NovelToon NovelToon
Jejak Kode

Jejak Kode

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:659
Nilai: 5
Nama Author: Faila Shofa

Laila, seorang gadis muda yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, tiba-tiba terjebak dalam misteri yang tak terduga. Saat menemukan sebuah perangkat yang berisi kode-kode misterius, ia mulai mengikuti petunjuk-petunjuk yang tampaknya mengarah ke sebuah konspirasi besar. Bersama teman-temannya, Keysha dan Rio, Laila menjelajahi dunia yang penuh teka-teki dan ancaman yang tidak terlihat. Setiap kode yang ditemukan semakin mengungkap rahasia gelap yang disembunyikan oleh orang-orang terdekatnya. Laila harus mencari tahu siapa yang mengendalikan permainan ini dan apa yang sebenarnya mereka inginkan, sebelum dirinya dan orang-orang yang ia cintai terjerat dalam bahaya yang lebih besar.

Cerita ini penuh dengan ketegangan, misteri, dan permainan kode yang membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang penuh rahasia dan teka-teki yang harus dipecahkan. Apakah Laila akan berhasil mengungkap semuanya sebelum terlambat? Atau akankah ia terjebak dalam jebakan yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faila Shofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pesan dalam sandi morse

Malam semakin larut, dan ketegangan terus membayangi Laila dan teman-temannya. Terkurung di ruang penyimpanan, mereka mencoba mencari cara untuk keluar sambil melanjutkan penggalian misteri ini.

"Rio, lampu senter kamu arahkan ke tembok itu," perintah Laila.

Rio mengikuti arah Laila, dan cahaya dari senternya memantulkan kilauan aneh di salah satu dinding. Ada tulisan samar yang hanya terlihat jika disinari langsung.

"Apa itu?" tanya Keysha, mendekatkan wajahnya untuk melihat lebih jelas.

Tulisan itu ternyata adalah deretan titik dan garis yang berjejer secara acak.

"... --- ..."

".-.. --- -. --. --. --- ..."

"Itu sandi Morse!" seru Rifki. "Tapi aku nggak bisa baca ini. Ada yang ngerti cara bacanya?"

Laila, yang sebelumnya pernah membaca tentang sandi Morse, segera mengambil buku catatan kecil dari tasnya.

"Ini artinya ‘SOS’ dan ‘LONGGOS.’ Tapi aku nggak tahu apa maksud 'longgos.' Kayaknya bukan kata sebenarnya," gumamnya.

Keysha menggeleng. "Mungkin itu petunjuk lain? Atau ada sesuatu yang belum kita pahami?"

Sebelum mereka bisa melanjutkan diskusi, Rifki menunjuk ke arah lantai. "Lihat! Ada coretan di sini juga."

Di lantai ruang penyimpanan, terdapat pola lingkaran besar dengan angka-angka di setiap sudutnya. Di tengah lingkaran ada tulisan lain:

"Gunakan kode Morse untuk keluar."

"Berarti kita harus selesaikan ini dulu!" kata Rio.

Rio mulai menyalin semua titik dan garis dari dinding dan lantai ke selembar kertas, sementara Rifki membantu Laila dengan mencocokkan simbol-simbol tersebut ke dalam alfabet Morse.

Keysha, yang penasaran, mencoba mencari petunjuk lain di sekitar ruangan. "Eh, aku nemu kertas kecil ini," katanya sambil menunjukkan sebuah potongan kertas.

Di kertas itu tertulis: "Urutan: Kiri ke kanan, atas ke bawah."

"Ini kayaknya cara baca kodenya," ujar Laila.

Mereka mulai bekerja sama, mendekode huruf demi huruf. Setelah beberapa menit, mereka akhirnya mendapatkan hasil:

"KUNCI DI LACI DEKAT JENDELA."

Tanpa pikir panjang, mereka segera memeriksa area dekat jendela kecil di ujung ruangan. Rifki menemukan laci kecil yang tersembunyi di balik tumpukan kardus tua.

"Aku nemu!" serunya sambil mengangkat kunci kecil berkarat.

"Bagus!" kata Laila lega. "Sekarang coba buka pintunya."

Rifki berlari ke arah pintu dan mencoba kuncinya. Dengan sedikit usaha, pintu itu terbuka, dan mereka bisa keluar dari ruang penyimpanan.

Mereka segera kembali ke aula tua, tetapi suasana di sana berbeda. Aula yang sebelumnya kosong kini dipenuhi oleh suara-suara aneh seperti langkah kaki dan bisikan samar.

"Kita nggak sendirian," bisik Rio, matanya menyapu ruangan dengan cemas.

Laila melihat ke arah panggung aula dan menemukan amplop lain yang diletakkan di sana. Dengan hati-hati, dia mengambil amplop itu dan membukanya.

Di dalamnya ada sebuah pesan pendek dalam kode Morse lagi:

"JANGAN PERCAYA SIAPA PUN."

Mereka saling berpandangan, kebingungan dan waspada.

"Apa maksudnya?" tanya Keysha.

"Kita harus lebih hati-hati," jawab Laila pelan. "Pelaku ini jelas memainkan kita."

Namun, sebelum mereka bisa mengatakan lebih banyak, lampu aula tiba-tiba padam, meninggalkan mereka dalam kegelapan total.

Lampu aula yang mendadak mati membuat suasana semakin mencekam. Di tengah kegelapan, hanya terdengar napas tertahan dan langkah-langkah kecil mereka yang mencoba menjaga ketenangan.

"Laila, kamu masih di situ?" Rifki memanggil dengan suara pelan, mencoba memastikan mereka tetap bersama.

"Iya, aku di sini," jawab Laila. "Kalian jangan berpencar!"

"Ini nggak wajar, siapa yang matiin lampunya?" gumam Rio, mencoba mencari sumber cahaya lain dari ponselnya, tapi baterainya habis.

"Rio, nggak usah jauh-jauh," tegur Keysha. "Pelaku mungkin ada di sini."

Setelah beberapa menit, mata mereka mulai terbiasa dengan kegelapan. Samar-samar, mereka melihat sesuatu yang menyala redup di lantai panggung.

"Di sana!" Laila menunjuk dengan nada penuh antusias.

Rifki mendahului yang lain, meraih benda itu—sebuah lentera kecil dengan catatan yang diikat di pegangannya. Di catatan itu tertulis dalam tulisan yang rapi:

"Sebuah teka-teki baru menunggu kalian. Temukan benda tersembunyi di aula ini, gunakan petunjuk: _-. --- .-. ... ._."

"Itu Morse lagi," bisik Keysha. "Si pelaku benar-benar suka mainan kayak gini."

Dengan bantuan lentera, mereka duduk di lantai dan mulai bekerja sama memecahkan sandi. Kali ini, Rifki mencatat titik dan garisnya, sementara Laila mencoba menerjemahkannya dengan buku catatan kecilnya.

"Kayaknya ini... 'NORSA'?" Keysha menyipitkan mata ke catatan mereka.

"Nggak mungkin, itu nggak masuk akal," balas Rio.

"Pelaku pasti mengacak ini lagi," gumam Laila sambil berpikir keras. "Tapi mungkin ini nama... coba kita balik: 'ARSON.' Itu artinya pembakaran, kan?"

Wajah Rifki tegang. "Maksudnya apa? Jangan-jangan ada sesuatu yang mau dibakar?"

Mereka memutuskan untuk menyisir aula mencari benda yang berhubungan dengan petunjuk tersebut. Rio dan Rifki menuju sudut-sudut ruangan, sementara Laila dan Keysha mengecek area panggung.

Di salah satu sudut aula, Rio menemukan kaleng bensin yang tersembunyi di balik tirai.

"Guys, ini parah banget," katanya dengan nada panik, menunjukkan kaleng itu. "Apa pelaku mau ngebakar sesuatu di sini?"

Laila merasakan napasnya memburu. "Kita harus keluar sekarang. Ini bukan sekadar permainan."

Tiba-tiba, dari belakang aula terdengar suara tawa kecil yang menghantui.

"Siapa itu?!" teriak Rifki, mengarahkan lentera ke arah suara.

Tidak ada siapa pun di sana, hanya bayangan yang bergerak cepat ke arah pintu keluar.

Tanpa berpikir panjang, mereka mengejar bayangan itu, tetapi ketika sampai di luar aula, tidak ada siapa pun di sana. Hanya koridor kosong yang gelap dan sunyi.

"Ini makin aneh," kata Keysha sambil memeluk dirinya sendiri. "Kayaknya kita cuma dimain-mainin."

"Tapi ini bukan cuma mainan, Keysha," jawab Laila tegas. "Ada niat serius di balik semua ini."

Mereka memutuskan untuk kembali ke aula dan memastikan tidak ada benda berbahaya lain. Di dekat pintu keluar aula, mereka menemukan amplop lain dengan tulisan tangan:

"Kalian telah melewati ujian ini, tapi siapa yang selanjutnya? Waspadalah, karena permainan ini belum selesai."

Mereka saling berpandangan, sadar bahwa teror ini jauh dari kata selesai.

Keadaan semakin mencekam. Laila dan yang lain berdiri terdiam, membaca surat yang baru mereka temukan. Pesan itu jelas, namun penuh teka-teki. "Kalian telah melewati ujian ini, tapi siapa yang selanjutnya?" kata-kata itu terus terngiang di kepala mereka. Mereka tahu ini bukan sekadar permainan biasa lagi.

"Siapa yang ngirim semua ini?" Rifki bertanya, suaranya bergetar karena ketegangan. "Kenapa mereka nggak mau berhenti?"

Laila menggenggam amplop yang mereka temukan di pintu keluar aula dengan erat. "Aku nggak tahu, Rifki," jawabnya, "tapi ini nggak akan selesai sampai kita temukan siapa di balik semua ini."

