NovelToon NovelToon
Menikahi Tunangan Impoten

Menikahi Tunangan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Beda Dunia / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: rose.rossie

Nayla, seorang gadis sederhana dengan mimpi besar, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah menerima lamaran dari Arga, seorang pria tampan dan sukses namun dikelilingi rumor miring—katanya, ia impoten. Di tengah desakan keluarganya untuk menerima lamaran itu demi masa depan yang lebih baik, Nayla terjebak dalam pernikahan yang dipenuhi misteri dan tanda tanya.

Awalnya, Nayla merasa takut dan canggung. Bagaimana mungkin ia menjalani hidup dengan pria yang dikabarkan tak mampu menjadi suami seutuhnya? Namun, Arga ternyata berbeda dari bayangannya. Di balik sikap dinginnya, ia menyimpan luka masa lalu yang perlahan terbuka di hadapan Nayla.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, Nayla menyadari bahwa rumor hanyalah sebagian kecil dari kebenaran. Tetapi, ketika masa lalu Arga kembali menghantui mereka dalam wujud seseorang yang membawa rahasia besar, Nayla dihadapkan pada pilihan sulit, bertahan di pernikahan ini atau meninggalkan sang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Nayla membaca pesan itu berulang kali, merasa seperti tercekik oleh sesuatu yang tidak terlihat. Kata-kata itu sederhana, tetapi penuh dengan tekanan yang tidak bisa diabaikan. Ponselnya terasa panas di tangannya, seperti membawa bom yang siap meledak kapan saja.

“Siapa lagi?” tanya Arga, nadanya datar tetapi penuh kewaspadaan.

Nayla meletakkan ponselnya dengan gerakan canggung. “Hanya pesan spam,” jawabnya, mencoba terdengar meyakinkan.

Arga menatapnya lama, seolah mencari tanda-tanda kebohongan. Tapi akhirnya dia mengalihkan pandangannya. “Kita harus bicara lebih banyak soal Clara,” katanya akhirnya.

Namun sebelum Nayla bisa menjawab, ponsel Arga berbunyi. Ia mengambilnya, melihat layar sebentar, lalu wajahnya berubah. “Sial,” gumamnya sambil berdiri cepat.

“Ada apa?” Nayla bertanya, rasa gugup kembali mencengkeramnya.

Arga tidak menjawab langsung. Ia mengetik sesuatu di ponselnya dengan cepat, lalu memasukkannya ke saku. “Ada rumor tentang pernikahan kita.”

“Apa maksudmu?”

Arga menarik napas panjang, lalu duduk kembali. “Clara. Dia tahu cara memainkan permainan ini. Dan dia tidak akan berhenti sampai aku kehilangan segalanya.”

Sore itu, Nayla mendapati dirinya duduk di ruang tamu, menatap amplop kosong yang ditinggalkan Clara. Ruangan terasa sunyi, tetapi di dalam pikirannya, ribuan pertanyaan saling berdesakan, mencoba mencari jawaban.

Sebuah notifikasi muncul di ponselnya. Kali ini dari grup WhatsApp keluarganya. Pesan-pesan itu tampak biasa, sampai Nayla membaca salah satu dari adiknya:

"Kak Nayla, ini benar nggak? Aku dengar dari teman-teman kalau Mas Arga sebenarnya nggak pernah cinta sama Kakak. Mereka bilang dia cuma butuh istri buat nutupin sesuatu."

Tubuh Nayla menegang. Tangannya gemetar saat membuka pesan selanjutnya.

"Kakak tahu kan, katanya Mas Arga itu sebenarnya mandul?"

Pesan itu seperti tamparan keras di wajahnya. Ia meletakkan ponselnya, tetapi kata-kata itu terus terngiang di kepalanya. Mandul. Apakah ini alasan mereka menikah tanpa hubungan fisik? Apakah ini alasan semua rahasia itu?

“Arga!” panggil Nayla, suaranya lebih keras dari yang ia rencanakan.

Arga keluar dari ruang kerja, alisnya mengernyit. “Ada apa?”

Nayla menatapnya, mencoba mengendalikan emosinya. “Keluargaku mulai mendengar rumor tentangmu. Tentang kita. Tentang alasan kenapa kita menikah.”

Wajah Arga mengeras, tetapi tidak ada keterkejutan di sana. Seolah dia sudah menduga ini akan terjadi.

“Aku tahu Clara akan menyebarkan rumor, tapi aku tidak menyangka dia akan mulai dari keluargamu,” katanya, lebih kepada dirinya sendiri.

Nayla berdiri, mencoba menahan amarahnya. “Apa maksudmu? Jadi semua ini benar? Kau menikahiku hanya untuk menjaga citramu?”

“Tidak, Nayla!” Arga mendekat, suaranya tegas tetapi tidak memaksa. “Aku menikahimu karena aku melihat sesuatu dalam dirimu yang tidak pernah aku temukan di orang lain. Clara hanya mencoba menghancurkan kita.”

