Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.
Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.
Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.
Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Arka menggendong Eleanor memasuki sebuah rumah mewah, rumah keluarga Xavier. Arka akan mengajak Eleanor tinggal bersamanya disana karena tidak ingin hal seperti tadi terulang. Arka tidak suka melihat Eleanor hancur dan terluka seperti sekarang.
"Arka..."
Arka menatap Eleanor yang berada di gendongannya, "kenapa, hm?"
"Dimana kita?"
"Rumah gue."
"Rumah lo?"
"Iya, tapi nanti akan jadi rumah lo juga."
Eleanor terdiam menatap Arka yang tersenyum sangat manis padanya. Diam saja wajah tampan Arka terlihat manis, apalagi tersenyum seperti sekarang. Menambah kesan manis di wajahnya.
"Selamat datang, Tuan muda," sambut para pelayan di rumah itu sambil menunduk memberi hormat pada Arka sang tuan muda keluarga Xavier.
"Tolong siapkan beberapa pakaian yang ukurannya pas untuk kekasih saya," ucap Arka pada kepala pelayan sebelum akhirnya pergi ke kamarnya membawa Eleanor.
Arka tidak menyuruh pelayan menyiapkan kamar meski kamar disana banyak karena akan jauh lebih aman jika Eleanor berada di kamarnya dan dalam pengawasannya.
"Baik, Tuan muda. Akan segera saya siapkan." kepala pelayan terus menunduk memberi hormat sampai Arka tidak terlihat.
"Apa kata Tuan muda tadi? kekasih?"
"Baru kali ini Tuan muda membawa kekasihnya ke rumah ini."
"Ekhm," kepala pelayan menegur pelayan yang membisikan tuan muda mereka. Ada satu peraturan yang tidak boleh dilanggar di rumah itu, tidak boleh ada yang bergosip membicarakan tuan muda mereka.
Arka satu-satunya orang yang akan mewarisi kekayaan keluarga Xavier, jika ada yang berani membicarakan Arka berarti mereka harus siap kehilangan pekerjaan.
"Lo bilang apa tadi? kekasih?"
Arka tidak langsung menjawab. Laki-laki itu lebih dulu membaringkan Eleanor diatas ranjang king sizenya. Penampilan Eleanor sudah jauh lebih baik dari sebelumnya karena Arka sudah merapihkan penampilan Eleanor dan bahkan sudah mengobati luka-luka Eleanor.
Eleanor mendapat beberapa luka setelah berusaha melawan Kai. Ada bekas cakaran di bagian dada dan leher, bekas cengkraman di pergelangan tangan, sedikit luka dikening akibat benturan pada ujung sofa saat Kai mendorongnya ke sofa, bibir Eleanor juga terluka karena ciuman brutal Kai. Dan semuanya sudah Arka obati.
"Iya, bukankah kita udah sepakat? lo udah jadi milik gue sekarang."
Kekasih dalam pandangan Arka adalah sebuah hubungan seksual atau romantis. Namun tanpa perlu menyandang status pacaran. Mereka hanya saling memiliki satu sama lainnya.
Eleanor dan Arka bertukar pandangan. Eleanor kemudian mengingat bahwa dirinya sudah disentuh oleh Kai. Kai sudah menciumnya paksa dan bahkan sudah melepas paksa pakaian atasnya.
"Kai tadi nyentuh gue," ucap Eleanor mengingat yang sudah Kai lakukan padanya.
Sebagai pasangan yang menjalin hubungan lima tahun lamanya, Eleanor dan Kai sering melakukan ciuman. Namun mereka tidak pernah melakukan lebih dari sekedar kecupan ringan di bibir. Tadi adalah pertama kalinya Kai sampai melakukan ciuman sebrutal dan sekasar itu.
"Bibir gue... Eummphh," Eleanor menghentikan perkataannya karena Arka membungkam bibirnya dengan ciuman.
Eleanor sudah pasrah jika Arka ingin menghukumnya. Setidaknya Arka memperlakukannya dengan lembut, tidak kasar seperti Kai. Padahal Eleanor masih sangat mencintai Kai, tapi Eleanor lebih suka sentuhan Arka dibandingkan sentuhan Kai.
Namun, Arka tidak akan menghukum Eleanor sekarang. Karena yang terjadi pada Eleanor diluar kendali. Arka hanya mengecup dan melumat sebentar bibir Eleanor.
