Laras ialah cewek primadona di kampusnya. Parasnya yang cantik bak cewek bule dan wajah imutnya membuat ia banyak disukai kaum adam. Suatu hari Laras diajak sang kakak bernama Fito ke kantor tempat kakaknya bekerja. Laras tidak sengaja tertidur di ruangan kerja Fito. Saat yang bersamaan ada pemeriksaan ruangan karyawan oleh CEO. Ketika CEO masuk ke ruangan Fito betapa terkejutnya ia melihat ada seorang cewek yang disembunyikan karyawannya di dalam ruangan kerja. Bagaimanakah nasib Fito akankah ia dipecat oleh sang CEO? Atau bisakah Laras membantu sang kakak untuk meluruskan kesalahpahaman tentang keberadaannya di ruangan sang kakak? Mari simak ceritanya agar tidak penasaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mai story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surprise Bryan untuk Celia
Baru-baru ini Celia merasa was-was seperti ada orang yang mengikutinya.
"Kok gue ngerasa ada yang aneh ya?"
"Kayak ada yang ngikutin gue?"
"Sial, apa jangan-jangan polisi udah tau kalau gue udah bunuh kedua penjahat yang serang Laras malam itu?"
"Nggak, gue udah pastikan semuanya aman. Jadi nggak mungkin ada yang tau!"
Celia melihat Air Conditioner (AC) sepertinya rusak karena uap dinginnya tidak terasa yang ada hanya panas saja.
"Sumpah udah kayak orang melarat aja gue, mana AC nya rusak lagi. Panas banget aaaaaa, gue udah nggak tahan! "kata Celia berteriak.
"Bagus pantau terus, cari informasi yang selengkapnya-lengkapnya. Ingat jangan biarkan dia lolos, kali ini dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalau perlu secepatnya masukkan dia ke penjara "kata seseorang dari telpon yang memerintahkan anak buahnya memantau pergerakan Celia.
Laras tertidur pulas di pelukan Bryan. Ya awalnya Bryan hanya sebentar tetapi dengan rengekan Laras yang membujuknya untuk menemani sampai ia tertidur, akhirnya Bryan menyetujuinya.
"Yah, gue malah ketiduran"kata Bryan bangun dari tidur.
Bryan lalu mengingat penyebab ia tertidur dan tidak lain dan tidak bukan pelakunya adalah Laras.
*flashback on*
Masih dengan posisi Laras duduk di pangkuan Bryan.
"Baby, aku mau tanya sebenarnya kamu kenapa bisa ada di kamar aku? "tanya Bryan.
"Hem, jadi ibu nagih janjinya sama mommy buat nginep disini "jawab Laras.
"Tunggu dari tadi kamu panggil ibu aku dengan sebutan ibu apakah itu memang permintaan dari ibu? "tanya Bryan lagi.
"Iya loh kak, padahal tadi aku udah panggil tante. Eh, ibunya kakak nggak mau, maunya dipanggil ibu. Yaudah aku panggil ibu aja, sambil latihan juga kalau kita nikah nanti bisa nggak kagok lagi sama panggilannya "jawab Laras.
Bryan merespon dengan mengerutkan keningnya.
"Ih ekspresinya biasa aja tau, aku kan cuma bercanda "kata Laras sambil mencubit pipi Bryan.
"Justru aku ngerasa kalau kamu serius sama ucapan kamu tadi "kata Bryan sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah Laras.
"Kakak jangan dekat-dekat, nanti aku kecanduan sama aroma tubuhnya kakak. Kan bisa bahaya! "kata Laras sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Bahaya kayak gimana? "tanya Bryan dengan menggoda.
"Kakak udah dibilangin ih, ngeyel"
Aku tuh udah kecanduan sama kakak kalau aku mau tidur, makanya aku sering minta dinyanyiin lagu sama kak Bryan sebelum aku tidur jawab Laras sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Bryan.
"Ya bagus itu memang harus!"
"Buruan tidur sudah malam, nggak baik anak kecil kalau begadang "kata Bryan sambil menggendong dan memindahkan Laras ke kasur.
Setelah memindahkan Laras ke kasur Bryan bermaksud untuk segera pulang ke apartemen untuk mengerjakan pekerjaan kantor. Namun cepat-cepat dihalangi oleh Laras.
"Kak Bryan mau kemana? "tanya Laras.
"Pulang ke apartemen, mau ngerjain pekerjaan kantor tinggal sedikit lagi. Kakak kesini karena ada berkas yang ketinggalan waktu buru-buru pindah ke apartemen kemarin "jawab Bryan.
"Nggak boleh, kakak baru boleh pergi kalau aku udah tidur. Kakak harus temenin aku disini! "kata Laras sambil bergelayut di lengan Bryan.
"Tapi baby, i.... "kata Bryan.
"Nggak Laras nggak mau denger! "kata Laras sambil memeluk erat tubuh Bryan.
"Oke, tapi janji harus cepat tidurnya! "kata Bryan sambil mengusap puncak kepala Laras.
"Yes, kena juga kan jebakannya aku kak Bryan sayang"
"Pokoknya gue harus bikin kak Bryan tidur duluan sebelum gue!"
"Kalau nggak gitu, yang ada di otaknya kak Bryan pasti kerjaan mulu, kan ngeselin"
"Dari pagi buta udah kerja masak malam gini masih kerja, emang kerjanya mau sampe 24 jam apa?"
"Emang dasar kak Bryan, suka banget ngundang penyakit. Nanti sakit, nggak kelar semua tuh kerjaan"
"Heran gue, suka nggak mikir otaknya! "kata Laras dalam hati.
"Dijawab sayang, jangan diem aja! "kata Bryan sambil mengusap pipi Laras.
Laras hanya menganggukkan kepalanya sambil cepat-cepat menutup matanya.
*flashback off*
"Thanks ya baby, udah mau ngertiin aku. Kamu bener-bener biasa "kata Bryan sambil mencium kening Laras.
Ting nung....
Bryan melihat handphone Laras ada sebuah chat yang berisi tentang ancaman. Karena penasaran Bryan pun akhirnya membacanya. Yaps bukannya Bryan mengetahui password handphone Laras tetapi dengan mencoba seluruh jari tangan Laras dengan penguncian handphone menggunakan sidik jari akhirnya handphone Laras pun terbuka.
"Laras ingat jangan pernah bermain-main sama gue, gue nggak suka ancaman gue cuma dianggap angin lalu sama loe. Gue akan bikin hidup loe hancur sehancur-hancurnya"
"Kurang ajar, beraninya dia ngancem Laras"
Bryan lalu menyelidiki nomor telepon tersebut menggunakan aplikasi pelacak nomor handphone dan hasilnya pemilik nomor telepon tersebut bernama Celia.
"Oh jadi dia orangnya, oke kita tunggu kejutan yang sudah gue siapin buat loe!