NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 25

Selama satu minggu pertama di Qinghai, Li Shen benar-benar melepaskan beban perjalanan panjangnya. Ia menghabiskan waktu dengan berkeliling kota, mencicipi makanan khas, mengobrol dengan penduduk lokal, dan bahkan mengikuti beberapa permainan kecil di pasar malam. Kota ini benar-benar hidup, dengan berbagai budaya bercampur menjadi satu, membuat Li Shen merasa seperti bagian dari keramaian.

Namun, pada hari ketujuh, suasana yang ceria itu tiba-tiba berubah. Di berbagai sudut kota, bisik-bisik mulai terdengar di antara para penduduk. Desas-desus itu pertama kali muncul dari distrik barat, di dekat kawasan pasar malam.

“Sudah dengar tentang murid Sekte Pedang Emas?” seorang pria tua berbisik pada pedagang buah.

“Ya, katanya dia ditemukan mati di gang kecil, dengan tubuh penuh luka. Tapi anehnya, tidak ada darah di sekitar tempat kejadian,” jawab pedagang itu dengan suara pelan, takut ada orang lain yang mendengar.

Berita itu menyebar dengan cepat, seperti api yang menyambar padang rumput kering. Di kedai-kedai, pasar, bahkan di bar tempat Li Shen biasa menghabiskan malam, semua orang membicarakannya.

“Aku mendengar mayatnya tampak seperti dikeringkan, seolah-olah seseorang menyerap seluruh energi hidupnya,” kata seorang pria berbadan besar kepada teman-temannya di Paviliun Ember Tumpah.

“Bukan hanya itu,” tambah yang lain, seorang wanita dengan pakaian khas pedagang. “Dia adalah murid tingkat menengah Sekte Pedang Emas. Siapa pun yang melakukan ini pasti sangat kuat. Aku yakin ini perbuatan sekte lain!”

“Tidak mungkin. Ini pasti ulah iblis atau makhluk jahat! Hanya mereka yang bisa melakukan hal seperti itu!” seru seseorang dari sudut ruangan.

Li Shen yang duduk di meja bar, mendengarkan dengan saksama. Ia tidak terlalu tertarik dengan rumor pada awalnya, tapi semakin ia mendengar, semakin ia merasa bahwa ini bukan kejadian biasa. Mayat yang ditemukan di gang kecil, tanpa darah, dan menjadi murid dari salah satu sekte terbesar di kota ini? Ini jelas bukan insiden kecil.

Pelayan bar yang sebelumnya ramah, kini terlihat gelisah saat melayani para pelanggan. Ia melirik Li Shen dan berbisik, “Kakak, kau mendengar desas-desus itu? Kurasa kota ini akan segera dilanda kekacauan.”

Li Shen menyesap minumannya perlahan. “Kenapa kau berpikir begitu?”

“Karena Sekte Pedang Emas tidak akan diam saja,” jawab pelayan itu, menunduk agar tidak terdengar oleh yang lain. “Mereka terkenal tidak pernah membiarkan satu pun murid mereka mati tanpa pembalasan. Dan jika mereka curiga pada sekte lain, perang mungkin akan pecah.”

Li Shen tidak langsung merespons. Ia memutar gelas di tangannya, pikirannya mulai menganalisis situasi. Ia tahu bahwa sekte besar seperti Sekte Pedang Emas memiliki reputasi untuk dijaga, dan murid-murid mereka biasanya cukup kuat untuk melindungi diri. Fakta bahwa seseorang bisa membunuh seorang murid di tengah kota menunjukkan bahwa pelaku bukan orang biasa.

Di sudut lain bar, seseorang berbicara dengan suara lantang, membuat seluruh ruangan terdiam. “Aku mendengar bahwa mayat itu ditemukan dengan pedangnya tergeletak jauh dari tubuhnya. Murid Sekte Pedang Emas terkenal karena keterampilan pedang mereka. Jika dia tidak sempat menggunakan pedangnya, bayangkan seberapa cepat serangan itu terjadi!”

Suasana bar menjadi tegang. Beberapa orang mulai berbisik pelan, sementara yang lain hanya menunduk, tidak ingin terlibat lebih jauh.

Li Shen menyelesaikan minumannya dan berdiri. Pelayan bar memandangnya dengan ragu. “Kakak, apa kau akan pergi ke distrik barat?”

