NovelToon NovelToon
Mengandung Anak Mantan Suami

Mengandung Anak Mantan Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:10.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: febyanti

Sarah harus menelan pil pahit, suami yang dicintainya malah menggugat cerai. Namun, setelah resmi bercerai Sarah malah dinyatakan hamil.

Kenyataan pahit kembali, saat ia akan mengatakan bahwa dirinya hamil, ia malah melihat mantan suaminya bersama teman wanitanya yang terlihat lebih bahagia. Sampai pada akhirnya, ia mengurngkan niatnya.

Sarah pergi dari kehidupan mantan suaminya. Akankah mantan suaminya itu tahu bahwa dirinya hamil dan telah melahirkan seorang anak?

Ini hanya sekedar hiburan ya, jadi jangan berkomentar tak mengenakan, jika tidak suka skip saja. Hidup itu harus selalu dibawa santai😊😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Sarah sedang berkaca, melihat penampilannya yang tengah mengenakan baju hasil rancangannya sendiri. Ia hanya menyuruh orang butik untuk menjahitnya karena ia tak memiliki mesin jahit di rumahnya. Lagi pun tak merasa canggung saat menyuruh orang di butik Wita.

"Ta, bagaimana? Bagus gak?" tanya Sarah.

"Bagus, Mbak. Warnanya sangat cocok di kulit, Mbak." Tutur Wita sambil mengacungkan ibu jarinya. "Badan Mbak juga bagus, gak kaya aku melar begini."

Sarah yang mendengar pun tertawa. "Ya olahraga dong, Wit. Jaga badan biar ditambah sayang suami," ledek Sarah.

"Tapi dia tetap cinta meski tubuhku gembrot." Wita pun tertawa terbahak-bahak.

"Mbak ganti baju dulu." Sarah pun ke ruang ganti.

Sedangkan di tempat lain.

Seorang wanita cantik berambut pirang baru saja sampai di butik. Wanita itu tak langsung turun dari mobilnya, ia tengah menunggu calon suaminya. Lama ia berada di dalam mobil, sehingga ia pun kesal sendiri dan langsung turun dari mobil lalu segera masuk karena cuaca cukup panas.

Wanita itu memang sudah janjian dengan pemilik butik itu, baju pengantin pesananya tengah diproses. Mungkin sudah 75 persen pesanannya itu jadi. Tinggal memasang payet-payet kecil di area depan juga belakang.

Kedatangannya langsung disambut oleh karyawan di butik itu, karena sudah sering datang membuat pegawai di sana sudah tidak canggung lagi. Apa lagi dengan profesinya yang sebagai dokter, wanita itu sangat ramah. Namun, sedikit bawel karena baju yang dipesan sampai saat ini belum juga kelar.

Baju pengantin wanita harus disesuaikan dengan baju pengantin pria. Tapi calon pengantin pria itu sampai saat ini belum juga hadir.

"Siang, Dok?" sapa pegawai di butik itu.

"Siang juga, Ana. Wita ada 'kan?" tanya wanita itu yang tak lain adalah dokter Celine.

"Ada, Dok. Di dalam," jawab Ana pegawai.

Dokter Celine pun langsung masuk, kedatangannya memang sudah ditunggu-tunggu oleh pemilik butik di sana.

"Dok, aku kira tidak jadi datang?" tanya Wita kemudian.

"Jadi dong, soalnya calon suamiku sedang otw ke sini. Maklum-lah orang sibuk, susah ajak dia ke sini," jawab dokter Celine.

Tak lama, Sarah pun muncul sambil menenteng baju rancangannya. Sarah masih belum menyadari kalau ada tamu di ruangan itu.

"Ta, keknya pinggangnya mesti dicubit sedikit deh baru pas," ujar Sarah sambil berjalan dan baju tengah ia layangkan ke udara sehingga Sarah tak sengaja menabrak seseorang di depannya.

"Aduh, maaf," ucap Sarah.

"Iya, Mbak tidak apa-apa," kata orang yang ditabrak Sarah.

Sarah pun tersenyum sambil mengangguk, lalu menghampiri Wita. Dengan bahasa isyarat Sarah menanyakan siapa wanita itu?

Wita pun membisikkan sesuatu di telinga Sarah, sampai Sarah melihat wanita itu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tidak ada rahasia di antara Wita dengan Sarah. Wita selalu cerita setiap pelanggannya. Bahkan pelanggan yang satu ini menjadi topik utama. Pesan baju pengantin sudah hampir dua bulan, tapi calon pengantin prianya sampai saat ini belum juga datang untuk fiting baju.

"Menurut Mbak apa bajunya bisa selesai dalam waktu cepat kalau prianya saja belum ke sini?" tanya Wita berbisik.

Sarah hanya mengangkat kedua bahu sebagai jawaban, ia hanya fokus pada bajunya yang katanya harus dipermak bagian pinggang.

"Wah ... Bajunya lucu sekali," puji wanita itu pada Sarah.

"Terima kasih," jawab Sarah. "Tapi ini belum selesai," kata Sarah lagi. Alkhirnya mereka bertiga pun saling berbincang tanpa berkenalan lebih dulu. Mereka langsung akrab.

"Dokter, calon suaminya jadi datang tidak?" tanya Wita.

"Aku coba telepon dulu." Wanita itu pun mengambil ponselnya dari dalam tasnya. "Oh, sudah sampai. Aku di dalam kamu langsung saja ke sini," ujar wanita itu disambungan telepon.

Dokter Celine tidak tahu apa tujuan calon suaminya ingin bertemu. Tapi, ia tak menyia-nyiakan kesempatan karena ajak calon suaminya ke butik sangat susah.

"Calon suamiku sudah sampai, dia masih di depan," kata dokter Celine. "Aku mau coba bajunya dong, takut gak muat kayaknya berat badanku naik."

