Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Sungguh kesal Saka dengan semua kata angkuh yang Rere berikan, sangat berbeda tidak seperti Rere Anita yang Saka kenal. Saka merasa ada sedikit perbedaan dari Rere, biasanya wanita itu tidak akan pernah berkata pedas padanya.
“Apa jangan-jangan Rere sudah tahu kalau aku punya istri lain selama ini?” Tanya Saka di dalam hati.
Saka menjadi teringat dengan kejadian dua hari yang lalu, dimana ia seperti melihat mobil Rere terparkir di dekat halaman rumah Zoya. Tapi, segera Saka tepis pikiran itu karena merasa tidak mungkin Rere bisa setenang itu kalau sudah mengetahui tentang perselingkuhannya.
“Ahhh.. Semuanya membuat kepalaku sakit,” Saka ingin menyusul Rere yang sedang mandi tapi pintu kamar diketuk.
“Iya sebentar..” Saka menuju pintu untuk membukanya, ia menoleh sebentar kearah pintu bathroom yang terdengar suara gemericik air. “Melelahkan sekali..” Gerutu Saka disaat membuka pintu, ia terkejut melihat Zoya yang tiba-tiba saja berdiri di hadapannya.
Bahkan bola mata Saka hampir keluar sepenuhnya, ia tidak tahu mengapa bisa Zoya ada di dalam Mansion keluarga Anita.
“Saka, aku sangat merindukan dirimu..” Zoya ingin memeluk Saka tapi segera dihentikan oleh pria itu.
“Bagaimana kau bisa ada disini?” Tanya Saka, ia panik sekali tentunya. Tapi, malah Zoya mendorong Saka untuk masuk kedalam kamar. Zoya menunjukkan pakaian yang ia kenakan, terlihat pakaian para maid di Mansion keluarga Anita.
“Aku sudah tidak tahan untuk berjauhan lagi denganmu, Saka. Aku ingin selalu memastikan jika kau tidak menyentuh wanita itu, aku ingin memastikan sendiri.” Perjelas Zoya yang membuat kepala Saka semakin sakit saja.
“Kau gila, Zoya!” Hardiknya dengan berbisik takut kalau Rere yang sedang mandi mendengar semuanya. “Bahaya kalau sempat Nenek atau bahkan Rere tahu, aku bisa dicampakkan begitu saja selayaknya sampah.” Saka terus mengomel.
Tangan Zoya mendarat pada bibir Saka, ia menggelengkan kepala lalu menatap Saka penuh nafsu. “Berselingkuh tepat disamping istrimu bukankah suatu hal yang menarik, Saka?” Zoya membuka resleting celana yang Saka kenakan.
“Jangan lakukan itu, Zoya. Jangan, aku tidak mau nanti… . Ahhh!” Secara tiba-tiba Zoya memainkan adik Saka hingga menegang sempurna. “Rere sedang mandi didalam, nanti dia_”
“Sudahlah, Mas. Kita main cepat, sambil kita pastikan dia tidak memergoki kita.” Zoya berjalan menuju pintu bathroom sambil menarik tangan Saka. Sementara Saka bingung harus apa, ia paling tidak bisa menahan gairah kalau itu sudah soal Zoya.
Zoya sedikit menungging, menyelipkan celana dalam miliknya. Ya meskipun Zoya belum menjelaskan apa yang perlu Saka lakukan tapi pria itu sudah tahu apa yang harus dilakukan. Langsung Saka memasukkan adiknya tanpa memberikan pemanasan dulu pada Zoya.
Tangan Saka membekap mulut Zoya agar tidak mengeluarkan suara aneh-aneh, tidak mau Rere mengetahui semua ulahnya sekarang.
“Kau panik sekali ketahuan istri pertamamu ya..” Zoya mengigit bibirnya sendiri karena pergerakan Saka semakin liar dibelakang sana.
Tanpa ampun tapi tetap memastikan jangan sampai suara penyatuan mereka terdengar. Sampai kedua telinga dari dua manusia itu mendengar sudah tidak ada suara air lagi, Zoya semakin bergairah.
“Cepat lakukan, Mas. Istrimu, ahhh.. Sudah.. Ahh.. Mau selesai mandi, emm..” Lirih Zoya walaupun sedikit berbisik.