Li Shen tersenyum kecil. “Hanya ingin berjalan-jalan. Jangan khawatir, aku tidak mudah terseret dalam masalah.”

Namun dalam hati, Li Shen tahu bahwa desas-desus ini bukan sekadar kabar angin. Ada sesuatu yang gelap dan berbahaya sedang terjadi di kota Qinghai, dan ia merasa bahwa cepat atau lambat, ia akan terlibat, entah ia mau atau tidak.

 

Hari-hari setelah desas-desus itu menyebar, suasana kota Qinghai berubah drastis. Jika sebelumnya kota ini dipenuhi dengan keceriaan dan hiruk-pikuk pedagang yang menjajakan barang dagangan, kini yang terlihat adalah wajah-wajah tegang dan jalanan yang penuh dengan para kultivator dari Sekte Pedang Emas.

Mereka hadir dalam jumlah besar, mengenakan jubah kuning keemasan yang mencerminkan simbol kebanggaan sekte mereka. Masing-masing dari mereka membawa pedang panjang yang berkilauan, memancarkan aura tajam. Beberapa bahkan terlihat membawa gulungan-gulungan kertas yang tampaknya berisi informasi penting.

Li Shen memperhatikan semua ini dari sudut salah satu kedai teh di distrik tengah. Ia meminum tehnya sambil memandangi para kultivator itu dengan santai, tetapi pikirannya waspada.

Di tengah jalan, seorang pria dengan tubuh kekar dan wajah penuh amarah berbicara keras kepada bawahannya. “Kalian harus memeriksa setiap sudut kota! Tidak peduli siapa yang terlibat, temukan pelakunya!”

Li Shen bisa merasakan energi pria itu dari tempatnya duduk. Dari auranya, ia menebak pria itu berada di ranah Jiwa Emas tahap awal. Tidak terlalu mengesankan, tetapi cukup untuk membuat penduduk biasa menjauh dengan takut-takut.

“Siapa dia?” tanya Li Shen pada pemilik kedai teh yang sedang menyeka meja di dekatnya.

Pemilik kedai menunduk sedikit dan menjawab dengan suara pelan, “Dia adalah Peng Gu, salah satu penatua muda dari Sekte Pedang Emas. Dia dikenal memiliki temperamen buruk, jadi sebaiknya jangan membuatnya marah.”

Li Shen mengangguk kecil. Dari pengamatannya, Sekte Pedang Emas tidak main-main dengan insiden ini. Selain Peng Gu, ada banyak murid sekte lain yang menyebar di seluruh kota, masuk ke gang-gang kecil, bertanya kepada penduduk, dan bahkan memeriksa penginapan.

Seorang murid muda dari sekte itu mendekati seorang pedagang kaki lima yang sedang mengemas dagangannya. “Hei, kau lihat sesuatu yang mencurigakan di area ini beberapa malam lalu?” tanyanya dengan nada tegas.

Pedagang itu menggeleng cepat. “Tidak, tidak, Tuan. Saya hanya seorang penjual kue, saya pulang lebih awal malam itu.”

“Kau yakin?” Murid itu memancarkan sedikit auranya, membuat pedagang itu gemetar.

“S-saya yakin, Tuan!” jawabnya tergagap.

Pemandangan seperti itu terjadi di seluruh penjuru kota. Li Shen tahu bahwa sekte ini tidak akan berhenti sampai mereka menemukan petunjuk, tetapi ia juga menyadari satu hal: dengan metode seperti itu, mereka mungkin tidak akan mendapatkan jawaban yang mereka cari.

“Sepertinya mereka lebih mengandalkan kekuatan daripada kecerdasan,” gumam Li Shen sambil tersenyum kecil.

Namun, hal yang menarik perhatiannya adalah ketika Peng Gu berbicara dengan salah satu bawahannya, suaranya cukup keras untuk didengar oleh Li Shen.

“Laporannya mengatakan bahwa pelaku mungkin berasal dari luar kota,” kata bawahan itu, seorang pria muda dengan rambut pendek. “Kami menemukan jejak energi asing di dekat lokasi kejadian.”

Peng Gu mengerutkan kening. “Energi asing? Apa kau yakin itu bukan orang dalam?”

