Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin kembali
"Maaf, kamu pasti kaget tadi ya?" Regan meraih tangan Sri yang terasa sangat dingin. Gadis itu masih terdiam sejak kejadian pertemuannya dengan Karina tadi, banyak hal berputar-putar di kepalanya membuatnya kini banyak melamun dan berpikir, namun tak tau apa yang dia pikirkan, semuanya terasa membingungkan baginya.
"Bukankah cepat atau lambat semua ini pasti akan terjadi," kata Sri datar.
Regan menghela nafasnya dalam, benar apa yang di katakan wanitanya ini bahwa cepat atau lambat hubungannya dengan Sri pasti akan terkuak, namun masalahnya buat Regan saat ini bukan tentang ketakutan hubungannya dengan Sri akan di ketahui Karina atau semua orang, namun lebih merasa khawatir karena posisi Sri yang pasti akan di salahkan oleh semua orang. Gadis itu saat ini telah di cap sebagai perebut suami orang dan hal hal negatif lainnya karena dirinya, ah jika saja dirinya tidak ber ide untuk membalas pengkhianatan Karina dengan memanfaatkan kepolosan dan kesulitan Sri saat itu, mungkin gadis ini tidak akan ikut terseret dalam pusaran masalah rumah tangganya, Regan menjadi merasa sangat bersalah pada gadis yang mulai menginvasi hati dan perasaannya itu.
"Maaf sudah membuat mu terseret dalam prahara rumah tangga ku, maaf juga karena kamu jadi harus menerima berbagai hinaan dari Karina dan mungkin dari banyak orang." Regan tertunduk lesu di hadapan Sri, dia terlalu malu dan merasa sangat bersalah dengan apa yang kini terjadi, namun seperti seorang pecundang dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan gadis itu.
"Bukan sepenuhnya salah mu, Mas. Ini juga kemauan ku. Kita hadapi bersama, ya!" ujar Sri seraya tersenyum tipis, senyuman yang membuat Regan langsung berhambur memeluk tubuhnya erat, sangat erat.
"Aku akan segera menikahi mu setelah urusan perceraian ku dengan Karina selesai, aku akan menyewa pengacara agar perceraian kami cepat selesai. Agar kamu tidak perlu menerima hinaan dari siapapun lagi nanti." bisik Regan tepat di samping telinga Sri.
Gadis itu telah membuat Regan merasa yakin jika dirinya harus segera mengakhiri pernikahan yang hanya membuatnya lelah dan menderita itu, lelah karena hanya dia yang mencintai dan berusaha mempertahankan rumah tangga, menderita karena pengkhianatan Karina, dia tidak ingin tutup mata dan menjadi bodoh lebih lama lagi setelah mendapat cinta dan perhatian yang tulus dari Sri. Regan telah membulatkan tekadnya untuk mengakhiri perasaan cintanya pada Karina.
**
Brakk,,,
Suara pintu di buka secara kasar, namun Karina yang saat itu sedang duduk sambil mengotak atik ponselnya di ruang tamu tidak terlihat kaget saat tiba-tiba Regan setengah mendobrak pintu rumah dan menerobos masuk ke dalam rumah yang dulu menjadi tempat tinggal mereka berdua itu.
Ini kali pertama Regan menginjakkan kakinya lagi di rumah itu setelah sekitar satu bulan yang lalu Karina mengusirnya dari sana.
"Hai sayang, lama tak jumpa!" sapa Karina dengan tenangnya seolah di antara mereka tidak terjadi masalah apapun.
"Apa maksud semua ini?" Regan melemparkan selembar kertas yang baru dia dapat dari pengacara yang mengurus perceraiannya tadi siang. Regan tidak lagi dapat menahan kemarahannya saat pengacaranya memberi tahu dirinya jika Karina tiba tiba mencabut gugatan cerainya, padahal hanya tinggal menunggu dua hari lagi untuk sidang keputusan cerai dan di sidang sebelumnya juga Karina masih keukeuh untuk berpisah darinya, Regan bahkan sengaja tidak menolak apapun yang di minta Karina agar perceraian mereka lancar dan cepat di putuskan. Namun entah apa yang terjadi wanita itu kini malah mencabut gugatannya, itu membuat Regan merasa di permainkan, terlebih saat ini dia juga sangat menginginkan perceraian itu karena ingin cepat cepat menikahi Sri, gadis yang semakin hari semakin membuat dirinya jatuh cinta.