"Lo istirahat dulu disini, nanti akan ada orang yang datang antar baju tidur lo. Gue ada urusan sebentar," ucap Arka tepat setelah ciuman mereka berakhir.
"Lo mau ke bar?" tanya Eleanor karena Ia tahu Arka sering datang ke bar untuk memesan wanita disana. Urusan yang pernah Arka bicarakan adalah urusan ranjang dengan wanita-wanitanya.
"Enggak, gue mau ketemu temen-temen gue."
"Bisa jangan pergi?"
"Oke, gue gak pergi. Gue akan telpon temen gue biar mereka yang kesini."
Tanpa Arka sadari, Eleanor sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya sampai Arka mau menuruti yang Eleanor katakan. Arka jarang menuruti perkataan orang sebelumnya, bahkan meskipun orang itu orang tuanya sendiri.
"Lo tidur aja, soal baju nanti gue bisa bantu lo ganti baju," ucap Arka enteng.
Lagipula, Arka sudah pernah melihat seluruh tubuh Eleanor. Tidak apa-apa jika Arka membantu Eleanor menganti pakaiannya.
"Gue bukan laki-laki pengecut yang melakukan sesuatu saat wanitanya lagi tidur," Arka memberikan penjelasan karena tidak ingin Eleanor berpikir dirinya akan melakukan sesuatu saat membantu mengganti pakaian.
"Lo bisa percaya sama gue. Lagian, gue gak akan bikin lo mendesah menyebut nama gue kalau lo patuh sama peraturan."
Eleanor dari tadi menyimak. Namun ada satu hal yang mengganjal dalam pikirannya saat ini.
"Terus soal Kai?"
"Gue gak mungkin ngasih hukuman setelah lo mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain. Gue gak sejahat itu. Sekarang lo istirahat, gue mau telpon temen-temen gue."
Cup!
Arka memberi kecupan di bibir Eleanor sebelum akhirnya pergi untuk menghubungi Raka. Ada yang perlu Raka dan teman-temannya yang lain lakukan yang tidak boleh diketahui oleh Eleanor.
Eleanor hanya memperhatikan punggung Arka yang perlahan menjauh dan menghilang dibalik pintu. Arka menghubungi Raka di balkon kamarnya dan sengaja menutup pintu agar obrolannya dengan Raka tidak didengar Eleanor.
"Pokoknya gue gak mau ada yang tahu kalau gue yang bawa Eleanor pergi, buat seolah-olah Eleanor pergi tanpa jejak," ucap Arka pada Raka yang berada disebrang sana.
Arka tidak menghajar Kai setelah Kai melakukan tindakan tidak senonoh pada Eleanor karena sudah merencanakan ini. Arka akan membuat orang-orang berpikir Eleanor menghilang setelah Kai melakukan pelecehan.
Hukuman yang pantas didapatkan Kai adalah rasa bersalah dan penyesalan. Arka akan memastikan Kai merasakan itu dengan membuat Kai kehilangan jejak Eleanor. Kai pasti akan berpikir Eleanor sengaja menghilang karena perbuatan bejatnya.
"Tunggu, maksudnya lo mau culik Eleanor?" tanya Raka masih belum mengerti alasan Arka memintanya menghilangkan jejak Eleanor.
"Gue cuma mau melindungi Eleanor di rumah gue."
"Tapi gak mungkin kan Eleanor diam terus di rumah lo? kecuali kalian pergi keluar negeri, baru deh jejak Eleanor gak akan ditemukan."
"Maksud lo, lo takut polisi?"
"Bukan takut polisi, tapi yang lo hadapi sekarang Kaivandra. Dia gak se kaya lo, tapi lumayan berpengaruh. Belum lagi ada Elang."
"Kai akan sibuk dengan rasa bersalahnya karena sudah melakukan tindakan bejat, mungkin Elang juga akan sibuk menyalahkan Kai setelah melihat apa yang Kai lakukan," ucap Arka akhirnya menjelaskan tujuannya.
Selama ini Arka selalu menganggap Raka pintar, tapi sepertinya Raka tidak sepintar itu. Hal sederhana seperti ini saja harus Arka jelaskan.
"Oh, oke gue paham. Jadi itu alasan lo minta gue hapus rekaman CCTV, kecuali CCTV di apartemen Eleanor?" Raka baru terkoneksi.
"Bagus kalau udah paham, lakukan tugas lo secepatnya habis itu ajak yang lain ke rumah gue."
Pip.
Arka kembali masuk ke dalam kamar setelah mengakhiri panggilannya dengan Arka.