Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 : Curhatan Mela
Mela yang ingin menghibur Jingga, dengan membawa sahabatnya itu keliling kota sampai puas. Setelahnya mereka melakukan perjalanan ke sebuah pantai, yang memakan waktu cukup lama. Di hari biasa pengunjungnya tidak begitu padat, hanya ada beberapa orang yang mengisi waktu luang dengan menikmati pemandangan laut lepas. Sambil ditemani minuman dingin juga aneka makanan dari laut, mereka bersantai layaknya turis-turis mancanegara. Angin yang bertiup sepoi-sepoi dari arah laut, menerbangkan rambut mereka hingga acak-acakan.
Jingga melihat sekelompok remaja tengah berjalan di pinggir pantai, sambil sesekali melemparkan kerikil kecil kearah lautan di sertai canda tawa diantara mereka. Lalu ada juga sepasang muda-mudi, berpegangan tangan menyusuri pasir putih tanpa alas kaki. Sejauh mata memandang, hanya ada warna biru menghiasi lautan dan awan putih yang menjadi latar belakangnya. Ombak bergulung-gulung saling berkejaran, hingga menghempaskan batu karang di tengah lautan.
"Gimana kalo kita duduk-duduk di batu karang itu?" tanya Mela memberi saran. "Ayo...mumpung airnya sedang surut" lanjutnya sedikit memaksa, sembari menarik lengan sahabatnya.
Jingga dengan berat hati, mengiyakan ajakan Mela. Mereka berjalan menyusuri air yang surut, sambil sesekali berjongkok mengamati hewan laut yang bersembunyi di balik batu koral.
Ternyata ada beberapa orang yang memiliki keinginan sama, menikmati senja diatas batu karang sambil memandang lautan lepas.
"Gue heran, Lo ngajak keluar masuk mall tanpa membeli sesuatu dan malah terdampar di pantai" keluh Jingga sebal.
"Jangan mengeluh, gue hanya ingin menghibur lo. Biasanya orang yang patah hati, cocok berdiam diri di sini" ucap Mela, sambil duduk diatas sebuah batu besar di tengah-tengah karang. "Lagipula, ada sesuatu yang ingin gue obrolin sama lo."
"Pengalaman pribadi, heh!" sindir Jingga.
"Enggak juga, gue pengen ke pantai ketika pikiran sedang ruwet" ujar Mela, melayangkan matanya jauh menatap perahu nelayan yang sedang melaut.
"Gue pikir, hidup lo begitu sempurna. Anak tunggal seorang pengusaha sukses, dan karir sebagai model terkenal. Dunia berada dalam genggaman lo, Mela."
"Hei... Jingga! Jangan memandang segala sesuatu hanya luarnya saja" senyum getir tersungging di bibir Mela. "Mungkin, gue pandai menyimpan luka tanpa yang lain tau..."
"Enggak seperti gue yang cengeng, gitu?!" putus Jingga cepat.
"Lo bukan cengeng, cuma mengekspresikan perasaan lewat air mata. Berbanding terbalik dengan gue, yang menutupi keadaan dengan bersikap biasa-biasa saja."
"Emang apa sih? Yang jadi masalah buat lo" tanya Jingga heran.
"Gue di jodohin sama bokap, dengan kolega bisnisnya..."
"Bukannya, lo ada affair dengan bos Bara!?"
"Bukan affair, seperti yang lo sangka. Cinta gue murni buat Bara Aditya seorang, bukan kekaguman pada sepupu semata. Gue cinta dia sejak bangku SMP, sedangkan Bara sudah menginjak bangku kuliah waktu itu. Kedewasaannya serta kasih sayangnya mampu menyihir hati gue, yang gersang karena kurang kasih sayang dan perhatian ortu" suara Mela terdengar lirih di pendengaran Jingga. "Tapi para tetua rupanya mencium gelagat gak beres dari hubungan kami, maka orangtua gue juga Bara memutuskan untuk mencarikan jodoh buat kami berdua agar bisa saling melupakan."
"Bukannya Bara beberapa tahun kebelakang, bermukim di luar negri bersama ortunya?"
"Iya, Bara melanjutkan S2-nya di sana. Tetapi kami masih saling bertukar kabar, dan sepakat melanjutkan hubungan ini begitu lulus kuliah."
"Wow... kisah cinta yang abadi" seru Jingga takjub. "Lantas, kenapa lo malah meminta gue menikah dengan Bara? Kenapa gak lo perjuangkan keinginan kalian? Malah menyerah, dan menerima nasib di jodohkan !"