“Tidak, Penatua. Kami sudah memeriksa semua anggota sekte yang ada di kota ini, dan tidak ada yang memiliki energi seperti itu,” jawabnya.

“Kalau begitu, kita perketat penjagaan di gerbang kota. Tidak seorang pun boleh masuk atau keluar tanpa izin. Aku ingin pelakunya tertangkap sebelum kepala sekte tiba di sini!”

Li Shen mengangkat alis mendengar perintah itu. Sekarang situasinya menjadi lebih menarik. Kepala Sekte Pedang Emas, salah satu tokoh paling kuat di kota ini, akan datang langsung untuk menangani masalah ini?

Namun, Li Shen tidak terlalu khawatir. Ia tahu bagaimana cara bergerak tanpa menarik perhatian, dan selama ia tetap tenang, kecil kemungkinan ia akan terjebak dalam masalah ini.

Ketika malam tiba, suasana kota menjadi lebih tegang. Patroli dari Sekte Pedang Emas semakin sering terlihat, dan banyak warga memilih untuk tetap di dalam rumah. Li Shen memutuskan untuk berjalan di sekitar area pasar, sekadar mengamati situasi.

Di sebuah sudut jalan, ia melihat sekelompok murid Sekte Pedang Emas berkumpul, mendiskusikan sesuatu. Dari cara mereka berbicara, jelas bahwa mereka frustrasi karena tidak menemukan petunjuk baru.

“Siapa pun yang melakukan ini pasti sangat licik,” kata salah satu murid. “Tidak mungkin mereka meninggalkan jejak begitu saja.”

“Tapi apa mungkin ini ulah salah satu sekte lain di kota ini?” tanya yang lain.

“Aku tidak tahu,” jawab murid pertama. “Tapi jika itu benar, kita akan menghadapi perang besar.”

Li Shen mendengarkan dengan santai, tetapi dalam hati, ia mulai merasa bahwa insiden ini lebih rumit dari yang terlihat. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik pembunuhan ini, dan ia penasaran untuk mengetahuinya.

Dua hari setelah investigasi besar-besaran dilakukan, tim khusus Sekte Pedang Emas akhirnya membawa kabar yang mengguncang kota Qinghai. Petunjuk yang ditemukan oleh tim ini berupa jejak energi petir yang tertinggal di tubuh korban. Informasi ini segera disampaikan kepada Peng Gu, dan suasana menjadi semakin memanas.

Di aula pertemuan sementara Sekte Pedang Emas, Peng Gu berdiri dengan ekspresi serius di hadapan para murid elitnya. “Energi petir? Hanya sedikit orang di kota ini yang mampu menguasai teknik seperti itu,” ujarnya, suaranya bergema.

Salah satu murid, seorang pria muda bernama Han Yu, berbicara dengan penuh keyakinan. “Penatua Peng, ini jelas mengarah kepada Klan Lei. Mereka adalah satu-satunya kekuatan di Qinghai yang dikenal menggunakan teknik berbasis petir.”

Para murid lain mengangguk setuju, tetapi Peng Gu mengangkat tangan, meminta semua orang untuk diam. “Kita tidak bisa sembarangan menuduh,” katanya tegas. “Klan Lei adalah salah satu pilar kota ini. Jika kita membuat tuduhan tanpa bukti kuat, itu akan memicu konflik yang tidak diinginkan.”

Meskipun kata-katanya terdengar bijaksana, ketegangan di antara anggota sekte jelas terlihat. Sekte Pedang Emas memiliki hubungan yang rumit dengan Klan Lei. Meski keduanya dianggap sebagai kekuatan besar di Qinghai, mereka sering bersaing dalam berbagai aspek, baik dalam pengaruh, kekuatan, maupun sumber daya.

Di luar aula, berita tentang petunjuk ini mulai menyebar. Dalam hitungan jam, seluruh kota membicarakan satu hal: Klan Lei berada di bawah sorotan.

Di Klan Lei.....

Di sisi lain kota, suasana di kediaman utama Klan Lei mulai memanas. Para anggota klan berkumpul di aula utama untuk mendiskusikan situasi ini.

Lei Zhen, patriark klan, adalah seorang pria berusia sekitar 50-an dengan tubuh kekar dan rambut keperakan yang menjuntai hingga bahunya. Wajahnya memancarkan aura ketegasan, dan matanya bersinar tajam seperti kilat. Ia duduk di kursi utama, memandangi para tetua dan murid klannya dengan sorot mata dingin.

