Dira Amara adalah seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang penuh ambisi, cerdas, dan selalu berusaha keras untuk mencapai tujuannya. Ia tumbuh dalam keluarga miskin di sebuah kampung kecil, di mana kehidupan yang serba kekurangan membuatnya terbiasa untuk bekerja keras demi mencapai apa yang diinginkan. Ayahnya, seorang buruh pabrik yang selalu bekerja lembur, dan ibunya, seorang penjual makanan keliling, berjuang keras untuk menyekolahkan Dira hingga kuliah.
Suatu ketika, hidup Dira berubah drastis saat ayahnya terjerat utang kepada organisasi mafia yang dipimpin oleh Rafael. Tanpa pilihan lain, Dira dipaksa untuk berhadapan langsung dengan Rafael, pemimpin mafia yang terkenal kejam. Sebagai perempuan muda yang tidak berdaya, Dira harus menghadapi situasi yang tak pernah dia bayangkan, tetapi dia tetap berusaha bertahan dengan kebijaksanaan dan keberanian yang dimilikinya.
Namun, hatinya mulai terikat dengan sosok Rafael yang tidak hanya kejam, te
bagaimana kelanjutannya yuks lnjt 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayda Pardede, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terluka
Disisi lain Dira sudah akan segera pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam itu waktu yang biasa dia pulang saat masih sendiri tapi beberapa hari terakhir ini dia harus segera pulang lebih awal untuk melakukan kewajiban nya sebagai istri Rafael berkedok pembantu
Dira langsung memesan gojek online untuk berangkat.
Kepala pelayan yang melihat Dira sudah datang dia langsung mendekat
"nona tuan sudah datang dari tadi dan menunggu anda di kamar"
Dira yang mendengar itu langsung mulai dilanda ketakutan dimana keberaniannya yang tadi sehingga dia tidak mengikuti perintah dari Bagas asisten Rafael
Dira masuk dengan perlahanan
Bagas yang melihat itu segera berdiri dan mengatakan.
"nona segeralah naik tuan sudah menunggu".
Bagi Bagas dia akan menghormati Dira karena dia merupakan istri dari Rafael dia akan melakukan apapun sehingga membuat tuannya tidak tersinggung
Dira naik dengan napas tadi saat di toko dia sudah akan membelah langit akibat keberaniannya yang tak bisa ia bantah tapi sekarang dimana itu.
Dia membuka pintu perlahan dan memperlihatkan Rafael duduk disana dengan memangku kakinya satu menatap Dira yang muncul dari pintu dengan tajam dan gelap seakan tatapan siap membelah Dira kapanpun
"malam tuan"
Dira menyapa dengan sedikit canggung suasana yang sangat hening itu membuat Dira mencekam tidak kuat menopang kakinya
"apa kau masih punya keberanian datang kesini"
bertanya dengan dingin tanpa mengeluarkan ekspresi itu membuat keadaan semakin mencekam
"maaf tuan hari ini saya pulang lama karena pelanggan di toko lagi rame"
"apa kau berpikir saya bodoh dan bisa mempercayai gadis sepertimu?"
"kamu berduaan dengan lelaki lain dan kamu sudah mempunyai suami apa menurutmu itu hak yang wajib dilakukan"
Dira menyergit apa dia melihatnya berboncengan bersama Rio,kalo iya kenapa dia langsung mengamuk seperti ini dan apa dia berhak marah
"Kenapa kau diem kau sedang mangkngat kesalahanmu?"
Dira seakan harus segera melawan dia tidak mau ditindas seperti ini ,dia juga punya perasaan
"maaf tuan tapi anda tidak berhak mencampuri urusan saya"
Dira sebenarnya mengatakan itu dengan suara yang bergetar
"apa sekarang kau sudah bisa merasa seenaknya? hingga membuat kau lupa akan dirimu?"
diinggatkan seperti ini membuat Dira seakan mengantakan
kau hanya gadis penebus hutang
"saya tau tuan saya siapa ,dan kita punya perjanjian tidak berhak mencampuri urusan masing-masing"
Dira sedikit lantang dia segera mengumpulkan keberanian Untuk mengungkapkan apa yang tercekat di tenggorokannya
mendengar suara Dira meninggi amarah Rafael langsung naik ke ubun-ubun dia tidak pernah diteriaki oleh siapapun ,tapi beraninya wanita ini yang hanya berstatus istri kontrak meneriakinya tanpa rasa bersalah,Rafael langsung mencekik leher Dira dengan kuat
Dira langsung terkejut dengan tindakan Rafael dia tidak bisa mengelak
"apa kau sekarang sudah merasa nyonya Rafael sehingga bisa seenaknya,dan dengan tidak tau dirinya kau diluar bermesraan dengan laki-laki lain apa itu apa kau sudah merasa berkuasa hah?
