Bagaimana ceritanya jika seorang perempuan yang berprofesi sebagai bos mafia paling berbahaya dan ahli racun, dan hidup nya sudah bersahabat dengan darah, harus berpindah jiwa ke dalam tubuh perempuan lemah dan naif?
Dia adalah Erika Alexander, tubuh yang Erika tempati adalah tubuh milik istri Jendral perang, yang memilih kabur dari kastil suami nya setelah orang tua nya meninggal, karena tertekan dengan orang-orang di sekitar nya yang selalu menyebut nya perempuan pembawa sial.
cuplikan
"Sialan!"
"Dasar bodoh!"
Erika yang jiwa nya masuk ke dalam raga istri naif jendral perang, tentu saja Erika sangat geram dengan sifat bodoh dan naif si pemilik tubuh.
"Mulai sekarang tidak ada lagi Felisha Agatha si perempuan bodoh itu, sekarang ini hanya ada Erika Alexander, yang akan menundukkan semua orang di bawah kaki nya," ucap Erika tersenyum miring.
"Berani menginjak harga diri ku, akan ku injak balik kepala nya," ucap Erika menyeringai.
Akan kah Jendral perang juga akan tunduk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEDIAMAN CUTIS
Home Alexander.
Erika dan anak-anak nya sudah sampai di kediaman mereka sedari dua jam yang lalu, setelah berkeliling pasar cukup lama untuk mencari si nenek penjual telur rebus, tapi sayang mereka tidak menemukan keberadaan nenek itu dan memutuskan untuk kembali ke kediaman karena hari semakin malam.
Lea baru saja selesai bersiap, karena malam ini Erika ingin memberikan sedikit salam perkenalan ke keluarga Cutis.
"Kalian berlima, berjaga di depan kamar anak-anak saya," ucap Erika menunjuk lima anak buah nya.
"Pastikan keamanan untuk anak-anak saya," lanjut Erika datar.
"Baik nyonya," , jawab mereka sopan.
"Naina, biasa nya biasa nya mereka nanti akan terbangun karena haus, kamu tolong buat kan susu untuk mereka," ucap Erika melirik pelayan pribadi nya.
"Baik Nyonya," jawab Naina sopan.
"Kita pergi sekarang," ucap Erika melirik anak buah nya yang lain.
Malam ini Erika tidak akan langsung membunuh si Cutis penghianatan, Erika hanya ingin sedikit memberikan hadiah kecil atas kembali nya diri nya di ibukota.
"Apa kalian sudah menyiapkan apa saja yang tadi saya minta?" tanya Erika dingin.
"Seperti keinginan Anda Nyonya," jawab anak buah Erika sopan.
"Bagus!" ucap Erika tersenyum iblis.
Tidak sabar rasanya ingin segera mencicipi sedikit darah mereka.
Erika hanya membawa sepuluh orang anak buah nya, yang ikut dalam misi balas dendam nya malam ini.
"Seperti nya di mulai dari Wanita tua itu akan sangat menarik," batin Erika menyeringai.
Erika menunggangi kudanya keluar dari halaman mansion nya, di temani keheningan malam, menuju kediaman Cutis, yang lumayan jauh sedikit.
Di belakang Erika ada sepuluh anggota Black Rose yang siap mengawal sang pemimpin.
"Ah aku sudah tidak sabar ingin segera mencoba racun baru ku," batin Erika tersenyum iblis di balik topeng wajah nya.
Sekitar empat puluh lima menit, akhir nya Erika dan para anak buah nya sampai di depan kediaman keluarga Cutis, ah lebih tepatnya kediaman mendiang ke dua orang tua Erika.
"Siapa kalian," ucap prajurit yang berjaga di depan gerbang.
Para prajurit itu terlihat waspada dengan kedatangan Erika dan rombongannya.
Erika hanya menatap dingin sekumpulan prajurit di depan nya, ekornya mata nya melirik ke arah anak buah nya, untuk segera menjalankan tugas mereka.
Anak buah Erika yang mengerti apa maksud dari Nyonya mereka, langsung bergerak cepat untuk melumpuhkan prajurit milik Tuan Cutis.
Syuttt
Syuttt
Syuttt
Syuttt
Bruk
Dengan lihai, cepat dan akurat anak buah Erika melempar kan jarum kecil yang mengandung obat bius dan pelumpuh sara, salah satu senjata yang selalu Black Rose bawa ke mana- mana, selain kecil, jarum itu juga sangat membantu dalam segala situasi.
Dalam hitungan detik semua prajurit milik tuan Cutis sudah tergeletak di atas tanah, mereka hanya pingsan dan akan lemas tidak bertenaga selama seminggu ke depan.
