Arka, detektif yang di pindah tugaskan di desa terpencil karena skandalnya, harus menyelesaikan teka-teki tentang pembunuhan berantai dan seikat mawar kuning yang di letakkan pelaku di dekat tubuh korbannya. Di bantu dengan Kirana, seorang dokter forensik yang mengungkap kematian korban. Akankah Arka dan Kirana menangkap pelaku pembunuhan berantai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa lalu
Setelah keluar dari toko bunga, Kirana memegang erat seikat mawar kuning di tangannya. Setiap langkah yang diambilnya terasa berat, seolah ada beban yang terus mengikutinya. Ingatan tentang masa lalu yang kelam bersama ayahnya kembali menghantui pikirannya, sesuatu yang selama ini ia coba lupakan.
Saat tiba di apartemennya, Kirana meletakkan bunga-bunga itu di meja. Ia duduk di sofa, membiarkan pikirannya mengembara ke masa kecilnya. Ayahnya, Pak Widodo, selalu menjadi sosok yang menakutkan di rumah. Ia ingat bagaimana ayahnya, yang di depan orang lain tampak seperti pria sukses dan terhormat, berubah menjadi sosok yang berbeda di balik pintu rumah mereka.
Kirana memejamkan mata, membiarkan ingatan-ingatan itu kembali. Ia dapat melihat bayangan ibunya yang menangis di pojok ruangan, sementara ayahnya berteriak penuh amarah. Kekerasan bukanlah hal asing di rumah mereka. Ayahnya sering melampiaskan kekesalan dan kekecewaannya dengan memukul ibunya, sementara Kirana kecil hanya bisa menyaksikan dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Tak hanya kekerasan fisik, Kirana juga ingat bagaimana ayahnya sering membawa pulang wanita lain. Ia mendengar bisikan-bisikan di desa tentang selingkuhan ayahnya, namun ibunya selalu menutupi kenyataan itu dengan senyum pahit. Kirana yang saat itu masih kecil, tidak sepenuhnya memahami apa yang terjadi, tetapi ia tahu bahwa sesuatu yang salah sedang berlangsung.
Kirana menghela napas panjang, membuka matanya kembali ke realitas saat ini. Meski waktu telah berlalu, luka-luka dari masa lalu itu masih terasa segar. Ia mencoba untuk menjalani hidup yang berbeda, jauh dari bayang-bayang ayahnya, tetapi kenangan itu terus menghantuinya.
Ia menatap bunga mawar kuning di mejanya, warna cerah yang seolah memberi sedikit harapan di tengah kegelapan yang menyelimuti hatinya. Ia mengambil satu bunga dan menghirup aromanya, berusaha mencari ketenangan di tengah kekacauan emosinya.
Dalam keheningan apartemennya, Kirana merenungkan masa lalunya. Ia tahu bahwa semua itu telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang kuat, meski dengan luka-luka yang tak kasat mata. Namun, ia juga sadar bahwa untuk benar-benar melanjutkan hidup, ia harus berdamai dengan masa lalunya, termasuk dengan bayangan sang ayah yang telah lama menghantuinya.
Dengan tekad yang baru, Kirana memutuskan untuk tidak lagi membiarkan masa lalu mengendalikan hidupnya. Ia ingin mencari kebahagiaan dan kedamaian, meski perjalanan menuju ke sana tidak akan mudah. Mawar kuning di tangannya menjadi simbol harapan bahwa suatu hari nanti, ia bisa menemukan cahaya di tengah kegelapan yang pernah ia alami.
"Si4l ... kenapa aku malah memikirkan masa lalu?" gumam Kirana pelan.
---
Arka duduk di kantornya, menatap layar komputer yang menampilkan serangkaian dokumen baru yang baru saja diterima dari tim investigasi. Matanya menyusuri setiap baris dengan seksama, mencoba menemukan koneksi yang bisa mengungkap misteri yang selama ini membingungkan mereka. Setelah beberapa menit, ia berhenti pada sebuah dokumen yang menarik perhatiannya, sebuah laporan keuangan perusahaan kecil yang pernah dikelola oleh ayah Kirana, Widodo.
Di dalam laporan itu, terdapat catatan transaksi yang mencurigakan, menunjukkan aliran dana yang tidak wajar ke beberapa akun yang tidak dikenal. Salah satu akun tersebut terhubung dengan sebuah perusahaan cangkang yang beroperasi di bawah nama Kirana Putri. Arka merasa dadanya berdebar, menyadari bahwa bukti ini bisa menjadi kunci untuk mengungkap kebenaran di balik kehidupan Kirana.
Arka segera memanggil Bayu ke kantornya. "Bayu, aku menemukan sesuatu yang bisa menjadi terobosan dalam kasus kita," ucapnya serius. "Lihat ini," lanjutnya, menunjuk ke layar komputer.
Bayu membungkuk untuk melihat lebih dekat. "Ini mencurigakan. Perusahaan ini sepertinya hanya kedok untuk menutupi sesuatu. Dan nama Kirana Putri terhubung langsung ke dalamnya."
Arka mengangguk. "Kita perlu menggali lebih dalam. Kirana mungkin mengetahui lebih banyak daripada yang kita duga. Aku harus bicara dengannya."
Bayu memandang Arka dengan ragu. "Apa Anda yakin? Jika dia terlibat, ini bisa menjadi masalah besar."
"Aku tahu, Bayu. Tapi kita tidak punya pilihan. Ini adalah satu-satunya petunjuk yang kita miliki," jawab Arka tegas.
