Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bolehkan Aku???
Mia sudah terlihat segar, dan kini dia akan bersiap untuk memasak makan malamnya. Sebelum keluar kamar, terlebih dahulu Mia menanyakan makanan apa yang Arsen inginkan.
"Mas Arsen, ingin makan apa untuk makan malam? "
"Terserah kau saja. Aku tidak pilih-pilih makanan."
"Okey."
Mendengar itu Mia segera keluar dari kamar, sedangkan Arsen masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Di dapur Mia segera melakukan tugasnya. Dia melihat bahan makanan apa saja yang ada di dalam kulkas. Ternyata hanya ada beberpa sayuran, telur dan ayam.
"Sepertinya besok aku harus belanja." gumam Mia pada dirinya sendiri.
Mia akhirnya memutuskan memasak sayur capcay dengan telur yang juga dicampur beberapa sayuran dan ayam juga sosis. Pokonya masakan ala-ala Mia.
Sayuran sudah matang kini tinggal membuat telur. Mia terlebih dulu memotong wortel dan daun bawang, lalu diberi bawang putih geprek dan ayam dipotong kecil-kecil. Saat Mia, memotong sosis untuk campuran terakhir tiba-tiba Arsen sudah berdiri di sampingnya dan mengagetkan Mia.
"Buat apa? "
"Auh... "
Jari Mia teriris pisau dan darah segar keluar.
"Mas Arsen kenapa ngagetin aku sih. "
Mia menggerutu sambil membersihkan darah yang keluar dari jarinya dengan air kran. Karena jari telunjuknya sepertinya teriris cukup dalam.
Tiba-tiba Arsen memegang tangan Mia yang teriris pisau, dan dia masih melihat darah yang masih keluar. Tanpa rasa jijik, Arsen memasukkan jari Mia kedalam mulutnya, dan menghisapnya perlahan.
"Mas... " Lirih Mia, terkejut dengan apa yang dilakukan Arsen dan ingin menarik tangannya.
Namun Arsen tidak memperdulikannya. Setelah menghisap jari Mia, dia langsung pergi begitu saja. Mia menatap punggung Arsen dengan pandangan yang entahlah....
Tanpa Mia duga, Arsen kembali dengan membawa kotak p3k dan meletakkannya diatas meja makan. Arsen langsung menarik tangan Mia agar duduk di kursi. Dia langsung membersihkan luka di jari Mia yang sedikit mengeluarkan darah dengan alkohol lalu memberikan obat dan membalutkan plester pada lukanya.
Mia hanya memperhatikan semua tindakan Arsen kepadanya tanpa berkedip.
"Kau ini kenapa ceroboh sekali sih. Kenapa jarimu selalu terkena pisau. " ganti kini Arsen yang mengomel kepada Mia.
Mia melotot menatap Arsen. memangnya siapa yang selalu membuatnya terkena pisau.
"Kenapa kau melotot padaku. " protes Arsen karena tidak terima kalau harus mendapatkan pelototan dari Mia.
"Sudahlah, kalau mas Arsen nggak ngagetin aku, aku nggak akan terkena pisau. "
Mia segera melepaskan tangannya dari genggaman tangan Arsen lalu segera kembali ke dapur untuk meneruskan masaknya.
Lima belas menit kemudian Mia menyelesaikan masaknya dan meminta Arsen untuk makan bersamanya.
"Maaf mas, persediaannya hanya tinggal ini saja. Jadi, aku memasak sesuai persediaan yang ada. "
"Iya tidak apa-apa. Ayo kita makan, aku sudah lapar. "
Mia lalu menyiapkan makanan dan minum untuk Arsen.
"Enak... "
Sebuah kata yang selalu membuat Mia berbunga saat Arsen menikmati dan menyantap hasil masakannya dengan lahap.
"Besok aku minta ijin berbelanja ke mall dengan temanku. "
"Teman yang mana? "
"Sisie."
"Oke, terserah padamu. Tapi jika aku sempat, besok aku akan mengantarkanmu belanja. "
"Benarkah? "
Arsen mengangguk sebagai jawaban. Mia bahagia sekali.
"Mas, besok kabari aku ya, kalau mas Arsen bisa mengantarku belanja. Jika tidak bisa mengantarku, aku meminta tolong Sisie atau Aldo yang mengantarkanku belanja. "
"Apa? Besok aku akan mengantarmu, Mia. Tidak perlu minta tolong antarkan temanmu." Arsen tidak suka saat Mia menyebut nama pria lain di hadapannya.
Setelah selesai, makan malam. Arsen segera naik ke kamarnya dia harus menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai tadi siang karena moodnya sedang buruk.