“Ahhh.. Benar katamu, sayang. Emm, rasanya lebih nikmat disaat kita melakukannya didepan Rere.” Saka bergerak semakin tidak beraturan, ia menegang sempurna begitu pula Zoya disaat mendapatkan pelepasan bersama.
Saka memeluk tubuh Rere yang lemas, bermain cepat malah membuat capek. Zoya mengecup bibir Saka, ia memegang dada sang suami tercinta. “Aku sudah sangat dekat denganmu sekarang, datang ke kamarku disaat kau ingin sentuhan. Jangan minta istrimu itu untuk melakukannya, mengerti?” Zoya mengancam, ia kembali membetulkan celana dalam miliknya.
Tiba-tiba saja suara kunci bathroom terbuka langsung Zoya menuju keranjang pakaian kotor. Menata pakaian kotor yang ada disana agar Rere tidak curiga sedikitpun, ia ingin melihat seperti apa cara Saka berinteraksi dengan istri pertamanya.
“Mas mau mandi juga?” Tanya Rere, ia sudah memakai pakaian santai mungkin saja dari ruang ganti. Rere memang tidak tahu apa yang sudah terjadi selama dia mandi tadi, terlalu menikmati menghilangkan bekas Galih.
“Iya, sayang..” Saka menjawab, ia memeluk Rere yang sudah sangat wangi. “Aku mencintaimu..” Ungkap Saka, tiba-tiba saja suara keranjang terjatuh mengejutkan Saka serta Rere.
Dengan posisi keduanya masih saling berpelukan melihat kearah belakang, dimana ada Zoya disana yang sedang mengutip pakaian yang berserakan akibat ulah Zoya sendiri.
“Kau pelayan baru?” Tanya Rere, karena tidak pernah dirinya melihat wajah asing itu.
Tadikan Zoya menunduk, sekarang perlahan menaikkan kepalanya hingga saling tatap dengan Rere. Seakan terkejut, itulah Rere sekarang.
“Wanita itukan..” Rere teringat dengan dua hari lalu memergoki Saka dengan wanita yang mengaku pelayan itu.
“Aku pelayan baru, Nyonya. Nama saya, Zoya..” Wanita itu memperkenalkan diri, menunduk hormat pada Saka dan Rere. Lalu melangkah pergi sembari membawa keranjang pakaian, dan itu masih terus diperhatikan oleh Rere.
“Mas Saka membawa wanita itu menuju kediaman kami sendiri? Dia menusukku secara dekat sekarang?” Rere bertanya tanya sendiri. Ia berbalik badan hingga menemukan Saka yang tengah bercermin, pria itu siap-siap untuk mandi.
Dengan sangat jelas mata Rere melihat bekas keringat yang membanjiri pelipis serta tengkuk Saka. Lalu mata Rere melihat kearah AC kamar yang tidak pernah mati, suhunya juga dingin tidak memungkinkan kalau Saka kepanasan dikamar ini.
“Berarti selama aku mandi tadi, mereka melakukan hubungan intim. Tangan tadi yang memelukku bekas mengelap bekas cairan wanita itu?” Rere berasumsi sendiri.
Tapi, Rere sangat yakin tebakannya sangat benar. “Kau mulai secara terang-terangan menusukku, Mas.. Kau sangat kejam, tidak punya hati!” Umpat Rere didalam hati, ia ingin menangis tapi Rere tahan setengah mati.
“Kenapa melamun, sayang? Air hangat untukku kenapa belum disiapkan juga?” Tanya Saka yang membuat Rere terkejut dari lamunan panjangnya.
“Mas, gerah ya?” Tanya Rere, sudah pasti gerah karena habis ngew* bersama Zoya disaat Rere sedang mandi.
“Iya, sayang. Tadi pas kamu mandi.. Aku berolahraga sebentar, itu sebabnya aku berkeringat.” Jawab Saka penuh kepalsuan.
Rere tersenyum masam saja, ya sangat masam melebihi perasan jeruk nipis. “Yaa berolahraga perngew*an, dia jujur hanya saja tidak detail saja.” Rere seakan mau meludahi wajah Saka sekarang.
baruu nii suka 👍😁😁