat Kadita Adeline Kayesha (18) yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu mau tak mau harus menggantikan posisi kakaknya, Della Meridha yaitu calon pengantin wanita. Begitu juga dengan Pradipta Azzam Mahendra (28) yang berprofesi sebagai seorang dokter, lelaki itu terpaksa juga harus menggantikan posisi kakaknya, Pradipta Azhim Mahendra yang juga sebagai calon pengantin pria. Meski di lakukan dengan terpaksa atas kehendak orang tua mereka masing-masing, mereka pun menyetujui pernikahan dikarenakan untuk menutupi aib kelurga. Maksud dari aib keluarga bagi kedua belah pihak ini, karena dulu ternyata Della ternyata hamil diluar nikah dengan Azhim. Mereka berdua berjanji akan melakukan pernikahan setelah anak mereka lahir. Waktu terus berlalu dan bayi mereka pun laki-laki yang sehat diberi nama Zayyan. Namun takdir berkata lain, mereka tutup usia sebelum pernikahan itu berlangsung. Bagaimanakah kehidupan rumah tangga antara Azzam dan Kayesha, yang memang menikah hanya karena untuk menutupi aib keluarga dan menggantikan kakak mereka saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alma Soedirman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. SMDH

"Mas... m-maaf..." cicitnya pelan sambil menangis.

Astaga kok jadi gini sih, gua cuma mau ngeprank doang astaga, kata hati Azzam.

"Astaghfirullah sayang, udah jangan nangis utututu aku minta maaf sayang, aku cuma mau ngeprank kamu— sttt stttt udah ya? Cup cup cup, jangan nangis sayang," ibu jari Azzam menghapus tetesan air mata Kayesha di pipi juga dibawah kelopak mata gadis itu.

"Hahaha istri aku beneran polos banget sih," Azzam malah tertawa ngakak lagi melihat Kayesha yang menangis.

Azzam mencubit hidung Kayesha pelan, "udah sayang astagaaa... Merah tuh hidungnya, udah sayang udah, kamu ga salah apa apa kok sayang...."

Kayesha menggeleng masih dengan tangisannya yang belum reda. Azzam mencoba menahan tawa gelinya dan menenangkan istrinya agar tidak terlihat seperti bocil TK lagi.

"Udah cupcupcup— Ayo sini sayang, kita baring aja yuk, sini aku peluk yaa."

Azzam berbaring di kasur, lalu menarik Kayesha ke sebelahnya, tapi Kayesha juga pasrah dan mengikuti kemauan Azzam saja— langsung pria itu memeluk istrinya dan membawanya ke dekapannya yang hangat, dan Kayesha berada di dekat dada bidangnya yang wangi aroma masculine.

Telapak tangan Azzam masuk ke sela rambut Kayesha dan mengelusnya lembut. Dengan perhatian dan kasih sayang, ia mencium puncak kepala Kayesha cukup lama.

"Lihat aku sayang."

Kayesha mendongakkan kepalanya sedikit keatas, dan wajahnya sekarang hadap-hadapan dengan wajah Azzam yang hanya menyisak jarak 10 cm.

Azzam dengan lembut, mendekatkan lagi wajahnya ke Kayesha dan cup, bibirnya bertemu dengan bibir manis gadis itu. Tak hanya kecupan, Azzam mengigit bibir bawah Kayesha sedikit, hingga mulut Kayesha sedikit terbuka.

Lidah Azzam langsung masuk dan beradu lembut dengan lidah manis istrinya itu. Azzam bermain lidah dengan sangat liar tetapi lembut, hingga tangan Kayesha mengalung ke leher pria itu.

Shhh ahhh...

Desahan indah yang lolos dari bibir gadis itu tanpa sengaja yang terdengar hingga ke telinga Azzam. Shit! Azzam rasanya semakin ingin menggebu-gebu, karena keadaan juniornya yang semakin mengeras dan ingin dikeluarkan.

Mphhh...

Azzam rasanya sudah tak karuan, ia perlahan langsung menyudahi bermain lidah tersebut dengan kecupan di bibir Kayesha. Dilihatnya wajah Kayesha yang nampak terlihat sayu tetapi juga terlihat bernafsu.

F**k gue ga bisa kalo kaya gini bangs** batinnya.

Pipi Kayesha merona karena merasa sedikit malu dan agak awkward dengan kejadian yang tadi, namun Azzam kembali membelai pipinya.

"Udah nangisnya, cantik?" Malu-malu Kayesha mengangguk dan menyeka air matanya.

Tak bisa dipungkiri, hidungnya sedikit memerah dan berair juga matanya yang terlihat sedikit sembab.

"A-aku takut, aku minta maaf mas," ia meminta maaf lagi.

"Hust, sttt... aku gak marah kok sayang, sumpah. Buat apa aku marah, kan kamu juga suka sama hoodienya kan?" Kayesha terdiam.

"T-tapikan, itu dikasih cowok. Aku mikir aja, pasti mas bakal marah," ia murung kembali.