Mia yang melihat Arsen naik ke kamarnya berinisiatif untuk membuatkan teh panas untuk suaminya. Sebelum naik Mia terlebih dahulu memeriksa pagar dan pintu agar terkunci sempurna. Karena dia juga sedang ingin di kamar ngerumpi online sama Sisie dsn Aldo.
Mia membawakan secangkir teh itu di hadapan Arsen yang sedang sibuk dengan laptopnya. Mia berdiri mematung di hadapan Arsen, menatapnya penuh arti. Sebenarnya Mia ingin bertanya tentang Ben, tapi dia tidak memiliki nyali sebesar itu.
"Kenapa kau berdiri mematung seperti itu. " Arsen melirik Mia dari ekor matanya.
"Apa ada yang ingin kau tanyakan? "
"Ben." satu nama itu akhirnya lolos dari mulut Mia.
Arsen segera menutup laptopnya dan menaruhnya diatas meja, saat Mia menanyakan tentang Ben.
"Maaf, Mia. " Ucap Arsen sambil menatap mata Mia dengan lekat.
Arsen lalu menarik tangan Mia hingga Mia terjatuh dipangkuannya. Mia terkejut dengan tindakan Arsen, jantungnya berdebar tak karuan dia sangat gugup dan tidak berani menatap mata Arsen yang tajam.
Arsen mengangkat dagu Mia agar menatap kearahnya. Mia menatap manik mata coklat itu dengan gugup. Manik mata tajam yang bisa meluluhkan siapapun yang memandangnya.
"Maafkan Aku Mia, karena sudah menyeretmu ke dalam duniaku." Arsen memandang manik mata Mia yang teduh, turun ke hidung lalu ke bibirnya.
"Aku tidak peduli seperti apa duniamu, Aku tidak peduli siapa dirimu.Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup dengan mu, dan menjadi istrimu hanya sebagai kedok untuk menutupi status gay mu. Aku tidak peduli. Asalkan aku selalu bersamamu, dan melihatmu setiap hari itu sudah cukup bagiku. " ucap Mia tanpa ragu sedikitpun.
Deg....
Arsen seperti tersetrum ribuan volt mendengarkan ucapan Mia barusan. Dan tanpa aba-aba lagi Arsen langsung mengecup bibir Mia, dan diam disana selama beberapa detik. Lalu kecupan itu berubah menjadi sesapan. Arsen melepaskan tautan bibirnya dan mengusap sisa salivanya dengan ibu jarinya.
"Apa kau yakin akan bisa hidup denganku, walau keadaanku seperti ini? " ucap Arsen, kini kecupan itu berpindah di lehernya.
"Aku ingin menghancurkan duniamu, dan mengalahkanmu sampai kau benar-benar jatuh kepelukanku. " Mia menahan sesuatu yang sudah mengobrak-abrik pertahanannya, karena kecupan Arsen sudah berubah menjadi sesapan untuk membuat tanda cinta disana.
"Aku harap kau tidak menyesali ucapanmu, Mia. "
"Tidak akan. " jawab Mia yakin.
Arsen kembali menyambar bibir Mia, dan menciumnya dengan perlahan. Dan memainkan lidahnya di dalam sana. Mia yang masih amatirpun mengikuti apa yang dilakukan Arsen. Lidah mereka saling terbelit menikmati satu sama lain dengan mata mereka yang tertutup.
Tangan kanan Arsen menahan tengkuk leher Mia untuk memperdalam ciumannya, dan satu tangan kirinya mulai membuka satu persatu kancing kemeja Mia. Dan meremas salah satu mainan Squishy nya.
"Ah..." sebuah suara laknat keluar dari mulut Mia karena tidak bisa menahan apa yang Arsen lakukan padanya.
Ciuman Arsen turun ke leher, tulang selangka dan bermain di bagian dada Mia. Banyak tanda cinta yang dibuat Arsen di sana. Mia membusungkan dadanya saat Arsen bermain-main di dua gundukan squishy milik Mia. Mainan yang pas ditangan Arsen, tidak besar dan tidak terlalu kecil. Tangan Mia yang melingkar di leher Arsenpun ikut berperan menjambak rambut Arsen dengan pelan. Menahan sesuatu yang memuncak karena apa yang sudah dilakukan Arsen padanya.
Arsen kembali mencium Mia, kali ini dengan kasar dan menuntut, tidak seperti sebelumnya. Matanya menggelap menandakan dirinya ingin lebih dari Mia. Namun Arsen masih ada sedikit kesadaran yang membuatnya meminta persetujuan kepada Mia.
"Mia, bolehkah aku? "
Mia mengangguk sebagai jawaban.
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE