Luke Bryan Smith adalah pria yang paling di takuti di SMA Alexander High school, ia merupakan cucu dari pemilik sekolah ternama itu. Dimana di sekolah hanya di isi oleh orang kalangan atas, ada beberapa siswa yang masuk lewat jalur beasiswa juga.
Ia punya pacar yang bernama Agatha Christie, mereka sudah pacaran selama 2 tahun sejak Agatha sekolah SMP, tapi sayangnya ketika mereka SMA Agatha harus pindah keluar Negeri karena berbagai alasan.
Walaupun begitu Hubungan mereka masih berjalan cukup baik hingga sekarang, tetapi semua itu berubah ketika ada seorang siswa baru jalur beasiswa masuk ke sekolah yang sama dengan Bryan.
Bryan justru malah lebih peduli pada wanita itu, masalah dalam hubungan Bryan dan Agatha semakin banyak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter Gigi
Agatha kembali berangkat sekolah dengan Bryan karena mereka sudah baikan, di dalam tas sekolah Agatha di isi banyak coklat yang semalam.
Awalnya Agatha ingin juga membawa eskrim nya, tetapi eskrim itu sudah pasti akan mencair kalau di bawa ke sekolah.
Di sekolah Agatha membagikan coklat itu ke murid lainnya karena ia tidak mau ke dokter gigi karena menghabiskan coklat yang begitu banyak sendirian.
"Walaupun kamu bagiin coklat nya sama yang lain, nanti pulang sekolah kamu harus tetep ke dokter gigi. Kemarin kakakmu juga bilang kalau seminggu yang lalu gigi mu sempat bengkak, tapi sampai sekarang kamu belum ke dokter gigi," Tegas Bryan yang tau pikiran Agatha.
"Enggak mau," Agatha menggelengkan kepalanya sambil menatap Bryan dengan tatapan memohon.
"Untuk kali ini gue setuju sama Bryan, lu emang harus ke dokter gigi. Kalau gak mau, kita akan iket lu nanti," Timpa Michael.
Agatha menatap Lucy dan Gio untuk meminta bantuan, tapi Lucy dan Gio malah memalingkan wajahnya karena tidak dapat membantu Agatha.
"Sialan kalian semua, ya udah iya," Agatha berjalan mendahului mereka.
Anita yang berjalan di belakang mereka benar-benar merasa iri dengan kehidupan Agatha, selain karena Agatha terlahir dari keluarga yang kaya, Agatha juga di sayangi oleh banyak orang.
Terkadang ia begitu membayangkan dirinya menjadi Agatha, ia juga ingin di pedulikan oleh pria paling populer di sekolah ini, mungkin dengan begitu ia akan mendapatkan apapun yang ia mau.
Alvaro yang kini menjadi pesuruh Bryan juga berjalan berdampingan dengan Anita, perasaan marah dan kesal yang Alvaro milik tidak dapat ia salurkan. Selama ini ia hanya bisa menatap Bryan dengan marah.
"Besok bukannya acara perkemahan itu?" Tanya Lucy.
"Oh iya gue hampir lupa, mana belum beli apapun lagi," Timpa Michael yang juga melupakan acara besok.
"Gimana kalau pulang sekolah nanti kita ke supermarket sama ke Mall, buat beli makanan sama keperluan lainnya," usul Agatha.
"Okey, lu berdua harus ikut. Buat bawain barang-barang belanjaan kita nanti," Bryan menunjuk Anita dan Alvaro dengan tatapan matanya.
"Pulangnya kita ke apartemen gue dulu," Timpa Gio.
"Setuju."
__________
Saat di kantin Alvaro dan Anita terus di minta untuk mengikuti Bryan, Bryan mendadak berhenti membuat yang lainnya ikut berhenti juga.
"Tunggu Agatha!" Bryan menarik Agatha.
Anita yang berjalan sambil melamun malah menabrak punggung Bryan, ia tidak tau kalau Bryan berhenti.
Bryan berbalik menatap Anita dengan tangan yang memegang tangan Agatha.
"Gak ada hobby lain apa selain nabrak orang?" Tegas Bryan.
"Maaf aku gak sengaja," Anita menundukkan kepalanya.
"Udah biarin aja, lagian dia udah minta maaf dan bilang kalau itu gak sengaja," Michael menengahi mereka berdua.
Anita mengangkat kepalanya untuk menatap Michael, lagi-lagi Michael membela dirinya. Anita sedikit merasa grogi sekarang.
"Lepasin!" Agatha berusaha melepaskan genggaman tangan Bryan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Jangan bilang kamu ngajak kita ke Mall supaya kita gak jadi ke dokter gigi? Pokoknya sebelum ke Mall, kita akan nganter kamu ke dokter gigi," Tegas Bryan.
"Ah pake inget lagi dia," Gumam Agatha pelan sambil tersenyum kikuk pada Bryan.
"Iya, kalau bisa nanti iket aja di mobil biar gak kabur," Timpa Michael.
"Iya kita ke dokter gigi dulu iya," Balas Agatha sambil memikirkan bagaimana caranya ia kabur nanti.
