Alika tak pernah menyangka sebuah tragedi yang merugikannya akan membawa dia bertemu dengan seorang tentara tampan yang menyelamatkannya, cinta pandangan pertama langsung ia sematkan kepada tentara itu.
Tapi bagaimana bisa Alika mengatakan cinta pandangan pertama karena wajahnya saja Alika tidak pernah melihatnya karena wajah tentara tersebut tertutup oleh masker sehingga Alika sendiri tidak tahu tapi sudah mengatakan cinta padangan pertama hanya dengan melihat matanya saja dan belum tentu mereka akan bertemu kembali.
Bagaimanakah perasaan sang tentara apakah dia juga merasakan getaran pertama sama seperti Alika atau hanya berniat menolong karena Alika adalah korban yang harus di tolong??
Follow IG : Lala_syalala13
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9_Tanah Longsor
KALAU ADA TYPO BOLEH KOMEN DI PART NYA YA
🥕🥕🥕
Dokter Andi dan Alika sama sama melihat ke sumber suara dan melihat sudah ada kapten Ethan di sana.
"Eh kapten, apa ada ya?" tanya dokter Andi merasa canggung karena niatnya ingin mengutarakan perasaan kepada dokter Alika gagal karena ada pengganggu.
"Tidak saya hanya jalan jalan saja terus tidak sengaja ke sini dan ketemu kalian, kenapa berduaan di sini? Tidak baik lebih baik segera kembali ke barak." tegas Ethan.
"Baik kapten." jawab dokter Andi dan Alika.
Alika dan dokter Andi pun berjalan bersama menuju ke barak mereka, namun sebelum berjalan bersama suara kapten Ethan sudah menginterupsi terlebih dahulu.
"Dokter Alika saya baru ingat kalau tadi Markus bilang ada urusan sama dokter." ucap Ethan membuat Alika mengerenyitkan dahinya.
"Saya? Tapi tadi saya berpapasan dengan Markus tidak ada yang dia bilang kapten." jawab Alika.
"Itu tadi, tapi sekarang ada." tegas Ethan kemudian meninggalkan Alika dan dokter Andi di sana.
"Dok maaf ya seperti nya saya ada urusan, saya pamit dok." Alika berpamitan kepada dokter Andi dan mengikuti kapten Ethan untuk bertemu dengan Markus.
Sampai di tempat para prajurit biasanya berkumpul di sana sepi tidak ada orang membuat Alika mengerenyitkan dahinya bingung.
"Loh Markus nya mana kapten?" tanya Alika.
"Seperti nya dia lagi ke kamar mandi, habis ini pasti ke sini." jawab Ethan.
Mereka berdua pun duduk dengan diam hingga suara jangkrik yang ada di rerumputan pun terdengar saking sunyi nya.
"Ekhhhmmm kalau boleh tahu dokter Alika umur berapa?" tanya Ethan padahal dia sudah bisa tebak karena di formulir pendaftaran sudah ada biodata dari rekan rekan medis.
"Saya dua puluh tujuh tahun kapten." jawab Alika dengan gugup karena umur termasuk hal yang begitu sensitif.
"Masih muda." jawab Ethan membuat Alika mengernyitkan dahinya.
"Maksud kapten?"
"Sudah ada pasangan?" tanya Ethan tanpa menjawab pertanyaan dari Alika.
"Kenapa kapten tanya seperti itu?"
"Saya tanya saja, kalau tidak mau di jawab ya tidak apa apa." ucap Ethan padahal dia berharap agar wanita di samping nya itu menjawab.
"Saya masih mau fokus dengan pekerjaan saya kapten." jawab Alika dan Ethan hanya mengangguk angguk kan kepalanya.
"Seperti nya Markus gak datang deh, lebih baik saya antar dokter Alika ke barak istirahat saja." ucap Ethan sambil berdiri mendahului Alika.
"Nih kapten Ethan kenapa sih?!" gumam Alika kesal karena sudah menunggu lama ternyata yang di tunggu gak datang.
"Apa kapten Ethan modus sama aku? iisshhh kamu mah ada aja, ya gak mungkin lah kapten Ethan modus." gumam nya lagi dengan pelan tapi tetap mengikuti langkah kaki Ethan yang mengantar Alika sampai di barak untuk untuk istirahat.
