"Thank you for patiently putting up with my moods, and being mature as you remind me to be the same. I know that I'm not easy to understand, and as complex as they come. I act childishly and immaturely when I don't get what I want, and it get unbearable. Yet, you choose to gently and patiently chastise me and correct me. And even when I fight you and get mad at you, you take it with no offense, both gradually and maturely."
~Celia
Pertemuan Celia dan Elvan awalnya hanya kebetulan, tapi lambat laun semakin dekat dan menyukai satu sama lain. Disaat keduanya sepakat untuk menjalin hubungan. Tiba-tiba keduanya dihadapkan dengan perjodohan yang telah diatur oleh keluarga mereka masing-masing.
Kira-kira bagaimana akhir kisah mereka? Apakah mereka akan berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yanahn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. I Miss You So Much
..."I'm counting down the moments until I can see you again. I miss you more than words can say." ~Celia...
Nenek menghela nafasnya, sebenarnya dia tidak ingin ikut campur dengan urusan cucunya. Tapi mengingat cucunya yang kini belum juga memiliki niat untuk berumah tangga, maka nenek terpaksa harus turun tangan. Nenek tidak ingin cucunya terus melajang di usianya yang sudah terbilang matang. Sebelum dirinya meninggal, Nenek ingin melihat cucunya menikah dan hidup bahagia.
"Bukankah wanita pilihanmu itu sudah meninggalkanmu? Apa yang harapkan dari wanita seperti dia? Dia bahkan lebih memilih pergi dengan laki-laki lain," ucap Nenek. Nenek sudah mendengar dari Widya jika Celia mengabaikan Elvan, dan memilih pergi bersama laki-laki yang menjemputnya.
"Nek, nenek salah paham, Celia tidak seperti itu. Dia kembali karena urusan pekerjaannya dan ..." Elvan berusaha menjelaskan, tetapi Nenek memotong ucapannya.
"Elvan, nenek ini sudah tua. Nenek ingin melihat kamu menikah sebelum ajal menjemput nenek. Nadira itu wanita yang baik dan pintar. Nenek yakin, dia akan menjadi istri yang baik," ucap Nenek. Nenek menatap Elvan dengan wajah sendu.
"Nek, aku hanya mencintai Celia. Aku pasti akan menikah, tapi bukan dengan wanita pilihan nenek. Nenek tidak bisa memaksakan kehendak nenek. Jadi, tolong hargai keputusan Elvan, Nek" ujar Elvan. Elvan menatap nenek dengan tatapan sayu.
"Kan sudah nenek bilang, nenek tidak menerima penolakan. Harusnya kamu bersyukur, nenek memilih Nadira untuk dijadikan istrimu, bukan malah menentang nenek seperti ini," ucap Nenek sambil menatap Elvan, nada suara nenek kali ini sudah terdengar berbeda.
"Tapi aku nggak mau, Nek. Jadi jangan paksa aku," ucap Elvan dengan tegas dan beranjak meninggalkan neneknya. Saat melewati ruang tamu, Elvan hanya melirik Nadira sekilas, lalu berjalan keluar.
Nadira tersenyum kecut, dia tidak menyangka jika respon Elvan seperti ini. Nenek segera menghampiri Nadira dan berkata, "Maafkan cucu nenek ya, dia hanya perlu waktu untuk sendiri. Maklum, dia cukup kaget dengan rencana perjodohan ini."
Nadira menjawab dengan anggukan dan tersenyum, dia cukup paham dengan apa yang di rasakan Elvan. Tadinya Nadira juga ingin menolak perjodohan ini. Tetapi begitu melihat sosok Elvan, Nadira membatalkan niatnya. Dimatanya sosok Elvan terlihat begitu sempurna. Nadira pikir, setelah melihat secara langsung, Elvan akan tertarik dengannya. Tapi ternyata, Elvan justru bersikap acuh kepadanya. Nadira menjadi semakin penasaran tentang sosok Elvan. Apa mungkin Elvan sudah punya pacar atau kekasih.
