NovelToon NovelToon
Sekretarisku Yang Mungil

Sekretarisku Yang Mungil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:572.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lunoxs

6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.

Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.

"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih

"Kenapa? Kamu keberatan?" tanya Adrian.

Ansara cemas, tak mungkin pula dia mengajukan penawaran untuk menolak titah sang Tuan. Mungkin memang harus seperti ini jalannya, Ansara harus melihat secara langsung istri sah Adrian agar semua perasaannya benar-benar lenyap dari dalam hati.

"Tidak Tuan, baiklah," jawab Ansara kemudian, dia juga menundukkkan kepalanya memohon maaf karena sempat berniat untuk menolak.

Setelahnya Ansara benar-benar keluar dari ruangan tersebut.

Adrian sedikit menyadari ada sedikit kecemasan yang tergambar di raut wajah Ansara tadi, tapi dia tidak paham kenapa Ansara harus cemas.

Terlebih kemanapun mereka pergi Adrian pasti akan melindungi gadis mungil tersebut.

"Kak, ada beberapa perubahan jadwal tuan Adrian untuk satu Minggu ke depan," ucap Ansara pada Jessi setelah dia duduk di kursi kerjanya.

Lusa Adrian juga akan menghadiri sebuah acara penting dan berpidato di depan publik. Mereka harus mencatat poin-poin penting yang harus disampaikan oleh sang Tuan.

Jessi tak langsung menanggapi laporan Ansara tersebut, dia justru terus menatap tak suka. "Apa Naura datang ke kantor ini?" tanya Jessi, malah membahas tentang anak sang bos.

Sejak tadi Naura memang belum naik, belum masuk ke ruangan sang CEO. Tapi Jessi sudah mendapatkan berita tersebut dari beberapa karyawan kantor.

Di salah satu grup WhatsApp yang Jessi ikuti bahkan sudah tersebar foto Naura dan Ansara saat bermain di bawah tadi.

Foto yang membuat Jessi beranggapan bahwa Ansara berniat mendekati anak bosnya tersebut, padahal Jessi jelas-jelas sudah memberi peringatan agar Ansara menjaga jarak.

"Iya Kak, sekarang Naura bersama asisten Juan. Siang nanti aku harus pergi dengan tuan Adrian, jadi untuk perbaikan ini kak Jessi yang kerjakan. Sore atau besok pagi kita bahas bersama," jelas Ansara.

Baginya tentang Naura sedikitpun Tidak perlu mereka bahas Karena itulah dia langsung kembali mengalihkan untuk membicarakan pekerjaan.

Sungguh, sebenarnya Ansara hanya ingin hidupnya lurus-lurus saja. Fokus dengan pekerjaan tanpa terpengaruh apapun.

"Kamu memerintahkan aku?" tanya Jessi.

Sebuah pertanyaan yang membuat suasana jadi mendadak tegang.

"Maaf Kak, bukan seperti itu maksudku. Tapi ini perintah tuan Adrian, juga termasuk tanggung jawab Kak Jessi kan?" balas Ansara.

Jessi tersenyum miring. Baru hitungan hari Ansara bekerja di sini tapi sudah berani memberinya perintah. Jiwa senioritas Jessi jadi seperti terpancing.

Padahal Jessi berniat melimpahkan pekerjaannya pada Ansara, tapi kini malah Ansara yang mendahuluinya.

"Aku sudah pernah mengingatkanmu Ans, tuan Adrian sudah menikah dan memiliki anak. Apa kamu berpikir untuk mendekati Naura dan mendapatkan tuan Adrian?" tanya Jessi.

Baru dekat seperti itu dengan Naura, kini Ansara sudah berani padanya.

"Astaga, kenapa pikiran kak Jessi jauh sekali. Aku tidak pernah memiliki pemikiran seperti itu."

"Lihatlah, baru pertama kali kamu bertemu dengan Naura tapi sekarang kamu sudah berani sekali padaku."