“Sekte Pedang Emas mulai melibatkan nama kita dalam insiden ini,” kata salah satu tetua, suaranya penuh kekhawatiran.

Lei Zhen mengerutkan alis. “Apa mereka punya bukti yang cukup?”

“Tidak, Patriark,” jawab murid muda bernama Lei Ming. “Tapi mereka menemukan jejak energi petir. Itu cukup untuk membuat mereka mencurigai kita.”

Lei Zhen mengepalkan tangannya, suara letupan kecil terdengar, seperti petir yang tertahan. “Bodoh sekali mereka. Kita memiliki kehormatan untuk dijaga. Klan Lei tidak akan tunduk pada tekanan semacam ini.”

Namun, di dalam hatinya, Lei Zhen merasa bahwa situasi ini tidak sederhana. Ada sesuatu yang aneh. Energi petir memang ciri khas teknik Klan Lei, tetapi bukan berarti hanya mereka yang bisa menggunakannya. Ia mulai curiga bahwa ada pihak ketiga yang berusaha memancing konflik antara Klan Lei dan Sekte Pedang Emas.

“Perintahkan semua anggota kita untuk tetap tenang,” Lei Zhen akhirnya berbicara. “Dan kirim pesan ke Sekte Pedang Emas. Kita akan menawarkan kerja sama untuk menemukan pelaku sebenarnya. Jika mereka menolak... maka kita tahu siapa yang menjadi musuh kita.”

Li Shen yang mendengar rumor ini dari beberapa penduduk lokal hanya menghela napas panjang. “Energi petir, ya?” gumamnya sambil duduk di tepi danau, menikmati pemandangan malam. “Sepertinya masalah ini mulai menarik.”

Ia menyadari bahwa konflik antar kekuatan besar di Qinghai bisa menjadi peluang baginya untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan pengalaman. Namun, ia tidak terburu-buru untuk melibatkan diri.

Di sebuah bar kecil di dekat distrik pasar, Li Shen duduk sambil minum teh herbal, mengamati kerumunan orang yang sedang bergosip.

“Menurutku, Klan Lei pasti terlibat!” seru seorang pria gemuk dengan wajah memerah karena mabuk. “Siapa lagi yang punya kekuatan seperti itu?”

“Tapi apa masuk akal?” jawab pria lain, lebih tenang. “Kenapa Klan Lei membunuh anggota Sekte Pedang Emas? Mereka tidak punya alasan untuk itu.”

“Alasan? Hah! Siapa yang tahu apa yang dipikirkan oleh para petinggi itu? Mungkin mereka ingin menguasai seluruh kota,” pria gemuk itu bersikeras.

Li Shen tersenyum kecil mendengar debat itu. “Kota ini benar-benar penuh dengan drama,” pikirnya. Sambil menghabiskan tehnya, ia memutuskan untuk tetap mengamati situasi. Jika konflik ini memanas, mungkin ia bisa mendapatkan keuntungan dari kekacauan ini.

1
Abi
kereen
إندر فرتما
tapi sayangnya MC gak jadi alkemis
Aswindra Gani
pake bahasa indo aja lah... jngn di vampur2
Dante-kun: Nanti di chp 12 keatas udah pake bahasa indonesia bang teknik teknik serangan nya
total 1 replies
Abi
mantap, tetap semangat thor
Abi
Biasa
Abi
Buruk
Abi
up
إندر فرتما
mantap Thor
Mazz Tama
waktu nya seraaaaaaaannnnnnggggg
Mazz Tama
waktu nya pembantaiiiiian
Mazz Tama
bantaiiiii
Mazz Tama
lanjut
Mazz Tama
bantaaaaiiiiiii Thor
Mazz Tama
Thor mending di ganti nama jurus nya jangan pake bahasa inggris
Mazz Tama
seru thor lanjut
Mazz Tama
sipp Thor lanjut lah /Smirk/
Dante-kun: 😁😁😇 Hehe makasi bang udah suport, moga sedikit terhibur.
total 1 replies
Mazz Tama
lanjut thor
Mazz Tama
penasaran Thor lanjut
Mazz Tama
menarik alur cerita nya
Iwa Kakap
ini cerita china apa barat thorr..
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!