"Nek, memangnya Elvan sudah punya pacar?" Nadira bertanya dengan hati-hati.
Nenek menggelengkan kepalanya.
"Setahu nenek dia tidak punya pacar, makanya nenek mau jodohin sama kamu," jawab Nenek sambil tersenyum.
Nadira tersenyum puas, dia yakin jika Elvan hanya butuh waktu, cepat atau lambat, Elvan pasti akan jatuh ke pelukannya.
*********
Elvan pergi ke apartemennya, dia mengambil koper, mengemasi barang-barangnya dan memasukkan kedalam koper. Elvan berniat menyusul Celia ke Jakarta. Jika Elvan terus disini, pasti neneknya akan terus memintanya untuk menikah dengan Nadira. Elvan paham sifat neneknya yang keras kepala dan keputusan neneknya itu tidak bisa diganggu gugat.
Elvan mengambil ponselnya dan memesan tiket melalui aplikasi online, beruntungnya dia masih mendapatkan tiket untuk penerbangan hari ini. Elvan langsung menghubungi rekan sesama DJ untuk menggantikan pekerjaannya selama beberapa hari. Elvan melihat penunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul tiga. Berarti Celia sudah tiba di Jakarta satu jam yang lalu, sedangkan penerbangan Elvan masih dua jam lagi.
Elvan membuka aplikasi WhatsApp dan mencari nomor Celia. Ternyata Elvan masih memblokir nomor Celia. Elvan segera membuka blokirnya dan melakukan panggilan video call. Tidak lama kemudian terlihat wajah Celia di layar ponselnya.
"Hi ..." sapa Elvan sembari mengulas senyumannya.
Celia membuka matanya perlahan, lalu menatap layar ponselnya, dan tersenyum.
"Kenapa? Masih dijalan?" tanya Elvan.
Celia mengangguk, "Capek, kangen kamu, pengen peluk," lirih Celia.
Elvan tersenyum, "Istirahat ya, jangan lupa makan."
"Iya sayang, kamu juga ya. Satu lagi, jangan nakal, jangan dekat-dekat sama wanita lain."
Elvan tertegun, bibirnya menyunggingkan senyuman.
"Oke, aku nggak bakalan aneh-aneh kok," jawab Elvan.
Celia mengacungkan jempolnya.
"Udah jam empat, aku harus pergi," ujar Elvan sebelum menutup panggilannya.
"Pergi kemana?" tanya Celia.
"It's secret."
Celia mengerucutkan bibirnya.
"I love you. See you." Elvan memberikan ciuman jarak jauh.
Celia tersenyum, "I love you too."
Elvan menutup sambungan video call. Dia memesan taksi dan menarik kopernya, lalu bergegas menuju ke bandara.
********
Sekitar pukul tujuh, Elvan tiba di bandara Soekarno Hatta. Elvan menghubungi Celia dan menanyakan keberadaannya. Tiga puluh menit kemudian, Celia datang. Celia terkejut menatap pria yang berdiri tidak jauh dari hadapannya, ia segera berlari. Elvan merentangkan kedua tangannya memberi kode pada Celia agar berhambur ke pelukannya.
Celia memeluk Elvan dengan erat, seakan mereka sudah lama tidak bertemu. "I Miss you so much," ucap Celia.
Elvan tersenyum dan merenggangkan pelukannya, lalu mengecup bibir Celia sekilas.
Cup...
Celia menatap Elvan, dan mengalungkan tangannya di leher Elvan, "I want more than this," bisik Celia.
Bibir Celia menyentuh bibir Elvan dengan lembut, dan melumatnya pelan. Elvan membalas lumatan dari bibir Celia. Mereka berdua saling melumat, dan semakin memperdalam ciumannya, tanpa memperdulikan dimana mereka berada sekarang.
semangat yaaa kak nulisnya ✨
Mampir juga di karya aku “two times one love”