"Ku rasa pemikiran kak Jessi yang salah, aku hanya membicarakan tentang pekerjaan dan tanggung jawab kita berdua. Lalu kenapa kak Jessi terus membahas tentang Naura?" balas Ansara.

Hari ini baginya sudah sangat sulit, sungguh Ansara hanya ingin fokus bekerja. Tapi kenapa orang-orang ini membuat semuanya jadi rumit, termasuk Jessi.

Karena itulah Ansara tak bisa diam, di melawan karena kesabaran ada batasnya.

"Aku tahu apa batasanku, jadi mari bekerja dengan profesional saja," ucap Ansara lagi, dia lalu mendorong seluruh dokumen tepat di depan muka Jessi.

Lalu Ansara memalingkan wajah dan fokus pada layar komputer di hadapannya.

Jessi tercengang, gadis yang awalnya terlihat kampungan ini bagaimana bisa membuatnya terdiam seribu bahasa?

"Tante Angca," panggil Naura yang akhirnya naik ke lantai atas.

"Tante Essi," sapa Naura juga, sebab dia memang telah mengenal beberapa karyawan di perusahaan ini.

"Selamat siang Nona Naura," jawab Jessi dengan senyum ramah. Berharap Naura akan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tuan Adrian dan main bersama.

Tapi Jessi tidak tahu bahwa Naura sudah kepincut dengan masakan Ansara yang seperti masakan sang ibu, karena itulah kini seluruh perhatian Naura hanya tertuju pada Tante Angca.

Meskipun Jessi tersenyum lebar tapi Naura sedikitpun tidak meresponnya. Tatapannya justru fokus pada Tante Angca.

"Tante Angca, ayo masuk ke ruangan Papa," ajak Naura.

"Maaf Nona, tapi masih ada beberapa hal yang harus saya kerjakan," jawab Ansara, pikirnya dia tidak perlu menuruti semua keinginan Naura.

"Sekretaris Ansara, ayo ikut saja," sahut asisten Juan dan membuat Ansara tak mampu menolak.

"Baiklah, saya pergi dulu sekretaris Jessi," pamit Ansara, kini dia tak ingin memanggil Kak lagi, mengikuti cara asisten Juan memanggil.

Jessi makin tercengang, Ansara seperti terus memprovokasi permusuhan mereka.

Tak berselang lama berada di ruangan sang CEO, Ansara dan Naura beserta Adrian akhirnya keluar. Mereka berencana untuk makan siang bersama sebelum mengantar Naura pulang.

Karena Ansara belum lancar mengemudi di jalan raya jadi masih Adrian yang menjadi supir, sementara Ansara duduk di samping kemudi dengan memangku Naura.

"Kita cepelti kelualga ya?" celetuk Naura, ada saja kata-kata ajaib yang keluar dari mulutnya.

"Keluarga?" tanya Adrian.

"Iya, papa, Naula, telus Tante Angca yang jadi Mama," jelas Naura, lalu dia dan sang kakak tertawa bersama.

Sementara Ansara terdiam nelangsa.

Saat mobil berhenti di lampu merah, Ansara memberanikan diri untuk menoleh ke arah Adrian, namun siapa sangka Adrian pun tengah menatap ke arahnya.

'Ini tidak lucu Adrian,' ucap Ansara di dalam hati.

Ansara sebenarnya ingin mempertanyakan semuanya, status Adrian dan pernikahannya, juga kenapa Naura selalu menawarkannya untuk jadi Mama.

Tapi Ansara ragu, berpikir mereka tak sedekat itu untuk membahas semuanya.

Saking sibuknya berpikir Ansara merasa perjalanan ini jadi cepat sekali, tiba-tiba mereka telah tiba di restoran yang dituju.

Sebelumnya asisten Juan telah memesankan meja VIP, jadi mereka langsung disambut dan diarahkan.