"Istirahat lah, besok kegiatan cukup padat." sahut Ethan setelah sampai di depan barak para rekan rekan medis.
"Iya kapten, terima kasih sudah mengantar saya." ucap Alika kemudian pamit dari sana.
"Cie yang habis jalan jalan sama kapten Ethan." ucap Lula yang sudah berada di barak.
"Ih kamu mah, aku cuma gak sengaja ketemu aja waktu lagi jalan jalan sendiri." jawab Alika dengan sedikit berbohong.
"Iya deh iya."
Keesokan harinya semua rekan rekan medis sudah berkumpul di lapangan, setelah sarapan tadi mereka langsung dikumpulkan bersama dengan membawa barang barang yang sudah di siapkan.
Kapten Ethan sudah memimpin di depan dengan seragam kebanggan nya.
"Hari ini kita akan mencoba untuk susur gunung." tegas Ethan membuat para rekan medis mengeluh.
"Yahhhh." seru mereka bersamaan.
"Gak ada protes, mulai dari kepan mulai jalan." tegas Ethan.
Para rekan medis pun tidak bisa untuk menolak dan akhirnya mereka melakukan tugas mereka, untuk susur gunung sendiri akan ada sebuah tanda di mana mereka harus mencari pita yang sudah di sebar di gunung tempat biasa para prajurit berlatih.
"Dok capek banget ya." seru Lula yang sudah tidak kuat untuk berjalan.
"Ini masih panjang perjalanan nya la, ayo semangat." seru Alika menyemangati rekan nya.
Sudah hampir dua jam dan beberapa sudah kembali turun dengan membawa pita mereka, untuk gunung nya sendiri bukan gunung tinggi seperti Semeru atau Rinjani ya, ini seperti sebuah bukit di belakang markas.
"Tinggal berapa lagi?" tanya Ethan karena sudah dua jam tapi masih sedikit yang sampai.
"AKKHHHHH!" teriak kencang dari atas bukit membuat semua orang yang berada di bawah menoleh bersamaan.
Di sana mereka lihat para rekan medis yang berlarian turun dengan ketakutan. Membuat hati Ethan tiba-tiba tidak tenang.
"ADA APA?!" tanya Ethan tegas.
"Tadi di atas ada tanah longsor kapten." jawab salah satu rekan medis.
"Apa tanah longsor?!"
"Iya kapten."
"Periksa siapa yang tidak ada di barisan samping kalian semuanya!" seru Ethan.
"Kapten dokter Alika gak ada." ucap salah satu suster di mana awal nya Alika berada di depannya.
DEG!
Jangan tanya lagi bagaimana cemasnya Ethan sekarang ini, hati nya begitu khawatir dan takut, apa lagi dia tahu kalau bukit di atas cukup terjal.
Sedangkan sebelum kejadian semuanya tampak baik baik saja, semua rekan medis sudah akan turun namun tiba-tiba saja tanah yang mereka pijaki ternyata sudah di ujung.
Mereka semua berhamburan menyelamatkan diri sendiri tanpa sempat melihat rekan rekan nya yang lain.
Namun sayang ternyata Alika yang memang berada di bagian belakang tidak sempat untuk berlari bersama karena memang akses yang sulit dan juga rekan rekan yang lain antri di depan sehingga tidak ada ruang untuk dia bergerak hingga Alika harus ikut terjerembab di tanah longsor tersebut.
"Kapten!!!" teriak Lula yang baru turun dari gunung.
"Tolong dokter Alika!" seru nay dengan air mata yang sudah turun begitu deras nya.
Ethan yang mendengar ucapan tersebut pun tanpa pikir panjang langsung berlari menaiki gunung, bahkan dia seperti tuli saat para prajurit meneriakinya.
"Kapten di atas masih bahaya!" teriak bima namun sia-sia karena kapten nya itu berlari dengan begitu kencang sekali.
"Apa yang terjadi sama dokter Alika?" tanya Bima yang sudah memerintahkan yang lainnya untuk membantu kapten mereka.
"Kakinya tertimpa pohon dan tubuhnya begitu lemas mungkin karena syok dan juga tangannya banyak goresan." ucap Lula tidak tega melihat kondisi dokter kebanggaan nya.
Bahkan Bima dan yang lainnya pun mereka tidak tega mendengar nya, bisa di bayangkan bagaimana sakit dan takutnya.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13