Arka segera menghubungi Kirana, meminta untuk bertemu dengannya. Meski suara Kirana terdengar ramah seperti biasa, ada sedikit ketegangan yang tidak bisa diabaikan oleh Arka. Mereka sepakat untuk bertemu di tempat netral, sebuah kafe kecil yang tidak terlalu ramai.
Tidak lama kemudian, Arka tiba lebih awal di kafe. Ia duduk di sudut yang sepi, mencoba menyusun kata-kata yang akan ia ucapkan kepada Kirana. Tak lama kemudian, Kirana tiba, mengenakan senyuman yang hangat, tetapi matanya menyiratkan rasa penasaran.
"Apa yang ingin kau bicarakan, Arka?" tanya Kirana, duduk di hadapan Arka.
Arka menarik napas dalam-dalam. "Kirana, aku menemukan sesuatu yang mengarah padamu. Ada catatan keuangan yang mencurigakan terkait perusahaan yang beroperasi atas namamu."
Kirana tampak terkejut, namun ia segera mengendalikan ekspresinya. "Aku tidak tahu tentang itu. Apa maksudmu?"
Arka menatap Kirana dengan tajam. "Aku butuh kau jujur. Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan? Ini bisa menjadi sangat serius."
Kirana terdiam sejenak, wajahnya berubah menjadi serius. "Arka, aku tidak pernah terlibat dalam bisnis ayahku setelah perusahaan itu bangkrut. Jika namaku tercantum, aku benar-benar tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi."
"Aku ingin percaya padamu, Kirana. Tapi bukti ini tidak bisa diabaikan. Kita perlu menyelidiki lebih lanjut, dan aku butuh kau bekerja sama," ucap Arka dengan nada lembut namun tegas.
Kirana mengangguk pelan. "Baik, aku akan membantumu. Aku juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika ada sesuatu yang salah, aku ingin memperbaikinya."
Dengan kesepakatan itu, Arka merasa sedikit lega. Meski masih ada banyak hal yang harus diungkap, ia percaya bahwa Kirana tidak akan menyembunyikan kebenaran darinya. Mereka sepakat untuk bekerja sama, menghadapi apa pun yang akan terungkap dari penyelidikan ini.
Setelah pertemuan itu, Arka kembali ke kantornya dengan tekad yang lebih kuat untuk mengungkap misteri ini. Dia menginstruksikan timnya untuk menyelidiki lebih dalam tentang perusahaan cangkang yang terhubung dengan Kirana dan aliran dana yang mencurigakan. Sementara itu, Kirana juga berusaha mengingat kembali masa lalu ayahnya, mencoba mencari tahu apakah ada sesuatu yang pernah ia abaikan.
---
Beberapa hari kemudian, Bayu datang ke kantor Arka dengan membawa sebuah berkas tebal. "Pak, kami menemukan sesuatu yang menarik. Perusahaan cangkang ini memiliki keterkaitan dengan beberapa proyek besar yang dikerjakan oleh perusahaan ayah Kirana sebelum bangkrut. Ada indikasi bahwa uang yang mengalir ke perusahaan cangkang itu berasal dari hasil proyek-proyek tersebut."
Arka membuka berkas itu dan mulai membacanya. "Jadi, ada kemungkinan bahwa ayah Kirana menggunakan perusahaan cangkang ini untuk menyembunyikan dana dari proyek-proyeknya? Dan mungkin Kirana tidak tahu apa-apa tentang ini?"
Bayu mengangguk. "Itu yang kami duga. Tapi ada satu hal lagi. Ada dokumen yang menunjukkan bahwa setelah perusahaan bangkrut, ada seseorang yang terus mengelola perusahaan cangkang ini. Kami belum tahu siapa, tapi itu bisa menjadi petunjuk penting."
Arka merenungkan informasi itu. "Kita perlu menemukan siapa yang mengelola perusahaan ini sekarang. Ini bisa menjadi kunci untuk memahami seluruh situasi."
Sementara itu, Kirana juga melakukan penyelidikan pribadi. Ia mengunjungi beberapa orang yang dulu bekerja dengan ayahnya, mencoba mencari tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi di masa lalu. Dalam salah satu kunjungan tersebut, ia bertemu dengan seorang mantan karyawan setia ayahnya, Pak Haris.
"Pak Haris, saya ingin tahu tentang perusahaan ayah saya sebelum bangkrut. Apakah ada sesuatu yang aneh yang pernah Anda perhatikan?" tanya Kirana.
Pak Haris tampak ragu sejenak, lalu akhirnya berkata, "Sebenarnya, ada satu hal yang selalu membuat saya curiga. Setelah perusahaan bangkrut, ada beberapa aset yang hilang tanpa jejak. Kami menduga ada yang menyembunyikannya, tapi kami tidak punya bukti."
Kirana merasa hatinya berdebar. "Apakah Anda tahu siapa yang mungkin terlibat?"
Pak Haris menggeleng. "Tidak ada yang tahu pasti. Tapi ada rumor bahwa seseorang yang sangat dekat dengan keluarga Anda yang mungkin tahu lebih banyak."
Kirana berterima kasih kepada Pak Haris dan kembali ke rumah dengan pikiran yang penuh. Ia merasa ada sesuatu yang besar yang sedang terungkap, dan ia tahu bahwa ia harus bekerja sama dengan Arka untuk menemukan kebenaran.
Kirana bertemu dengan Arka di kantornya. "Arka, aku punya informasi baru. Ada beberapa aset yang hilang setelah perusahaan ayahku bangkrut, dan ada kemungkinan seseorang yang dekat dengan keluarga kami tahu tentang ini."
Arka mendengarkan dengan seksama. "Ini bisa menjadi petunjuk besar, Kirana. Kita harus menemukan siapa orang itu dan apa yang mereka tahu."
To be continued ...