"Bukankah seharusnya kamu merasa senang? Kita akan tetap bersama seperti yang selalu kamu inginkan, aku tau kamu sangat mencintai ku, aju akan meninggalkan Julian, jadi aku rasa tidak perlu ada perceraian di antara kita, kita akan memulainya lagi dari awal." ucap Karina dengan santainya.
"Apa kau gila? Kau pikir aku ini apa, seenaknya saja kau buang dan lalu kau minta aku untuk kembali, lagi pula bukankah kau sedang hamil anak Julian?" suara Regan terdengar frustrasi akibat menahan marah. Bagaimanapun dia harus tetap bisa mengontrol emosinya, jangan sampai dia menyakiti wanita, apalagi wanita itu sedang mengandung, semarah apapun, dia tidak ingin melakukan kekerasan pada wanita.
"Kita bisa membesarkannya bersama, atau aku bisa menggugurkannya jika kamu merasa keberatan. Aku ingin kembali pada mu, aku ingin memperbaiki rumah tangga kita, aku mau berubah dan aku menyesal," wajah Karina kini di buat seperti se menyesal mungkin, dia bahkan bangkit dari tempat duduknya dan berusaha memeluk Regan, namun pria itu malah mundur beberapa langkah menghindarinya.
"Kau gila, kau pikir aku ini apa? Aku dulu memang terlalu bodoh karena mau saja kau diperbudak oleh mu karena alasan cinta, namun kini aku sudah tidak mencintai mu, jadi aku akan berusaha apapun caranya agar kita bisa berpisah, aku sudah tidak sudi bersama mu lagi!" entah kekuatan dari mana, namun ini adalah kata kata paling pedas yang pernah Rehan katakan pada Karina, sepertinya Karina benar benar sudah melampaui batas kesabarannya.
"Dan aku akan berusaha apapun caranya agar kita bisa tetap bersama!" jawab Karina dengan tidak tau malunya.
Karina menyingkirkan rasa gengsi dan seakan memutus urat malunya untuk mengatakan itu, bagaimana tidak, saat ini dia kelimpungan karena Julian tiba tiba menjauh darinya setelah dia mengatakan pada kakak ipar sekaligus kekasihnya itu bahwa dirinya tengah mengandung anaknya. Alih-alih merasa bahagian dengan kabar kehamilannya, Julian justru malah mempertanyakan siapa ayah biologis dari anak yang di kandung Karina saat ini.
"Kamu masih berstatus istri Regan, bisa jadi itu anaknya. Lagipula aku tidak pernah tertarik dengan dunia pernikahan, aku ingin menjadi pria yang bebas dan kalaupun harus menikah, tentu saja bukan dengan wanita bekas adik ku, apa kata dunia,,, susah payah aku membangun image ku selama ini dan harus hancur hanya karena wanita, jangan mimpi!" ujar Julian, pria yang memilih untuk melajang di usianya yang sudah berkepala empat itu saat Karina mengabarkan berita kehamilannya dan juga meminta kakak iparnya itu untuk segera menikahi dirinya.
Karina tidak menyangka jika Julian akan bersikap seperti itu, dia tidak menyangka jika Julian yang selama ini selalu memanjakan dirinya dan selalu memuja muja dirinya itu ternyata akan mencampakkannya begitu saja setelah tau dirinya hamil.
Karina memang tau jika selama ini Julian tidak pernah tertarik untuk terikat dalam sebuah pernikahan, gaya hidup bebas Julian yang lama tinggal di luar negeri dan kehidupan keluarganya yang tidak sesuai dengan keinginannya membuatnya lebih memilih hidup sendiri. Tadinya Karina pikir jika ada anak, itu akan merubah pendirian Julian, namun nyatanya dia salah, justru Julian malah menjauh darinya.
Satu satunya harapan Karina saat ini hanyalah Regan, pria yang selalu rela bertekuk lutut dan merendahkan diri demi untuk bisa bersama dirinya, tadinya Karina yakin dengan sedikit rayuan saja Regan akan goyah dan kembali ke pelukannya, namun nyatanya sepertinya dia harus berusaha lebih keras demi meluluhkan hati Regan yang sepertinya sudah mulai jauh meninggalkannya itu.
"Aku pasti akan mendapatkan mu kembali, Regan!" ujarnya ketika punggung Regan menjauh dari pandangannya, pria itu pergi tanpa sedikitpun menoleh kembali padanya.