Kata orang menikah adalah ibadah terpanjang. Betul itulah yang dirasakan Elmira. Masalahnya pernikahan yang dia rasakan bukan tentang bahagianya tapi tentang sakit hati saja. Selama 15 tahun menikah..selama itu pula suaminya berselingkuh.
"Maaf..maafkan aku sayang...aku berjanji kan menjadi suami yang lebih baik lagi untukmu"
Akankah Elmira memberi kesempatan lagi saat suaminya telah jauh melewati batas? Ataukah harus menjauh pergi menyambut cinta lain yang menunggu di depannya?
Ini karya pertamaku..dan ini tidak mudah..mohon dukungan dan sarannya yaa..terima kasih..I love u🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElHi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesibukan Elmira
Tepat seminggu kemudian Elmira sudah resmi menyandang status sebagai karyawati perusahaan X. Setelah menandatangi perjanjian karyawan kontrak, dia diarahkan HRD untuk menempati ruangan kerjanya bersama tiga rekannya satu tim di bawah departemen marketing. Mereka saling berkenalan dan bertukar kontak.
Ela, salah seorang rekannya mengatakan bahwa hari ini adalah Senin yang biasanya dalam kultur perusahaan akan mengadakan meeting mingguan. Elmira pun mengangguk dan mengikuti rekannya yang lain mengikuti meeting. Di dalam meeting Elmira diperkenalkan oleh tim HRD kepada seluruh karyawan perusahaan. Elmira merasa dirinya diterima dengan hangat.
Setelah jam meeting selesai, Jeffry Dirut perusahaan X memanggil Elmira ke ruangan kerjanya.
"Kita akan segera launching produk akhir tahun kita. Sebelum launching, kita harus bisa membentuk opini publik dulu sebagai bagian dari promosinya. Kalau saya percayakan kamu untuk menangani marketing dari project ini apakah kamu sanggup?" tanyanya pada Elmira.
Insha Allah saya sanggup Pak. Mohon supportnya," jawab Elmira dengan penuh keyakinan. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan pertamanya ini.
Sudah sebulan ini Elmira bekerja keras menyusun proposal marketing untuk peluncuran produk baru perusahaan. Selain itu Elmira pun makin sering bepergian keluar kantor walaupun hanya sekedar mendampingi Jeffry bertemu klien dan juga terkadang pemegang saham perusahaan. Jeffry tidak memiliki sekretaris pribadi, hanya seorang asisten saja yang hanya mendampingi bila diminta.
"Kamu tinggal dimana selama ini? Tanya Jeffry tiba-tiba di dalam mobil.
Elmira yang tiba-tiba mendapat pertanyaan seperti itu otomatis gelagapan menjawabnya, "Ba...bapak tanya saya ini?"
"Bukan! Saya tanya ke semut di bawah kakimu!" jawab Jeffry dengan jengkel.
"Maaf pak, saya kaget tadi. Saya tinggal di kos daerah Renon pak. Renon itu dari kantor ke arah sana .trus sana...duh bagaimana jelasinnya ya pak? Saya tidak mengerti arah kalau disini," jawab Elmira sambil menggaruk-garuk rambutnya.
Mendengar itu,Jeffry pun menggeleng. "Kalau jauh pindah saja ke kos yang lebih dekat ke kantor. Saya bisa minta seseorang untuk bantu carikan kamu."
"Hmm...terima kasih pak tidak usah repot-repot. Kalau yang dekat kantor harga sewanya lebih mahal pak. Saya pikir ambil yang agak jauhan agar ada sisa gaji yang bisa saya tabung," terus terang Elmira.
"Saya rasa kamu tidak usah berpikir terlalu jauh begitu. Karena tugas kantor kamu hampir dipastikan pulang kamu juga hampir dini hari tiap hari. Karena ini demi perusahaan juga, saya minta kepada HRD untuk memberikan kamu tambahan insentif untuk tempat tinggal atau kos," jelas Jeffry.
"Tapi apakah tidak apa-apa pak? Masalahnya saya ini karyawan baru disini. Rekan-rekan saya bisa jadi akan melihat ini adalah suatu bentuk ketidakadilan kepada mereka ," khawatir Elmira.
"Mereka juga harus tahu lah pekerjaan kamu bagaimana? Kamu mengurus project launching yang membuat kamu bekerja diluar jam kerja," balas Jeffry.
Elmira yang mendengar penjelasan Jeffry diam saja. Sampai di kantor jam menunjukkan pukul 11.45 karenanya Elmira segera memesan taksi online.
"Benar kan yang saya katakan tadi kamu pulang tiap malam saja jam segini. Kamu butuh tempat tinggal yang lebih dekat. Besok pagi kamu masih akan keluar lagi bersama saya untuk meeting dengan pemegang saham kita," desak Andy.
"Baik pak saya pertimbangkan. Saya permisi pulang dulu ya pak. Selamat malam," pamitnya.
"Selamat malam, hati-hati", balas Jeffry.
----------BERSAMBUNG------------
"