Rahasia besar dibalik persaingan dua kedai yang bertolak belakang dalam segala hal.
Saat yang nampak tidak seperti yang sesungguhnya, saat itu pula keteguhan dan ketangguhan diuji.
Akankah persaingan itu hanya sebatas bisnis usaha, atau malah berujung pada konflik yang melibatkan dua sindikat besar kelas dunia?
Bagi yang suka genre action, kriminal, mafia, dengan sentuhan drama, romansa dan komedi ringan, yuk.. langsung di klik tombol "mulai baca"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 1
"Sepertinya beberapa hari lagi mereka akan buka", Akita menelisik bangunan di seberang jalan. Blok dengan huruf-huruf besar bertuliskan "Trattoria Crescente" sedang dipasang oleh dua orang lelaki. Mereka terus-menerus berdebat dalam bahasa Italia, entah tentang apa.
"Ya, kelihatannya memang begitu. Apa yang mereka jual ya? Trat..to..ria? Makanan apa itu?", Abe mengerutkan dahi sambil besedekap. Wajah bulat dengan brewok pendek membuatnya tampak seperti tokoh antagonis yang tengah mengamati musuhnya.
"Mungkin bukan itu yang mereka jual, tapi crescente. Crescente.. bulan sabit? Apa yang berbentuk bulan sabit?", kini Akita yang dahinya mengerut.
"Croissant? Apa itu yang mereka jual?", Abe tak yakin.
"Bukankah croissant dari Perancis? Mengapa rumah makan Italia malah menjual roti Perancis? Rasanya tak mungkin. Pasti ada makanan Italia yang bentuknya juga seperti bulan sabit", Akita sudah menyimpulkan, dan sepertinya Abe setuju.
"Aku keluar dulu, mau memeriksa pesanan telur dan ikan. Kalau Ryuu sudah turun, minta dia membereskan sake dan bumbu yang baru sampai", Abe hanya mengangguk menerima perintah bosnya.
Akita berjalan keluar dari kedai miliknya. Ia masih menatap bangunan di depan sampai lehernya tak mampu lagi menuruti keinginan matanya. Sebuah rumah makan Italia, apakah akan menjadi masalah untuk kedai ramen dan sushi nya?
Dia harus mengakui kalau penduduk kota New York lebih dulu akrab dengan makanan Italia ketimbang Jepang. Tapi selama dua tahun belakangan, kedai nya cukup ramai pembeli seiring makin populernya berbagai makanan yang berasal dari negeri sakura.
Tiga tahun lalu, ia merantau ke sini untuk mencoba peluang di bisnis kuliner. Atau untuk lari dari ayahnya? Entahlah, mungkin keduanya. Tapi yang jelas ia lebih merasa nyaman dengan lingkungan di sini.
Apakah dia tak menyukai tanah kelahirannya? Tak mungkin. Jepang adalah negeri terindah di dunia, dan kecintaannya tak perlu diragukan. Hanya saja hidup di lingkungan keluarga seperti yang dia miliki, membuatnya gerah, tak nyaman, seolah seperti duri yang menusuk di telapak kaki. Meskipun kecil, tiap berjalan sakitnya pasti akan terasa mengganggu. Bila dibiarkan, akan menjadi infeksi yang menggerogoti dan semakin membuat menderita.
Karena itulah Akita memutuskan untuk mencabut duri itu, agar langkahnya terasa ringan dan lapang. Tapi tentu saja bekasnya tak bisa hilang begitu saja. Karena terkadang pohon induknya masih menyebarkan duri-duri di sekitar Akita, karena itulah ia harus tetap menata langkahnya dengan hati-hati.
Memasak adalah sebuah dunia dimana ia merasa nyaman. Itulah yang membuat ia memutuskan untuk masuk sekolah kuliner khas Jepang. Makanan adalah salah satu hal indah yang bisa ia temui di rumah, selain ibunya, yang mengenalkan dia pada berbagai jenis sajian. Dialah yang menjadi pusat dunia Akita, bagai musim semi di gurun pasir.
Sayangnya musim semi itu telah berlalu dan tak akan pernah kembali lagi. Akita merasa dahaga, harus pindah demi mengobati rasa haus akibat kehilangan. Meski untuk itu, dia harus menerima murka sang ayah yang terlanjur menganggapnya pembangkang. Tak salah memang, karena setiap kepala di keluarga itu berpegang teguh pada sistem, dan dia satu-satunya yang melepaskan diri.
Tapi semurka apapun ayahnya, tetap saja ia tak keberatan memberikan modal usaha untuk Akita. Tentu dengan disertai ceramah beruntun yang harus didengar Akita sekuat tenaga.
Tak apalah, semua telah terjadi. Sekarang yang perlu dilakukannya adalah memeriksa setiap salmon dan telur di hadapannya dan memastikan semuanya sesuai standar.
"Kudengar ada kedai baru di dekat milikmu. Apa betul?", tanya Jimmy si penyedia barang.
"Tepat di depan kedaiku. Bahkan kalau kau berjalan lurus dari pintuku menuju ke seberang, kau akan langsung berhadapan dengan pintu masuk mereka", ucap Akita sambil mengeluarkankan uang dari dompetnya.
"Tolong kau antar secepatnya. Jangan sampai seperti kemarin, sudah kurang segar".
Jimmy mengacungkan jempolnya lalu memanggil seseorang untuk mengantarkan pesanan Akita.
Saat kembali ke kedainya, ia melihat kedua lelaki yang memasang blok huruf masih saja berdebat. Sepertinya pekerjaan mereka akan berlangsung lama karena tangan mereka malah digunakan untuk berdebat. Ya.. begitulah orang Italia, tak afdol kalau bicara tanpa gerak tangan.
"Apa Ryuu sudah turun?", Akita menuju ke dapur untuk membantu Abe menyiapkan bahan makanan.
"Sudah, sepertinya dia sedang mengerjakan yang kau suruh", Abe menyerahkan sendok pada Akita.
Akita mengangguk-angguk setelah mencicipi kuah ramen yang sudah disiapkan Abe.
"Sepertinya kau sudah bisa menggantikanku membuat kuah", Akita tersenyum.
Sementara Abe matanya berbinar, hasil kerjanya mendapat apresiasi dari bosnya.
"Aku masih penasaran dengan kedai di depan. Apa tidak masalah kalau aku sedikit menyelidiki mereka?", tanya Abe.
Akita terkekeh.
"Bagaimana kau mau menyelidikinya? Berjalan ke sana lalu berbincang dengan dua orang yang sedang berdebat itu?", Akita kemudian keluar dari dapur, penasaran dengan kedua orang yang tadi dia sebut. Setelah itu dia kembali lagi ke dapur.
Akita kembali terkekeh.
"Mereka masih melakukannya", ucapnya pada Abe.
"Apa? Sampai kapan? Kalau begitu caranya, bisa-bisa tahun depan kedai mereka baru bisa buka".
Mereka berdua kemudian sama-sama terbahak.
Akita duh nasibmu terancam
Akita malah bersyukur ada goncangan di pesawat, dapat pelukan tangan...
😘😘😘
👍👍👍
😄😄😄
😅😅😅
Ryuu sudah sangat bosan dengan genre romansa, saatnya genre HOROR & Baku Hantam ...!!!
Setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya...
Jadi kena juga !!!!