IG: puputhamzah24
Ayunda terpaksa menikah dengan Gunadarma yang sikapnya dingin dan sombong. Guna dan Ayu bekerja di perusahaan yang sama dan ini semakin membuat hati Ayu makel. Ada-ada sajah titah dan tuduhan Guna terhadap Ayu.
Adinda, adiknya Ayu, demi sebuah ponsel mahal, rela didekati seorang pria bertitel CEO. Akankah Adinda berhasil mendapatkan suami CEO seperti saudarinya atau malah nasibnya lebuh apes?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hakmu
ini adegan 21+ ya please yang masih dibawah umur diharapkan bijak dan segera menyingkir. walaupun tidak terlalu pulgar tapi ini sudah menjurus...😆😆😆
selamat membaca!!
"Tapi apa?"
Guna membuka pakaiannya membuat Ayunda menelan ludahnya, apa lagi saat ini
ia melihat otot hasil olahraga yang digeluti Guna membuatnya merasa Guna benar-benar menggiurkan untuk dipeluk.
"Aku minta hakku sebagai suami kamu sekarang juga!" ucap Guna.
"Nggak" ucap Ayunda.
"Kamu tidak ada pilihan kecuali bilang iya!" ucap Guna menarik pinggang Ayunda dan mencium Ayunda dengan lembut. Ayunda berusaha menolak, membuat Guna kesal dan mendorong Ayunda dengan kasar.
"Kamu jangan kurang ajar Mas!" teriak Ayunda.
"Apa yang aku lakukan sama kamu ini termasuk kurang ajar?" tanya Guna sinis. Ayunda memeluk tubuhnya sendiri seolah melindunginya dari tatapan Guna yang saat ini tidak terlihat seperti biasanya.
Guna segera menggendong Ayunda dan meletakkan Ayunda diranjang. Ia kemudian mengukung Ayunda hingga Ayunda tidak bisa bergerak. "Kamu mau apa Mas? nggak gini caranya, lepasin! " isak Ayunda. Guna seakan tuli dan ia melanjutkan keinginanya yang telah lama ia tunda, yaitu menjadikan Ayunda miliknya seutuhnya.
"Kamu jahat Mas hiks... " ucap Ayunda.
"Apa yang kau banggakan akan menjadi miliku. Kemarin kau yang menjebakku dan sekarang aku yang akan menjebakmu!" Guna melepaskan pakaian Ayunda dengan paksa membuat Ayunda merasa harga dirinya saat ini sangat rendah.
"Aku membencimu Guna!" teriak Ayunda.
"Oya, bukannya ini juga yang diinginkan orang tuamu? menjadikanku menantunya agar putrinya bisa menjeratku?" ucap Guna membuat Ayunda merasa terluka.
Kemarahan menguasai Guna saat ini. Ia bingung kenapa kata-kata Ayunda membuatnya emosi dan akhirnya memaksa hal yang seharusnya bisa ia minta dengan sabar dan menunggu Ayunda siap dengan hubungan mereka. Guna tidak peduli teriakan Ayunda yang ketakutan, walaupun ia harus memaksa Ayunda, ia tak peduli dengan penolakan Ayunda. Mereka melakukan hubungan layaknya suami istri yang sesungguhnya.
Ayunda yang lelah akhirnya tidak bisa menolak karena kekuatan Guna sungguh besar, hingga membuatnya tidak bisa melepaskan diri dari Guna. Guna menyeka keringat yang ada didahi Ayunda lalu mencium kening Ayunda dengan lembut sambil terseyum.
"Kamu milik saya Ayu, milik saya tidak akan pernah lepas dari hidup saya hmmm... " ucap Guna mengelus pipi Ayunda dan lagi-lagi ia menikmati bibir yang sejak tadi membuatnya ingin melahapnya. Ayunda kesulitan bernapas membuat Guna melepaskan pangutannya.
"Aku benci kamu!" lirih Ayunda.
"Aku tidak peduli!" ucap Guna.
Ayunda meneteskan air matanya sepanjang malam namun Guna selalu menyekanya. Tak ada pilihan lain bagi Guna selain segera memberikan cicit untuk kakeknya agar ia terbebas dari Vivian yang seakan gila memintanya untuk menjadi istri kedua. Jika Ayunda dan dirinya memiliki anak setidaknya posisi Ayunda akan aman.
"Sudah jangan menangis!" ucap Guna saat melihat wajah cantik Ayunda yang berada dibawahnya seakan tak rela ia sentuh.
"Sebenarnya kamu mau apa? kamu mau mengancurkan hidupku?" tanya Ayunda.
"Tidak, aku hanya melakukan hal yang diinginkan orang tua kita" jelas Guna membuat Ayunda benar-benar terluka. "Jangan pernah melawanku Ayunda. Kau yang masuk ke kehidupanku dan aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku kecuali kematian yang memisahkan kita!" bisik Guna.
"Kau tidak perlu cinta untuk melakukan ini semua padaku? kau hanya perlu tameng aku sebagai istrimu, agar bisa menjauh dari wanita yang kau sukai" ucap Ayunda membuat Guna terkejut.
Ayunda mendorong tubuh Guna dengan kasar dan dengan tubuh lemahnya ia memunguti beberapa pakaiannya "Vivian sendiri yang menghubungiku setelah kalian pergi ke Bali. Dia bilang kau dan dia pernah pacaran benar kan? dan kalian akan menghabiskan liburan bersama" teriak Ayunda.
"Tidak" ucap Guna.
"Jangan bohong!" teriak Ayunda.
"Aku tidak berbohong dan seharusnya kau percaya padaku bukan pada Vivian!" ucap Guna.
Ayunda terduduk membuat Guna segera turun dari ranjang dan mengangkat tubuh Ayunda ke atas ranjang "Apapun yang ingin kau tanyakan? akan aku jawab dengan sejujurnya!" bisik Guna. Ia memeluk Ayunda dengan erat.
"Besok kita selesaikan dengan Vivian. Jangan menangis, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan wanita manapun kecuali kamu! Sudah berapa kali kukatakan tapi kamu sepertinya tidak pernah mempercayaiku!" ucap Guna.
"Kau tadi tidak memperdulikanku!" lirih Ayunda.
"Maaf, tadi itu aku sedang menunggu rekan bisnisku" jujur Guna. "Vivian mengenal rekan bisniku. Dia laki-laki yang menyukai Vivian" ucap Guna membuat Ayunda terkejut dan menatap wajah tampan Guna.
"Aku tidak berbohong, percayalah!" pinta Guna dengan tatapan memohon. Ayunda mengeratkan pelukannya dan menganggukkan kepalanya membuat Guna tersenyum.
dikit2 nangis