suara Rafael meninggi dia sudah sangat emosi saat ini hingga tidak bisa melihat Dira sudah kesulitan untuk bernapas sampai tersenggal-senggal
"tu.....an to...longg"
Dira sudah tidak kuat
Rafael langsung menghempaskan tubuh Dira kebelakang setelah melihat air mata yang berjatuhan di wajah cantik Dira
Dia mendekat wajahnya menunduk mendekati dira
"Kau sudah banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap perjanjian yang kau tanda tangani itu artinya kau tidak jauh beda dari Reja orang tua mu "
Dira terdiam dia tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah disangkutkan dengan orang tuanya
"dengar ya hanya saya yang boleh mengubah perjanjian itu dan selama perjanjian itu ada aku yang akan bertanggung jawab atas
hidup dan mati mu"
Dira hanya menangis mendengar itu dia tidak bisa melakukan apa-apa dia sudah capek seharian ini mulai dari kemarahan dosen killer, bekerja sampai jam 8,dan sekarang dia harus disiksa oleh Rafael.
kehidupan apa yang dia nantikan sebenarnya,apa dia tidak memiliki sedikit hak untuk bahagia?
Dia tidak ingin semuanya sia-sia dia langsung berdiri dan akan langsung menghajar Rafael dengan kata-kata pedasnya
"lalu seperti apa yang anda mau,apa saya akan memasak dan mempersiapkan semuanya tetapi anda hanya menghina saya dan mengantakan akan terkena penyakit jika makan makanan yang saya buat,apa anda tidak berpikir saya harus izin untuk itu dan saya meninggalkan pekerjaan saya demi melakukan pekerjaan tidak berguna dari anda"
melihat kelantangan dari Dira dia langsung berteriak kencang
"hahaha apa sekarang kau sudah menyesal untuk membayar utang ayahmu"
Rafael tersenyum mengejek Dira yang sudah akan kehabisan air mata mungkin
Dira semakin sadar bagaimana jadinya jika ayahnya yang akan ada disini, bagaimana tersiksanya dia nanti,Dira tau mau hanya karena kelakuannya lagi Rafael melakukan sesuatu yang akan berdampak pada orang tuanya nanti
Dira terdiam tak mampu mengatakan apa-apa lagi sebelum perjanjian itu berakhir dia harus merasa mengalah dan melakukan semuanya yang diperintahkan oleh Rafael
"kenapa kau diam apa sekarang kau sudah sadar apa alasan mu hingga berada disini?"
"mana keberanian mu yang tadi ayo silahkan keluarkan jangan diam saja sialan"
Mendengar itu Dira makin mengeluarkan air matanya sambil merosot ,dengan tak berperasaannya Rafael langsung menarik tangan Dira dengan kencang dan memanggil Bagas
" Bagas Kurung wanita tidak tau diri ini di gudang dan jangan pernah berikan apapun" y anak buah rafael langsung menyeret Dira masuk gudang setelah Bagas melirik mereka
Dira yang sudah kehabisan tenaga hanya menangis tanpa mengucapkan apa-apa lagi dia langsung masuk ke gudang dan Rafael segera bergegas ke kamar
Bagas yang melihat itu segera mengikuti Rafael dari belakang dia tahu apa yang sedang terjadi pada tuannya itu
"ada apa tuan ,kenapa tuan semarah ini"
Rafael hanya terdiam dia juga tidak tau kenapa semakin emosi yang menyulut hatinya sejak tadi siang melihat Dira berboncengan dengan laki-laki di jalan
"pergilah aku tidak apa-apa aku akan segera istrahat jaga gudang jangan sampai dia kabur"
"baik tuan"
Tiba-tiba handphone Rafael berbunyi melihat panggilan dari mamanya dia makin frustrasi dia tidak bisa melakukan tidak akan bisa terus menerus membohongi mamanya apalagi dengan keadaan saat ini dia
dia segera mengangkat nya dengan berat
"Kenapa ma"
"kamu ya mentang-mentang udah nikah gak mau hubungin mama lagi, dimana istrimu mama pengen bicara"
Rafael kaget kan gak mungkin kan dia harus ke gudang menyeret Dira dan menyerahkan handphone itu
dia harus mencari alasan
"dia tadi izin ma katanya kerja kelompok "
"trus kamu gak ngantarin,gimana sih kamu jadi istri"
Diana Hera dengan kelakuan anaknya bagaimana bisa dia tidak peka dengan keadaan istrinya
"dia bareng temannya ma gak mungkin juga aku ngikut kan"
"kenapa gak mungkin kan itu wajar,diakan istrimu"
"yaudah iya lain kali aku antarin ma"
bilang iya aja biar cepat selesai begitu pikirnya
"yaudhh,mama tutup dulu nanti telepon mama kalo Dira udah nyampe"
panggilan terputus
Mamanya yang menanyakan keberadaan Dira padanya membuat dia semakin marah padanya apa mereka terlalu baik pada Dira sehingga dia bisa seenaknya