"Karena tahta tertinggi dari mencintai, adalah mengikhlaskan orang yang kita sayangi bahagia" ucap Mela menatap nanar wajah Jingga. "Kenapa gue pilih lo? karena selain Bara, lo adalah orang yang gue sayang setelah dia."
"Gue gak sependapat, dengan kalimat yang barusan lo lontarkan! Untuk kebahagiaan diri sendiri, gue pengen egois. Kalau akhirnya berdarah-darah, apa bisa di sebut bahagia?" tanya Jingga tenang.
"Harus bisa!"
"Kenapa?"
"Karena bagi gue, Bara adalah segalanya. Dengan melihatnya bahagia, cukup buat hidup gue tenang."
"Huh! Sebegitu berharganya dia, sampai Lo mengorbankan segalanya" cibir Jingga sarkas.
"Karena lo belum mendapatkan cowok, yang benar-benar mesti di perjuangkan. Walaupun pada akhirnya gagal, tapi setidaknya lo pernah berjuang."
"Its, complicated!" keluh Jingga. "Eum... by the way gue juga mau bilang makasih buat rasa sayang lo."
"Makanya, lo mesti terima usulan gue."
"Soal apaan!?"
"Menikahlah dengan Bara..."
"Sorry Mel, menikah buat gue bukan mainan. Gue pernah berjanji pada diri sendiri, untuk menikah sekali seumur hidup" potong Jingga cepat. "Gue gak ingin jadi seperti Putri, merebut kebahagiaan sahabatnya."
"Gue juga berharap lo gak berpisah dengan Bara, tapi harus bahagia sampai maut memisahkan" ujar Mela. "Lo bukan pelakor, tapi seseorang yang bisa mengobati dan menghibur Bara. Gue ikhlas bila lo yang bersanding dengannya, dibandingkan cewek lain."
"Mulut bisa ngomong kayak gitu, belum tentu hati lo" ucap Jingga. "Belum tentu juga Bara setuju dengan keinginan lo, yang gak masuk di akal."
"Gue akan berusaha bujuk Bara, buat nerima lo."
"Dasar keras kepala!" gerutu Jingga, kehabisan kata.
"Kita turun yuk! air udah mulai pasang, bisa-bisa kita terjebak di karang dan terbawa arus sampai tenggelam di dasar samudera."
"Hust! Doa-nya jelek banget" ujar Jingga, meninju pelan bahu Mela.
"Hehe! Sorry lupa."
Jingga dan Mela berjalan mengikuti orang-orang yang mulai meninggalkan batu karang, begitu secara perlahan air naik ke permukaan. Laut yang tadinya tenang terlihat agak menyeramkan, hempasan ombak dengan keras menghantam karang.
Matahari perlahan-lahan mulai meredup, sinarnya akan tergantikan oleh datangnya malam. Angin berhembus kencang, pertanda pengunjung harus segera meninggalkan pantai. Laut terlihat sudah tidak kondusif, para pedagang yang menjajakan barangnya mulai berkemas.
"Kita mau langsung pulang, atau menginap semalam di sini" tutur Mela meminta pendapat.
"Gimana kalo kita cari hotel atau penginapan aja?" tanya Jingga.
"Di sini kayaknya adanya penginapan, paling agak jauhan sedikit baru ketemu hotel"
"Kita cari hotel aja, ngeri denger suara ombak dilepas pantai."
"Oke! pake sabuk pengaman, kita meluncur cari hotel."
Mereka berkendara mencari hotel terdekat, tubuh lengket juga rasa lelah yang mendera membuat keduanya ingin segera membersihkan diri dan berbaring di ranjang.
Setelah menemukan sebuah hotel bintang empat, Jingga dan Mela segera reservasi dan bergegas memasuki kamar yang telah tersedia.
Badan rasanya remuk, karena seharian ini mereka berkelana di pusat perbelanjaan lalu di lanjut dengan menikmati keindahan laut. Tetapi mereka puas, jarang-jarang keduanya ada waktu buat bertemu dan menghabiskan waktu bersama.
...****...
Lanjut Ka Author jangan patah semangat..
Lanjut ka n ttp semangat 💪
kasian Jingga dah di hianati pacar sekarang suami'y
Lanjut Ka Author ttp semangat 💪
I like❤👍
menurut aku nie novel sangat bagus... aku suka tokoh Jingga yg tegas tak banyak drama kumenangis membayangkan...🤣ini mah berbeda tak sperti kbanyakan novel" lain yang hobi mainkan air mata..
Semangat Ka author moga success🏆💪
Sama Laki'y jga kaya punya rencana tidak baik..
Lanjut ka....
Lanjut ka Author ttp semangat