Wita pun mengambil baju yang belum dipasang payet itu, dan Sarah membantunya.

Calon pengantin wanita itu tengah mencoba baju dibantu oleh Wita. Dan Sarah tengah melihat-lihat baju pengantin yang lain di ruangan sebelah. Tak lama, calon pengantin pria itu datang.

Pas datang, lelaki itu melihat calon istrinya yang akan diputuskan olehnya tengah memakai baju pengantin sambil bercermin. Dokter celine melihat calon suaminya yang baru datang melalui kaca. Wanita itu tersenyum lebar kepada lelaki itu.

Juga dengan Wita, wanita itu melihat calon suami dari pelanggannya. Betapa terkejutnya Wita saa melihatnya. Ia ingat betul siapa lelaki itu.

"Mbak," panggil dokter Celine kepada Sarah. "Mbak tolong ukur badan calon suami saya dong, soalanya Mbak Wita sedang mebantuku."

Sarah belum menoleh ke arah dokter Celine.

"Jangan, Dok. Dia di sini juga tamu," ujar Wita yang tak mengizinkan Sarah mengukur calon suaminya itu.

"Tidak apa-apa, Ta. Kalau cuma mgukur doang aku bisa." Sarah berniat mengambil ukuran di dalam laci.

Dan untuk lelaki yang bernama Farhan itu terdiam saat mendengar suara yang ia kenali. Apa lagi saat melihat wanita yang tengah mengambil meteran.

"Sarah," gumamnya pelan.

Sarah pun berhasil menemukan meteran itu, dan langsung berniat mengukur calon pengantin itu. Saat ia melihatnya, ia begitu terkejut. Tubuhnya terasa kaku dan meteran yang ada dalam genggaman langsung terjatuh ke lantai.

"Ayok, Mbak. Di ukur sekarang saja, mumpung calon suami saya ada di sini," ujar wanita itu lagi.

Tanpa diketahui oleh dokter Celine, kedatangan calon suaminya itu kemari bukan untuk fiting baju, melainkan membatalkan pernikahannya dengannya.

Tangan Sarah bergetar saat melebarkan ukuran itu ke tubuh mantan suaminya. Farhan sendiri malah terdiam, ia tak berani berucap karena tak ingin ada pertengkaran di ruangan itu.

Pemilik butik itu pun malah melihat Sarah yang mencoba mengukur tubuh lelaki itu. Tak bisa membayangkan jika ini ada di posisinya, mungkin Wita tak akan mampu melakukan itu.

Sarah terus melakukan aktivitasnya bahkan sampai selesai. Tulisan angka yang ditulis Sarah pun terlihat sangat jelek saking gemetarnya tangannya itu. Saat Sarah mengukur tubuh Farhan, lelaki itu tak melepaskan pandangannya sama sekali dari wajah Sarah.

Tapi tidak dengan wanita itu, menoleh sedikit pun tidak. Malah seperti tidak saling mengenal. Padahal, perasaannya entah seperti apa. Hanya saja, ia mampu menutupinya.

"Sudah selesai," ujar Sarah. "Ta, Mbak ketoilet dulu ya," pamit Sarah kemudian.

***

Sarah membasuh wajah di kamar mandi, wanita itu menghapus jejak air mata yang sudah keluar membasahi pipi. Ia tak ingin siapa pun tahu keadaannya. Meski pun sebenarnya rapuh, sangat rapuh.

Seusai itu, Sarah kembali. Ia merasa sudah cukup tenang. Saat tiba di sana, ia melihat dokter Celine tengah mengangkat telepon tak berselang lama wanita itu kembali.

"Mas, aku tinggal gak apa-apa 'kan? Aku harus ke rumah sakit sekarang juga. Mbak Wita, tolong di urus ya. Bantu cari model sesuai keinginanya." Wanita itu mencium pipi calon suaminya di hadapan Sarah juga Wita, setelah itu benar-benar pergi

Tinggal menyisakan Sarah, Wita juga Farhan. Wita merasa sepertinya mereka butuh waktu berdua. Karena sebelum kedatangan dokter Celine Sarah sudah banyak cerita mengenai mantan suaminya itu. Wita pun pergi tanpa pamit kepada Sarah atau Farhan.

1
Fatma Arek Magetan
umur masih 30 masak udah tua to thor 😅😅😅
Levi Vina
Luar biasa
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
Celine ohh nasibmu .... mo bunuh Sarah terunya kmu yg terbunuh dengan senjata mu sendiri ... blm sempet minta maaf ya sel
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
Celine yang cari masalah duluan lho ya wajar orang tua kecewa
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
sabar Farhan nikah dilu
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
akhirnya putra bertemu dengan kakek knya ...
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
jahaaaatttttttt
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
dasar Celine licik bgt ternyata
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
jodoh Sarah mungkin Farhan meski sekarang lHi ada badai
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
licik licik .. tapi klo aku di posisi Celine juga pasti sakit hati hati banget.. tapi aku gak segila Celine mengaku hamil segala padahal kenyataannya di sentuh pun tidak.
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
Celine berhasil membuat renggang hubungan Farhan dan Sarah
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
gue rasa Celine berdusta ngapain pegang perut segala ... Sarah kira kmu hamil .. aku kira Celine sakit perut
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
berbahagialah kalian
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
tipus
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
makanya Farhan terus yakin kan Sarah agar bsa rujuk
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
mo komen apa bingung 😭😭😭
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
ketemu dunk kan
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
penasaran reaksi Celine saat Farhan membatalkan pernikahan
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
gmna dengan Celine .. gagal nikah kah
🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️
tercubit pasti nya denger cucu na bicara seperti itu di saat tiap hari mereka makan enak si putra makan enak sebulan sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!