Ansara terkejut sekali saat Adrian menarikannya kursi untuk duduk. "Tuan, saya bisa sendiri," ucap Ansara merasa tak enak hati.

"Duduklah," jawab Adrian dengan lembut.

Dengan menghela nafas Ansara akhirnya duduk dan mereka makan siang bersama.

"Papa, mau cicip punya papa," pinta Naura.

Adrian menyuapi sang adik.

"Hem enak, Tante Angca mau cicip juga tidak?" tawar Naura, makanannya milik sang kakak tapi dia tawar-tawarkan..

"Tidak, Nona," jawab Ansara dengan cepat.

Tapi Adrian malah mengarahkan sendoknya ke bibir Ansara, "A," ucap Adrian.

Ansara begitu ragu untuk menerimanya, namun Naura menatap penuh harap dia memakan suapan ini.

'Kalian membuatku bingung,' batin Ansara.

Dengan sangat terpaksa akhirnya Ansara membuka mulut dan menerima suapan tersebut, rasanya yang terisi bukan hanya perut, tapi juga hatinya.

Ansara kalah pada pendiriannya sendiri, karena kini hati itu kembali berdebar.

'Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? bolehlah aku senang menerima ini semua?' batin Ansara.

Selesai makan siang, mereka menuju rumah keluarga Adrian. Tapi tiba di sana Naura malah sudah tidur, jadi Adrian turun lebih dulu untuk menggendong sang adik.

"Tuan, bolehkah saya menunggu di mobil saja?" tanya Ansara, mendadak ragu untuk bertemu dengan istri sah Adrian.

"Iya, tidak apa-apa, aku hanya sebentar," jawab Adrian penuh perhatian.

Makin meleleh lah Ansara dibuatnya.

Saat Adrian dan Naura hilang dari pandangannya, Ansara memutuskan untuk menghubungi Mayang, ingin membagi kegundahan hati ini.

"Halo May," ucap Ansara setelah teleponnya terhubung.

"Halo Ans, tumben telepon kamu tidak sibuk?"

"Tidak, kamu sudah di cafe atau belum?"

"Belum, aku ambil shift malam. Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, hanya ingin meneleponmu saja."

"Jangan bohong, katakan ada apa? Apa temanmu itu makin sombong?"

"Tidak, dia malah semakin baik. Tapi aku bingung, dia baik atau hidung belang."

"Apa maksudmu?" tanya Mayang dengan dahi berkerut dan Ansara menjelaskan semua yang dia alami.

Pertemanan Ansara dan Mayang memang telah dalam, meski jarang bertemu tapi keduanya saling memahami satu sama lain. Ansara bercerita bagaimana hubungannya dengan Adrian saat ini, pria yang Ansara ketahui telah menikah dan juga memiliki anak, juga pria yang dia cintai saat SMA. Bahkan hingga kini sebenarnya perasaan itu masih ada.

Mayang tentu sangat terkejut saat mendengar hal itu, dia juga tentu tak setuju jika Ansara jadi pelakor.

Tapi baik Mayang ataupun Ansara tak ada yang tahu pasti bagaimana rumah tangga Adrian, mungkin saja memang telah retak. Karena itulah Adrian dan sang anak terus memancing Ansara untuk jadi pelakor.

"Aku juga bingung Ans, tapi menurutku jalani saja dulu," ucap Mayang.

"Jalani bagaimana?"

"Terima saja semua perhatiannya, mungkin kalian memang berjodoh. Mungkin Istri Adrian sekarang bukan jodohnya."

"Kamu mau aku jadi pelakor?"

"Ya gimana ya, Adrian Abraham bukan orang biasa Ans. Siapapun pasti mau jadi istrinya, aku juga mau," celetuk Mayang.

"Mayaaaang," rengek Ansara.

"Kataku jalani saja dulu, tidak perlu menuntut penjelasan apapun. Lagipula ini masih perhatian-perhatian biasa, belum komitmen yang Adrian ucapkan."