“Lalu kenapa semua ini terasa seperti kebohongan? Kau tidak pernah menjelaskan apa pun padaku. Kau selalu membuatku merasa seperti orang luar di rumah ini. Bahkan kau juga tak pernah menyentuhku," suara Nayla pecah, matanya mulai berkaca-kaca.

Arga diam beberapa saat, lalu akhirnya berkata, “Kalau aku jujur sejak awal, aku takut kau akan meninggalkanku.”

---

Malam itu, Nayla memutuskan untuk pergi ke kamar tamu. Ia butuh waktu untuk berpikir, untuk memproses semuanya tanpa gangguan. Tapi pikirannya tidak pernah benar-benar tenang.

Ketika ia akhirnya mencoba tidur, suara notifikasi kembali membangunkannya. Kali ini bukan pesan, melainkan video.

Dengan tangan gemetar, Nayla memutar video itu. Di layar, Clara muncul, tersenyum dengan wajah penuh kepuasan.

“Untuk semua orang yang penasaran, inilah kebenarannya,” kata Clara dalam video. “Arga Saputra Raharja adalah seorang pria yang tidak mampu memberikan keturunan. Dan itulah alasan dia menikahi Nayla. Bukan karena cinta, tetapi untuk menjaga citra dirinya. Kasihan sekali, bukan?”

Video itu berakhir, tetapi dampaknya masih terasa. Nayla merasa seluruh tubuhnya dingin, seperti terlempar ke dalam jurang tanpa dasar.

Ponselnya kembali berbunyi. Kali ini, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Dengan ragu, Nayla menjawab.

“Aku tahu ini berat, Nayla,” suara Clara terdengar di ujung sana, penuh dengan nada manipulasi. “Tapi kau harus tahu kebenarannya. Kau layak mendapatkan pria yang lebih baik, bukan seseorang yang menggunakanmu untuk menyelamatkan reputasinya.”

Nayla terdiam, tetapi sebelum ia bisa menjawab, Clara melanjutkan, “Aku punya bukti lebih banyak, kalau kau ingin tahu. Aku akan kirimkan lokasinya. Kalau kau ingin tahu segalanya, datanglah. Tapi jangan bawa Arga. Ini antara kita.”

Clara memutus panggilan, meninggalkan Nayla dengan ribuan pertanyaan di kepalanya.

Pagi berikutnya, Arga menemukan Nayla di dapur, wajahnya pucat dan penuh tanda tanya. “Kita harus bicara,” kata Nayla dengan suara pelan, tetapi tegas.

“Kalau ini soal Clara lagi, aku janji akan menyelesaikannya,” jawab Arga.

“Tidak,” Nayla menggeleng. “Ini soal kita. Dan aku butuh jawaban, Arga. Kali ini, aku tidak akan menerima setengah-setengah.”

Namun sebelum Arga bisa menjawab, bel rumah berbunyi. Nayla menoleh ke arah pintu, tetapi Arga mengangkat tangannya, memberi isyarat agar ia tetap di tempat.

Ketika Arga membuka pintu, seorang pria berdiri di sana, membawa sebuah dokumen. Wajahnya dingin, tetapi penuh kepastian.

“Bapak Arga Saputra Raharja?” tanya pria itu.

“Ya. Ada apa?”

Pria itu mengeluarkan surat, menyerahkannya langsung ke tangan Arga. “Anda telah resmi digugat.”

Nayla berdiri di belakang Arga, menyaksikan semua itu dengan mata melebar. Gugatan?

Arga membuka surat itu, wajahnya berubah menjadi kelam. “Ini tidak mungkin,” gumamnya.

Nayla mencoba mendekat, tetapi Arga menyembunyikan surat itu dari pandangannya. “Siapa yang menggugatmu?” tanyanya, nadanya penuh ketegangan.

Arga tidak menjawab, tetapi ekspresinya mengatakan semuanya. Nayla merasakan sesuatu mencengkeram perutnya, firasat buruk yang tidak bisa ia abaikan. Tatapan kosong Arga saat membaca surat itu membuatnya ingin meraih dokumen di tangannya, tetapi langkahnya terhenti ketika pria itu mengucapkan sesuatu yang nyaris tak terdengar.

“Clara.”

Hanya satu kata, tetapi cukup untuk membuat darah Nayla berdesir.

“Clara menggugatmu?” tanyanya, suaranya bergetar antara marah dan tidak percaya.

Arga mengangguk perlahan. “Bukan aku. Dia menggugat kita.”

Nayla terkejut. “Apa maksudmu? Kita? Aku tidak ada urusan dengan Clara. Dia bahkan tidak punya dasar untuk melibatkan aku.”

Arga meremas surat itu dengan tangan yang gemetar. “Dia menuduh pernikahan kita palsu. Katanya aku menikahimu hanya untuk menutupi rahasia bahwa aku impoten.”

“Kau tahu kan rumor itu tidak benar,” lanjut Arga, suaranya seperti memohon. “Aku tidak tahu bagaimana dia bisa memutarbalikkan segalanya, tapi aku janji akan melindungi kita.”

