Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
"Mesya!! Sandi datang menjemputmu!!"
Mesya berlari ke atas tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut saat mendengar teriakan Dini yang mengatakan Sandi datang untuk menjemputnya pulang.
"Haiiss...kenapa Kak Sand harus datang kesini sih" keluh Mesya.
Dini yang berada di ruang utama tak kunjung melihat Mesya datang saat ia panggil, sehingga Dini menyarankan Sandi untuk masuk ke dalam kamar dan menemui Mesya.
"Tapi Kak..."
"Kalian sudah menikah, tidak masalah kali" Ucap Dini
Dini meninggalkan Sandi sendiri yang tengah kebingungan. Meski mereka kini telah menikah, namun rasanya Sandi justru menjadi canggung.
Suara pintu terbuka menambah kewaspadaan Mesya, Mesya yang berada dibalik selimut tidak bisa melihat apapun sehingga ia tidak tahu siapa yang masuk ke dalam kamarnya.
"Siapa ya? Tidak mungkin kak Sand kan?!" Batin Mesya
"Mesya!!...."
Mesya mendengar suara Sandi memanggilnya hingga akhirnya ia tahu jika yang masuk ke dalam kamarnya itu benar-benar Sandi.
"Sand gak akan maksa kamu jika kamu tidak mau pulang dengan Sand, lagipula Sand juga belum merapihkan rumah untuk kita tempati hehe...." Ucap Sandi dengan nada tertawa kecil.
Mesya yang mendengar Sandi berbicara panjang lebar pun sedikit membuka selimut yang menutupi kepalanya. Mesya melihat Sandi tengah duduk di tepi tempat tidur dan membelakanginya sambil terus berbicara.
"Sand tau kamu belum bisa menerima pernikahan kita yang secara tiba-tiba begini, bahkan Sand gak menyiapkan apapun untuk kamu, meski sulit tapi Sand harap perlahan kamu bisa menerima pernikahan kita. Dan ya jika kamu masih ingin kuliah, kamu boleh melakukannya. Biar Sand nanti yang membiayai kuliah kamu, Sand paham kok dan Sand pun akan merahasiakan pernikahan kita sampai kamu selesai kuliah"
Meski pernikahan mereka dilakukan secara tiba-tiba dan mungkin Mesya terpaksa menerima pernikahan mereka, namun Sandi merasa jika dirinya kini memiliki tanggung jawab kepada Mesya sebagai suaminya.
"Sand tau kamu belum mau berbicara dengan Sand. Tapi tolong Mesya, Sand pengen kita seperti dulu lagi. Meski status kita mungkin telah berbeda sekarang, tapi abaikan saja itu semua kembalikan Mesya yang Sand kenal dulu. Kita kembali seperti dulu, Sand gak mau kita menjadi asing seperti ini"
Mesya menatap punggung Sand yang berbicara membelakanginya. Meski tak melihat wajahnya, namun Mesya bisa merasakan jika Sandi benar-benar merasa sedih dan setiap kata-kata nya terdengar tulus dan menyimpan penuh harapan.
"Kak Sand...."
Sandi yang mendengar suara Mesya memanggilnya pun seketika menoleh kebelakang dan menatap Mesya yang hanya menunjukan sepasang mata dibalik selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya itu.
"Maafin Sand ya...." Ucap kembali Sandi
Mesya terbangun dari tidurnya dan duduk menatap Sandi. Meski Mesya terlihat enggan untuk berbicara banyak, namun nampaknya Mesya mencoba membuka hatinya untuk menerima pernikahan mereka dan bersedia memaafkan Sandi.
"Kamu memaafkan Sand kan??"
Mesya hanya mengangguk kecil, meski keduanya terbiasa bersama sebelumnya namun dengan status mereka yang kini telah berbeda seakan membuat mereka harus kembali beradaptasi dari awal dengan hubungan baru mereka.
"Oh iya, di jalan pulang Sand belikan ini untuk kamu. Seingat Sand kamu sangat suka kan?!"
Sandi meraih kantong plastik yang ia letakan di atas meja dan memberikannya kepada Mesya. Mesya menerima kantong pemberian Sandi dan melihat kotak siomay di dalamnya. Tanpa disadari senyum merekah di bibir Mesya saat ia mendapatkan siomay kesukaannya, Sandi yang melihat itu pun ikut tersenyum dan merasa bahagia saat melihat Mesya kembali tersenyum. Karena semenjak mereka dipaksa melangsungkan pernikahan, Mesya selalu menunjukan ekspresi datar dan selalu berusaha menjauh dari Sandi.
"Sambal nya dipisah disamping..." Ucap kembali Sandi
Mesya tersenyum dan bergegas turun dari tempat tidur untuk memakan siomay tersebut. Meski ada kursi putar dan meja di kamar tersebut, namun Mesya justru meletakan kantong berisi siomay itu di atas lantai.
"Untuk kak Sand mana?!" Tanya Mesya yang menyadari jika hanya ada satu kotak siomay
"Hanya tersisa satu porsi, jadi Sand belikan untuk kamu aja"
Mesya termenung sejenak, sampai ia membuka kotak siomay nya dan mengajak Sandi untuk makan bersama.
"Hmmm?!...." Sandi mengangkat alisnya saat mendengar Mesya mengajak ia untuk makan siomay bersama.