"Kerja bagus," ucap Erika tersenyum miring.
Erika tidak main-main dalam misi balas dendam nya, pemimpin Black Rose itu bahkan sudah menyiapkan beberapa jenis racun yang akan Erika suntikkan pada Tuan Cutis dan keluarga nya.
Kelinci percobaan Ceunah🤭
"Kalian berdua ikut saya," ucap Erika dingin.
"Dan kalian, ambil semua harta milik si tua bangka itu," lanjut Erika.
"Baik Nyonya," jawab anak buah Erika.
"Bergerak sekarang," ucap Erika mulai melompati pagar.
Semua anak buah Erika mengikuti apa yang Nyonya mereka lakukan, melompati gerbang tinggai kediaman si penghianat.
Bruk
Mereka semua mendarat dengan sempurna.
"Saya ingin Kelian mengambil semua nya tanpa sisa," ucap Erika dingin.
"Baik Nyonya," jawab anak buah Erika sopan.
"Pergi!" titah Erika mengibaskan tangannya.
Delapan prajurit langsung berlari ke arah utara, tempat di mana semua harta keluarga Cutis di simpan.
"Kita pergi," ucap Erik dingin.
Erika berjalan dengan santai, masuk ke kediaman Tuan Cutis, dengan seringai iblis di bibir sexi nya.
"Siapa kalia-"
Syutttt
Syutttt
Anak buah Erika dengan cekatan kembali melempar jarum kecil pada setiap prajurit yang mereka temui, selama perjalanan menuju kamar Nyonya dan Tuan Cutis.
Sudah tidak terhitung berapa banyak prajurit yang mereka lumpuhkan, hanya dengan sebuah jarum.
"Di mana?" tanya datar.
"Kanan Nyonya," jawab salah satu anak buah Erika.
Erika langsung berjalan kearah kanan dengan tatapan mata tajam nya, sedari pertama kali menginjakkan kaki nya di kediaman Tuan Cutis, hati nya sudah bergejolak, seperti ada sesuatu yang ingin keluar dan di lepaskan.
Drap
Drap
Drap
Akhirnya Erika sudah sampai di depan pintu kamar Tuan Cutis dan Nyonya Cutis.
Ceklek.
Tidak di kunci!
"Dasar bodoh," batin Erika tersenyum miring.
Ternyata si penghianat itu cukup ceroboh, dengan membiarkan kamar nya tidak di kunci.
Erika berjalan masuk ke dalam kamar si penghianat, di atas ranjang Erika melihat sepasang suami istri paruh baya yang sedang tidur terlelap.
"Setelah apa yang kalian lakukan di masa lalu, kalian pikir hidup kalian akan baik-baik saja," ucap Erika menatap tajam ke arah ranjang.
Erika mengepalkan tangannya, saat ingatan Felisha tentang si Pengkhianat kembali berputar-putar di dalam kepala nya.
Si penghianat ini bukan hanya membunuh orang tua Felisha, tapi juga membunuh Kakak laki-laki Felisha saat usia nya masih lima tahun.
Ternyata tuan Cutis sedari awal memang tidak tulus berkerja dengan Marquess Javier, pria penghianat itu sedari awal sudah merencanakan semuanya.
"Akan ku bunuh anak-anak mu di depan mata mu sialan!" umpat Erika.
Tuan Cutis membunuh Kakak laki-laki Felisha, karena berpotensi menjadi ancaman untuk menjalankan rencana jahatnya, berbeda dengan Felisha yang memang mereka biar kan untuk hidup.
Hidup menderita penuh tekanan dari mereka berdua, lebih tepatnya dari Nyonya Cutis.
Nyonya Cutis bekerja sebagai kepala pelayan di kediaman Marquess Javier, membuat perempuan iblis itu memiliki akses untuk menyakiti Felisha kecil tanpa ketahuan orang lain, bahkan Marquess Javier dan Marchioness Alicia tidak mengetahui, bahwa putri kecil mereka sering kali di siksa dan di caci maki.
Itulah salah satu kenapa Felisha menjadi gadis yang bodoh dan naif, ketakutan nya membuat Felisha menutup diri dan tidak berani.
Sepasangan suami istri itu memang sangat serasi, sama-sama manusia tidak tahu berterimakasih, setelah apa yang sudah Marquess Javier dan Marchioness Alicia lakukan untuk menolong hidup mereka.
Marqueess Javier dan Marchioness Alicia menolong mereka berdua, saat mereka akan di jual untuk di jadikan budak.
Jadilah baik, tapi jangan terlalu baik, karena tidak baik😐
"Seret kedua anak si penghianat itu ke sini!" ucap Erika dingin.
"Baik Nyonya," jawab anak buah nya sopan.
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