"Gak usah berpikir kalau kamu bisa kabur dari kita berempat," Michael menepuk kening Agatha perlahan.
"Enggak kok, gue gak berniat kabur," Balas Agatha memalingkan wajahnya, "Cepatan ke kantin udah lapar ini."
_________
Saat pulang sekolah Agatha gelisah ketika berada di mobil dalam perjalanan menuju dokter gigi, Anita dan Alvaro satu mobil dengan Michael.
Wajah pucat ketakutan Agatha terlihat sangat jelas, "Kamu cuman mau ke dokter gigi, bukan mau ke rumah hantu," Ucap Bryan sambil tersenyum, wajah takut Agatha terlihat menggemaskan di mata Bryan.
Saat sampai di depan Klinik khusus pengobatan gigi, Agatha masih mencari-cari cara untuk kabur.
Michael mendaftarkan nama Agatha ke resepsionis, Agatha mendapat nomer Antrian ke 5. Mereka semua menunggu di ruang tunggu, hanya Agatha yang mau periksa gigi harus di antar banyak orang.
Anita terus memperhatikan Agatha, wanita itu begitu di sayangi oleh teman-temannya bahkan pacarnya.
"Kenapa dari tadi liatin dia?" Tanya Alvaro yang menyadari kalau Anita selalu memperhatikan Agatha dengan tatapan yang sinis.
"Hidupnya begitu sempurna yah," Anita tersenyum tipis.
"Lu iri?"
"Enggak."
Saat nama Agatha di panggil, Bryan dan Michael harus menarik Agatha masuk ke ruangan dokter. Karena Agatha malah ingin ke toilet, padahal itu sebenarnya alasan agar Agatha bisa kabur.
"Kita gak akan tertipu dengan alasan itu berulang kali," Ucap Michael.
Lucy dan Gio malah melambaikan tangannya pada Agatha, "Dadah My Queen," Ledek Lucy.
Setelah menunggu cukup lama Akhirnya Agatha selesai di periksa oleh dokter Gigi, Ada gigi bungsu yang tumbuh dengan miring. Jadi tadi Agatha harus mencabut gigi bungsunya, Kini Agatha memasang wajah kesal karena rasanya benar-benar menyakitkan dan menyeramkan.
Sebelum berangkat ke Mall, Michael membelikan es batu untuk mengompres pipi Agatha agar rasa sakit dan bengkaknya mendingan.
"Nah kalau gini nanti aku belikan Kue yang banyak," Ucap Bryan di dalam mobil.
"Awas yah kalau kamu ingkari janji kamu."
Selama di Mall dan supermarket Agatha tidak banyak bicara karena masih kesakitan, Agatha bahkan tidak mau makan apapun ketika mereka istirahat makan di restoran.
Yang membawa semua barang belanjaan mereka adalah Alvaro dan Anita, tetapi walaupun begitu Bryan tepat membelikan keduanya makan saat di restoran, yah walaupun meja mereka terpisah.
Alvaro menyimpan dendam yang begitu besar pada Bryan, untuk kali ini ia akan menyimpan semuanya terlebih dahulu.
Saat mereka selesai belanja Bryan meminta Anita untuk pulang ke rumah dan membawa belanjaan itu sendirian, karena Bryan dan yang lainnya akan mampir ke tempat lain dulu, Anita dan Alvaro sudah tidak di butuhkan lagi sekarang.
"Gue anterin lu pulang, lagian tuh manusia gila apa? Mana bisa cewek bawa belanjaan segini banyak," Alvaro memesankan taksi untuk Anita pulang.
"Makasih," balas Anita.
"Tapi Michael juga kasih aku uang buat ongkos pulangnya," lanjut Anita.
"Bagus deh, emang cuman dia yang waras di antara yang lainnya," Alvaro juga merasa kalau Michael tidak seburuk itu.
__________
Bryan dan yang lain sampai di apartemen Gio, di sana mereka langsung istirahat. Gio mengambil beberapa minuman dingin dari kulkas, ia tau kalau yang lainnya sedang haus saat ini.
"Lu udah bayar biaya pengobatan nyokapnya Alvaro?" Tanya Lucy.
"Udah, kemarin gue minta Adam asisten gue buat ke rumah sakit, jadi semuanya udah beres."
"Nih minum dulu," Gio menyimpan beberapa botol minuman di meja, sementara untuk Lucy ia membukakan terlebih dahulu tutup botolnya.
"Haus kan yang," Gio menyodorkannya pada Lucy.
"Makasih sayang ku cintaku, kamu memang tau apa yang aku mau," Balas Lucy dengan nada manja.
_________
Anita telah sampai di rumah Bryan, ketika masuk ke rumah ia di bantu beberapa Pelayan di sana membawa belanjaan tersebut, Anita mengatakan jika itu belanjaan milik Bryan.
Ketika Anita mau ke kamarnya ia melihat ibunya sedang tidak enak badan, suhu tubuh ibunya sangat tinggi membuat Anita khawatir.