"Tidak apa-apa, satu untuk berdua saja..." Ucap Mesya
Khawatir Mesya kembali marah kepadanya, Sandi memutuskan turun dari tepi tempat tidur dan duduk berhadapan dengan Mesya di lantai. Sandi memperhatikan Mesya yang memakan siomay pemberiannya dengan lahap, bahkan Sandi tersentak saat Mesya berinisiatif menyodorkan sendok ke arah Sandi untuk menyuapinya.
Sandi tersenyum bahagia sambil mengunyah siomay yang disuapi oleh Mesya. Sandi paham betul sifat Mesya, meski terlihat keras kepala namun sebenarnya Mesya memiliki hati yang lembut dan polos. Bahkan meski mood nya mudah berubah, hal itu justru membuat Sandi sangat menyukai sisi kekanakan Mesya yang sehingga ia nyaman saat berada didekat Mesya.
*****
["Kamu jangan bercanda, Dinda!!"]
"Aku tidak bercanda, Intan. Aku mendengar dengan jelas jika kak Sand sudah menikah. Dan...."
["Tidak mungkin!! Aku tidak percaya!! Kamu pasti bohong agar aku menjauh dari Sandi kan??"]
"Dengarkan aku Intan, untuk apa aku berbohong. Bahkan Kak Susan sendiri mengatakan jika Kak Sandi benar-benar sudah menikah, namun karena memang pernikahannya secara sederhana jadi belum banyak orang yang mengetahuinya"
Dinda melakukan panggilan dengan Intan sahabatnya. Intan terkenal menjadi gadis yang sudah lama menyukai Sandi, bahkan Intan sendiri adalah Sahabat Dinda, sepupunya Sandi. Beberapa kali Intan mencoba mendekati Sandi melalui Dinda, namun Sandi yang terkenal dengan sifatnya yang dingin membuat Dinda sedikit sulit untuk mencomblangkan keduanya.
["Aku tidak percaya dengan kata-kata kamu, Dinda!!"] Bantah Intan
"Aku tidak memaksamu untuk mempercayai aku, yang pasti aku sudah memberitahukannya kepadamu" Ucap Dinda yang langsung menutup teleponnya.
Dinda berjalan masuk ke dalam rumah dengan menggerutu, Santi yang sejak tadi diam-diam mendengar percakapan Dinda dan sahabatnya itu pun nampak tak suka. Santi merasa jika Dinda mungkin akan melakukan hal yang bisa menghancurkan rumah tangga Sandi dan Mesya, bagaimanapun Dinda selalu mencoba mendekatkan Sandi dengan sahabatnya yang bernama Intan.
"Aku yakin ada yang tidak beres, kedatangan si Dinda pasti akan membuat masalah baru lagi" Ucap Santi
Di dalam rumah Sri dan Nirma yang sedang asyik mengobrol melihat Dinda yang masuk ke dalam rumah menunjukan ekspresi masam nya. Sri yang melihat putrinya cemberut merangkul Dinda dan menanyakan apa yang tengah terjadi kepadanya.
"Tidak ada Mah, aku hanya bosan saja. Biasanya kan aku main sama Kak Sandi, bahkan biasanya Kak Sandi sering mengajariku bermain biola jika aku datang kesini, tapi sekarang Kak Sandi tidak ada" keluh Dinda
Sri terdiam sejenak, hingga kalimat berikutnya yang terucap dari mulut sri membungkam Dinda.
"Nak, seperti yang sudah kamu tahu. Sekarang Sandi sudah menikah, jadi mungkin Sandi tidak akan bisa bermain denganmu seperti dulu. Lagipula kamu sudah dewasa, tidak mungkin kan kamu...."
"Ih mamah menyebalkan!! Hanya karena Kak Sandi sudah menikah jadi gak bisa main sama Dinda lagi. Seharusnya Kak Sandi gak usah menikah sampai kapanpun" potong Dinda
"Dinda!!!......" Sela Sri
Sri yang mendengar perkataan Dinda pun langsung meminta maaf kepada Nirma. Meski Sandi dan Dinda adalah sepupu, namun mendengar perkataan Dinda kala itu membuat Sri marah karena kata-kata putrinya itu sudah keterlaluan.
"Jangan berkata seperti itu!!... Bagaimana pun Sandi berhak memiliki kehidupan pribadinya, Sandi tidak akan selalu ada untuk menemani kamu Nak. Begitupun kamu, kelak kamu juga akan menemukan pasangan kamu dan hidup bersamanya" Jelas Sri
"Sudahlah Sri.... " Nirma melerai pertikaian Sri dan putrinya itu.
"Maafkan si Dinda ya Nir, kelakuan dia jadi begini semenjak pergaulannya bebas dengan si Intan tuh. Kamu ingat kan gadis yang sempat ikut kesini bersama kami?! Gadis yang mencoba menjebak Sandi untuk menikahinya. Aku benar-benar tidak menyukainya, tapi bocah ini terus saja bergaul dengannya" Keluh Nirma, kesal.
"Oh iya, gadis itu... Sudahlah lupakan, aku harap gadis itu bisa menyadari kesalahannya dan memperbaiki dirinya"
"Syukurlah Sandi sudah menikah sekarang, aku harap tuh bocah sadar diri"
Dinda yang mendengar keluhan tentang dirinya dari mulut sanh ibu pun terlihat kesal, ia berjalan memasuki kamar dan membanting pintu dengan keras.
"Aku tidak bisa tinggal diam, aku tak bisa menerimanya!! Aku harus melakukan sesuatu!!"
*****