"Haha engga kok sayang, sumpah— liat aku nih ya, aku beneran ga marah kok sayang, kan aku juga udah janji. Lagian dia juga cuma ngungkapin perasaannya doang, kan? Gak lebih kan? Buat apa juga aku marah, malahan dia keren, gentle berarti masih berani ngakuin perasaannya pas kamu bilang kalau kamu udah punya pacar—

—oh iya, siapa tadi namanya, Dewa ya? Kalo kaya gitu kamu kan bisa berteman baik aja sama dia, karena dia udah ngasih gift ke kamu. Menurut mas sih, gapapa ya asal jangan berlebihan. Malahan mas seneng kok, kamu udah berani jujur sama mas, mas jadi percaya juga sama kamu sayang," balas Azzam panjang lebar.

Perasaan cemburu itu memang jelas Azzam, karena ia begitu menyayangi dan mencintai Kayesha. Tapi Azzam juga pria yang sangat dewasa, untuk hal-hal seperti ini sudah menjadi hal yang Azzam anggap sebagai angin lewat saja, toh Azzam juga pernah muda. Selagi Dewa melakukan hal yang tidak baik kepada Kayesha, ia akan fine fine saja, dan akan memperbolehkan istrinya itu bergaul asal ingat batasan.

Pesona pria matang sekali ya, Azzam ini.

Kayesha yang mendengar itu takjub, suaminya itu begitu dewasa, dan sangat berkebalikan dengannya yang sangat cemburuan dan emosinya yang masih sangat labil.

Kayesha mengigit bibir bawahnya, "jadi gapapa nih mas? Mas ga marah kan? Mas gapapa kan aku nerima gift dari Dewa?" Azzam mengangguk.

"Gapapa sayang, santai aja."

Azzam mengeluarkan ponselnya dari saku celana bola yang ia pakai, lalu mengotak-ngatik dan membuka social media Instagram.

Lagi dan lagi Azzam mencium Kayesha, di kening.

"Gimana kalau kamu ngasih gift balik ke temen kamu tadi, yang Dewa Dewa tadi. Bukannya apa juga, anggap aja ini permintaan maaf karena kamu ga bisa balas perasaan dia, dan itung-itung buat ngasih gift pertemanan, karena dia udah ngasih kamu hoodie. Gimana? Mau?"

Kayesha berpikir sejenak, apakah Azzam memang se dewasa dan sebaik ini? Ia sungguh keheranan tapi juga senang memiliki suami seperti Azzam, sangat bersyukur rasanya.

"Eumm... gapapa nih? Mas baik banget tau, mas. Jadi ga enak aku— lagian aku gada niatan mau ngasih gift balik sih, tapi bingung juga kalo disuruh ngasih gift apa ke dia," ucap gadis itu.

"Hahaha iya juga ya— gimana kalau kamu ngasih temen kamu itu jam tangan? Temen mas yang namanya Abim, itu punya toko jam tangan, yang bagus bagus juga, jam tangan yang sering mas pake juga dari toko dia pas dulu beli," saran Azzam, sekalian membuka rezeki Abim.

"Boleh tuh, lagian aku gak kepikiran juga, boleh deh mas, tapi beneran gapapa nih?"

Azzam mengangguk sambil mengetik @yourtimeXXX di kolom searching Instagram miliknya, dan langsung menunjukkan koleksi dan jam tangan mewah yang cukup berkelas dan bagus milik Abim.

"Kamu pilih aja sayang, maunya yang mana, nih," Azzam menyerahkan ponselnya ke Kayesha.

Kayesha memegang handphone Azzam dan terus mescroll ke atas dan bawah, melihat jam tangan yang bagus, karena ia sendiri juga jadi tertarik membeli jam tangan. Sedangkan Azzam, pria itu memeluk istrinya dari samping dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Kayesha.

"Bagus bagus banget ya mas, jam tangan yang temen kamu jual ini. Kisaran berapa sih? Ini kaya jam tangan unisex juga ya, jadi pengen beli nih hehe," Kayesha terkekeh sendiri.

Maklum, perempuan kalau urusan pilih memilih barang di online memang jagonya.

"Kurang tau aku sayang, kamu kalau pengen beli jam tangan juga, screenshoot aja, nanti fotonya aku send ke Abim, biar dianter malam ini," balas Azzam enteng.

"Waduh seriusan, mas? Cepet banget juga ya diantar, bisa langsung cod-an malam ini."

"Haha soalnya Abim tuh, kalau ada pesanan dibawah jam 10, dan masih sekitaran sini, pasti dia yang anter, itung-itung night ride soalnya anaknya suka jalan-jalan gitu."

Kayesha ber oh ria, "gege juga ya— eh udah nih, aku udah nemu jam tangan buat aku juga, sama gift tadi jadinya dua. Tapi ini beneran mas? Kamu ga marah sama sekali? Ikhlas ga nih?"

Azzam berdehem panjang malas, Kayesha mengulum senyum gelinya.

"Beneran nih ya? Yaudah kamu kirim aja ke temen kamu tuh yang jualan jam tangan," Kayesha hendak menyerahkan handphone Azzam kepada pemiliknya.

"Aku males ngetik sayang, kamu buka aja Whatsapp nya, cari aja scroll ke bawah, ntar ada namanya Abim, langsung kirim aja, bilang aja langsung anter kerumah, dia udah tau juga kok rumah disini."

Kayesha menuruti saja perintah suaminya, alhamdulillah dapat rezeki baru, batin Kayesha, soalnya kalau masalah duit, Azzam memang tak pernah pelit, padahal kalau dilihat-lihat, Azzam sangat jarang berbelanja atau membeli barang-barang untuk keperluan diri sendiri.

istriku sayang💓

Kayesha menahan salah tingkahnya ketika tak sengaja melihat pinned Whatsapp Azzam itu adalah kontaknya, apalagi nama kontaknya yang begitu romantis.

Azzam ni lama lama bikin gue gila cinta, mabok cinta kayanya juga.

"Nih udah aku kirim sama temen kamu, yang namanya Abim Orgil itu kan? Jahat banget sih kamu, namain nama temen kaya gitu," Azzam tertawa geli.

Nama kontak Abim dan Yohan memang aneh di kontaknya, maklum lah laki-laki. Azzam kan juga berteman dengan Abim dan Yohan sudah sangat lama sekali, sudah sohib seperti keluarga.

Tringringringringring...

Bunyi nada dering handphone Azzam berbunyi, sebuah panggilan videocall masuk dari Abim Gila.

"Sapa tuh?" Tanya Azzam masih tak berniat melihat ke arah ponselnya dan fokus menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Kayesha.

"Eh temen kamu nih Abim nge vc, kamu angkat gih."

"Males ah, kamu aja yang angkat."

"Kok aku sih?"

"Angkat aja dulu udah, ikutin apa kata aku aja udah," suruh Azzam.

Kayesha menerima panggilan video itu, dirinya yang mengangkatnya, tetapi ia juga mengarahkan panggilan video itu ke arah Azzam yang sibuk memeluknya tanpa memperhatikan Abim yang mem videocall nya.

Asekkkkk, mesra banget nih kayanya, gue ganggu ga nih cuy.

Kata Abim dari sebrang sana dengan tertawa, tak pernah ia melihat Azzam sebucin ini dengan wanita yang tiba-tiba berstatus istri Azzam.

Azzam melihat ke arah layar handphonenya, lalu tersenyum miring, "ganggu banget bangs*t"

Abim tertawa ngakak, juga Azzam.

Kayesha justru kaget dan pertama kali mendengar Azzam mengatakan kata-kata kasar, tetapi ia memakluminya, karena pertama Azzam adalah laki-laki, dan Abim adalah sohib suaminya yang sudah sangat lama.

"Ih mas, jangan kasar kasar gitu," tegur Kayesha.

"Haha iya sayang maaf— oh ya Bim, gue mesen jam tangan tuh dua, jadi berapa totalnya? Lo bisa kan anterin kerumah gue?"

Astaga, ini seriusan Azzam? Gaul banget gila, mana pake lo gue, batin Kayesha, ia masih culture shock.

Abim menyahut, "bisa dong, sekalian gue mampir ke rumah lo nih. Buat jam tangan tadi harga temen aja lahhhh."

"Harga temen tuh berapa sat?" Tanya Azzam masih tertawa.

"Yaa gue diskonin deh, dari 2 juta, jadi sejuta lima dah, karena gue lagi baik nih."

Azzam berdecak, "alah, mahal amat, turunin lah jadi dua ratus ribu? Gimana, acc gak cok?"

Abim tertawa terpingkal-pingkal, "yeuuu lo aja nah yang jual ginjal dulu sono. Ngotak dikit goblok."

"Hahaha iya dah aman itu mah, kerumah aja, gue tungguin ya— oh iya jam tangannya hati-hati ya lo bawa, ntar kegores atau apa lagi, itu buat bini gua, iyakan sayang?" Azzam menatap Kayesha dengan senyumnya yang memperlihatkan gigi, damn! Pesona pria itu semakin luar biasa.

Cup, Azzam mencium pipi Kayesha.

"Ih mas! Ada temen kamu tuh liat!"

"Biarin aja dia sayang, biar dia termotivasi buat nikah haha," ejek Azzam.

Woi gue masih denger bego, haha, bucin banget dah. Iya dah ni gua otw yak, limabelas menitan gue sampai nih, dah dulu cok. Assalamualaikum.

"Wa'alaikumussalam," balas Azzam dan Kayesha kompak.

Tut.

Panggilan terputus sepihak dari Abim. Akhirnya sepasang kekasih itu hanya tinggal menunggu kedatangan Abim yang mengantar jam tangan.

1
vinc.
good
02. II Titik Rindu.
alurnya oke ajaa, ringan jugaa tapi ada beberapa kayanya perlu di revisi dari gaya font
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!