Setelah beberapa saat merenung, Keysha mendekat. "Jangan-jangan, mereka masih mengawasi kita, ya? Mungkin ada alat-alat lain yang mereka pasang buat ngawasin kita."

Rio, yang sedang mencari petunjuk lain di sekitar aula, mendekat dengan wajah yang penuh kecemasan. "Aku nggak tahu kenapa mereka bisa tahu semua langkah kita. Sepertinya ini lebih dari sekadar kode dan pesan. Mungkin ada yang lebih besar dari ini."

Tak ada yang lebih menakutkan daripada merasa diperhatikan tanpa tahu siapa yang mengamati. Mereka kembali ke tempat di mana mereka pertama kali menemukan kode sandi dan kaleng bensin. Semua benda di sekitarnya terlihat biasa saja, namun Laila merasa ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya. Mungkin ada lebih banyak lagi petunjuk yang bisa membantu mereka mengungkap siapa yang berada di balik teror ini.

"Sekarang kita harus lebih berhati-hati," kata Keysha, sambil melirik sekitar. "Kalau memang ini bukan cuma permainan, kita harus berpikir lebih cerdas."

Mereka mulai memeriksa ruangan satu per satu, mencari benda atau petunjuk yang mungkin tertinggal. Rifki memeriksa di bawah kursi, sementara Laila dan Keysha berusaha mencari jejak di sekitar panggung.

Tiba-tiba, dari arah belakang, terdengar suara gemerisik. Semua langsung menoleh, siap menghadapi kemungkinan terburuk.

"Siapa di sana?!" teriak Rio, suara tegang terdengar jelas.

Namun tak ada jawaban.

Laila mengumpulkan keberaniannya dan melangkah lebih dekat ke arah suara yang tadi terdengar. Namun yang ia temui malah sebuah kertas lagi, kali ini lebih kecil dan tertempel di dinding belakang aula. Ia membuka kertas itu dan menemukan sandi Morse yang ditulis di atasnya:

"--. .-.. --- .-."

"Kalian harus hati-hati dengan ini," kata Laila, "ini seperti kode lagi. Kita perlu menguraikannya."

Keysha langsung mendekat. "Aku bisa coba deh," katanya, membuka aplikasi penerjemah Morse di ponselnya. Dalam beberapa detik, ia berhasil menerjemahkan kode tersebut: "GLOR."

"Glor? Apa itu?" Rio bertanya bingung.

"Tunggu," kata Laila, matanya menyipit. "Mungkin ini nama tempat, atau semacamnya." Laila mencari di sekeliling aula, mencoba menemukan hubungan antara kode tersebut dan objek di sekitar mereka.

Setelah mencari lebih lama, akhirnya Rifki menemukan sesuatu yang aneh di sudut dekat pintu belakang—sebuah pintu kecil yang tersembunyi, hampir tak terlihat dari sudut pandang biasa.

"Kalian lihat ini?" Rifki bertanya, mengarah ke pintu itu.

"Apa itu?" Keysha bertanya, tak yakin.

"Ini bisa jadi kunci dari semuanya," jawab Rifki, menatap pintu kecil yang tampaknya sudah lama tak digunakan. "Mungkin ini tempat kita harus pergi untuk menemukan siapa yang mengirim semua ini."

Mereka memutuskan untuk membuka pintu itu. Begitu pintu terbuka, mereka melihat sebuah ruang bawah tanah yang gelap, tak ada lampu sama sekali. Hanya ada tangga yang mengarah ke bawah, dan mereka bisa mendengar suara-suara samar yang berasal dari kedalaman.

Dengan hati-hati, mereka turun ke ruang bawah tanah itu. Langkah-langkah mereka bergema di dinding yang basah, dan udara terasa dingin. Setiap langkah semakin menambah ketegangan yang mereka rasakan. Laila merasakan ketakutan yang semakin dalam saat mereka melangkah lebih jauh.

"Rifki, Rio, Keysha, ayo, kita harus cepat," kata Laila, sedikit terbata-bata.

Saat mereka sampai di dasar tangga, mereka menemukan sebuah ruang yang luas, dipenuhi dengan berkas-berkas dan file-file yang tergeletak sembarangan di lantai. Beberapa file terlihat terorganisir dengan rapi, namun sebagian besar berantakan. Di atas meja kayu di sudut ruangan, mereka melihat sebuah komputer tua yang menyala.

Laila mendekati komputer itu, lalu membuka layar untuk memeriksa isinya. Di layar komputer, mereka melihat sebuah pesan yang tertera jelas.

"Selamat datang, Laila”

1
secret enjel
seruu kak, aku bakal bacaa sampai habis
michiie
gk paham jir
michiie
bagusssssss
Sa'diah Sasa
seru nih, aku suka yang teka-teki yang begini
Aulia Nur
aaahh... seru! 🥰
Aimee
Penasaran
Aimee
Misteri apa yang ada di baliknya?
miilieaa
thor...
apa rahasianya bisa nulis banyak novel?
Violence: ga ada sih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!