Ansara mengangguk, Ansara juga takut jika dia hanya kepedean saja.

"Baiklah," jawab Ansara setuju.

"Bila perlu tantang saja Adrian, kamu balas beri perhatian."

"Untuk apa aku begitu?" tanya Ansara bingung.

"Biar jelas hubungan kalian mau dibawa kemana."

"Baiklah, ku matikan teleponnya. Adrian sudah kembali," jawab Ansara buru-buru, sebab Ansara melihat Adrian yang keluar dari rumah.

Ansara bahkan memutus sambungan telepon secara sepihak, tak menunggu persetujuan Mayang lebih dulu.

Saat Adrian telah masuk ke dalam mobil, jantung Ansara makin berdegup. Lidahnya kelu, jadi bingung sendiri harus bagaimana.

Kegugupan Ansara terbaca oleh Adrian. "Kenapa? apa ada yang salah?" tanya Adrian, menatap intens dan penuh selidik.

"Tidak Tuan, lebih baik kita segera kembali ke kantor. Jam 3 nanti tuan Steven akan datang."

"Perutmu sakit?"

"Tidak," jawab Ansara cepat, juga membalas tatapan Adrian yang intens.

"Jika ada apa-apa katakan padaku, jangan sungkan," ucap Adrian.

Ansara reflek mengangguk, "Iya, saya pasti akan mengatakannya," jawab Ansara.

Pembicaraan mereka mungkin terdengar biasa saja, tapi tatapan keduanya seperti mengisyaratkan lebih.

1
Ayna Adam
Trnyata Beni Adik Ipar Gio
Jadi adik ipar aja serakah sama warisan😏
Kerja yg rajin dan jujur gitu loh biar gak iri terus sama kehidupan dan perusahaan milik Gio😏
Ayna Adam
Jangan harap ya Beni
Gio lebih pinter dari km dan juga Hendra 😏
Hafifah Hafifah
tenang ans ini g ada hubungannya denganmu kok jadi aman
Hafifah Hafifah
bagus adrian hanya ipar aja lagaknya udah kayak yg punya harta
SasSya
su'udzon berkepanjangan 🙆🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
SasSya
semoga Hendra benar2 menyesal dan bertaubat
jangan sampai mau jadi sekutu om2 lucnat
SasSya
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
SasSya
jangan mau di intimidasi adr
yg berkepentingan siapa
seenaknya jidat ngatur2 orang
anak bukan
Naviah
Beni gak nyadar diri, padahal dia sendiri yang melakukan korupsi dasar playing victim/Speechless//Speechless//Speechless/
salmiati❤💚
bibit parasit om nya..😁🤭
pecinta dunia fantasi
nah kan, pantes jehong,emang bukan saudara papa gio,kwl saudara GK mungkin sampai hati sampai hati 😏
Naviah
jangan meremehkan Ardian, buktinya Ardian mampu mengelola perusahaan, kamu yang harus hati-hati Beni, apalagi kamu udah melakukan korupsi bisa dikasus kamu/Speechless/
Naviah
Good Ardian orang yang kayak gitu emang harus dikasih paham/Good/
Naviah
balas Budi bukan berarti harus mematuhi ataupun memenuhi permintaan orang itu, masih banyak cara lain untuk balas Budi. Jangan mau Ardian, masa depan kamu ada di kamu bukan orang lain apalagi dengan alasan balas Budi, balas Budi bukan berarti menyerahkan kehidupan kita ke orang lain.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
aku suka caramu Adrian.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ho... ho... apa maksudnya beni bawa2 ibu aruni? jangan kira Adrian gak bisa lebih bar2 yaa
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
Istrinya Orang
💯💯💯💯💯
Istrinya Orang
mantap Adrian..kamu harus pertahankan prinsipmu,,jangan mudah diatur orang,harus jadi diri sendiri yg TDK mudah disetir siapapun
Naviah
dah kayak lem ya Ar /Joyful//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!