“Melindungi kita?” Nayla tertawa getir. “Kau bahkan tidak bisa melindungi dirimu dari Clara! Apa yang kau sembunyikan dariku, Arga? Kalau kau terus menyimpan rahasia ini, aku tidak bisa membantumu.”

Arga mendekat, meraih tangannya, tapi Nayla menepisnya.

“Kalau aku jujur sekarang, Nayla, kau mungkin tidak akan pernah melihatku lagi dengan cara yang sama,” kata Arga.

“Itu risiko yang harus kau ambil,” balas Nayla dingin.

Arga menatapnya lama sebelum menghela napas panjang. “Clara tahu terlalu banyak tentang masa laluku. Tentang keluargaku. Kalau ini sampai keluar, aku bisa kehilangan semuanya. Termasuk kau.”

“Kehilangan aku?” Nayla menatapnya tajam. “Bagaimana kau bisa kehilangan sesuatu yang bahkan tidak pernah benar-benar kau perjuangkan?”

Malam itu, Nayla berbaring di tempat tidur, pikirannya dipenuhi pertanyaan. Surat gugatan Clara ada di meja samping, tetapi ia tidak punya kekuatan untuk membacanya lebih dalam. Sementara Arga mengunci diri di ruang kerjanya, mungkin merencanakan langkah berikutnya atau mungkin justru bersembunyi dari kenyataan.

Ponselnya kembali bergetar. Pesan dari nomor yang sama muncul lagi.

"Sudah kubilang, dia hanya memanfaatkanmu. Kau tidak percaya? Lihat sendiri."

Pesan itu disertai lokasi baru, kali ini lebih spesifik. Sebuah kafe kecil di pinggiran kota.

Nayla duduk, memandang ponselnya dengan campuran marah dan penasaran. Semua ini tidak masuk akal, tetapi setiap langkah yang ia ambil semakin mengarah pada satu hal: Clara ingin menghancurkan hidupnya.

Namun, sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, pintu kamar terbuka. Arga masuk, wajahnya kusut.

“Aku sudah putuskan,” katanya, suaranya tenang tetapi tegas.

Nayla menatapnya, tidak yakin apa yang akan ia katakan. “Putuskan apa?”

“Kita akan melawan Clara bersama-sama,” katanya. “Aku akan buktikan padanya, dan pada semua orang, bahwa pernikahan kita tidak palsu.”

“Bagaimana caranya?” tanya Nayla, skeptis.

Arga duduk di sebelahnya, meraih tangannya. “Aku tahu kau tidak percaya padaku sekarang. Tapi aku akan menunjukkan padamu siapa Clara sebenarnya. Dan aku akan mulai dengan memberitahumu semuanya. Untuk itu bukankah kamu harus hamil dulu, untuk membuktikan kalau aku tidak mandul.”

“Hamil?” Nayla mengangkat alis, menantang.

Arga mengangguk, tetapi sebelum ia bisa menjelaskan, suara dari luar ruang kerja terdengar. Ketukan pintu, keras dan mendesak.

“Siapa itu?”

“Aku tidak tahu,” jawab Arga, berdiri.

Ketukan itu berubah menjadi dentuman keras, seperti seseorang berusaha mendobrak pintu. Nayla mendekat ke belakang Arga, merasakan ketegangan di udara semakin tebal.

Ketika Arga membuka pintu, Clara berdiri di ambang pintu, tersenyum manis tetapi dengan mata yang penuh kemenangan.

“Aku tahu kalian berdua tidak bisa tidur malam ini,” katanya santai, sambil melangkah masuk tanpa diundang.

“Clara, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Arga tajam.

“Aku hanya ingin memastikan kalian sudah menerima suratku,” jawabnya, suaranya penuh kepura-puraan. “Dan mungkin memberikan peringatan kecil kalau kalian tidak punya banyak waktu.”

“Waktu untuk apa?” Nayla akhirnya angkat bicara.

Clara menoleh ke arahnya, senyumnya melebar. “Untuk menyelamatkan apa yang tersisa dari reputasi suamimu. Atau... mungkin hidupnya.”

Clara melangkah mundur, tetapi sebelum pergi, ia memberikan amplop lain kepada Arga.

“Buka nanti, setelah aku pergi,” katanya, lalu menghilang ke dalam kegelapan malam.

Arga memegang amplop itu dengan tangan gemetar, tetapi Nayla tidak tahan lagi. Ia meraihnya dan langsung membuka isinya.

Di dalamnya, hanya ada foto lain. Kali ini, foto seorang pria yang wajahnya sangat mirip dengan Arga, tergeletak di jalanan dengan darah mengalir dari kepala. Di bawah foto itu, sebuah pesan tertulis dengan tinta merah, "Pilihanmu akan menentukan siapa yang selanjutnya."

1
Mumtaz Zaky
emang cerita horor gituh??
roserossie: nggak kak, biar tegang pembacanya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!