Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
7 tahun kemudian...
"Kenapa anda selalu terluka di tempat yang berbeda setiap harinya? Harusnya anda lebih berhati-hati lagi. Apa anda tidak bosan setiap hari datang ke rumah sakit ini?" tanya Angela sembari mengobati sikut pasiennya yang terluka.
Bukan tanpa alasan Angela berkata seperti itu. Baru kemarin pasiennya tersebut terluka di bagian lutut akibat terjatuh dari motor, kemarinnya lagi terluka di pelipis, dan sekarang di sikut. "Entah besok akan luka di bagian mana lagi?" Angela tak habis pikir.
"Tuan apa anda mendengarku?" Seru Angela saat melihat pria itu hanya diam saja, sembari tersenyum penuh arti menatap dirinya.
"Kau juga tidak pernah medengarkan aku Angela. Sudah berapa kali aku katakan untuk tidak memanggilku tuan. Panggil aku Dafa, mas atau abang saja. Apa itu sulit bagimu?" tanya pria tampan berlesung pipi itu.
Mendapat pertanyaan seperti itu, sekarang giliran Angela yang jadi terdiam dan salah tingkah.
"Kau tahu Angela? Aku rela terluka setiap hari, asalkan bisa bertemu denganmu." ucap pria bernama lengkap Dafa Adiguna itu sembari menatap Angela penuh arti. Bahkan Dafa sampai rela menjatuhkan motornya dengan sengaja agar ia terluka, dan punya alasan untuk bertemu dengan gadis pujaannya.
Setiap kali Dafa berobat ke rumah sakit Medistra, ia hanya mau diobati oleh dokter Angela saja, tidak mau oleh dokter yang lain. Dan tentu saja hal itu membuat Angela kerepotan, karna pasien Angela sangat banyak, bukan hanya Dafa saja.
Tapi anehnya managemen rumah sakit selalu menuruti keinginan Dafa, dan lebih memilih pasien Angela yang lain untuk ditangani oleh dokter lain dulu selama Angela mengobati Dafa.
"Kenapa kau ingin bertemu denganku setiap hari? Apa kau tidak punya aktifitas lain selian menggangguku?" Cicit Angela dengan bibir yang mencebik.
Setahu Angela, Dafa adalah seorang CEO di sebuah perusahaan besar yang menyuplaikan berbagai alat-alat kesehatan ke berbagai rumah sakit besar di negara ini, temasuk rumah sakit Medistra milik papa Edward.
"Kenapa Dafa selalu memiliki banyak waktu luang setiap harinya?" batin Angela.
"Karna aku menyukaimu Angela, aku akan meluangkan waktuku untuk bisa bertemu denganmu sesibuk apapun aku." jawab Dafa dengan entengnya.
"Maaf tapi aku tidak menyukaimu." Ucap Angela lugas. Angela tidak ingin memberi harapan palsu pada Dafa atau pria manapun, karna Angela masih berharap bisa bertemu dengan Arayan kembali suatu saat nanti dalam wujud manusianya.
"Tidak masalah, aku akan sabar menunggumu sampai kau menyukaiku." balas Dafa. Angela hanya bisa menghela napas berat saat mendengar ucapan pria keras kepala itu.
"Sudah selesai, kau boleh pulang sekarang." ucap Angela setelah selesai mengobati luka Dafa.
"Terima kasih cantik, bisakah kau mengantarkan aku sampai ke depan?" pinta Dafa dengan nada memaksa.
"Baiklah." pasrah Angela. Jika permintaan Dafa tidak dituruti, maka pria itu tidak akan mau pulang. Jadi terpaksa Angela menuruti permintaan Dafa agar pria itu segera pergi dari rumah sakit.
Sepanjang koridor rumah sakit menuju depan. Tak henti-hentinya Dafa terus membicarakan banyak hal pada Angela, sedangkan Angela hanya menanggapi ucapan pria itu dengan anggukan kepala atau senyuman saja. Namun hal itu tidak membuat Dafa menyerah untuk mendapatkan perhatian Angela. Apalagi Dafa sudah mengantongi restu dari dokter Edward ayahnya Angela, untuk mendekati anak gadisnya.
Saat tiba di depan rumah sakit, tanpa sengaja Dafa dan Angela berpapasan dengan beberapa orang yang terlihat panik sembari mendorong brangkar pasien menuju ruang IGD.
"Permisi tolong beri jalan!" ucap seorang perawat sembari membuka jalan agar brangkar pasien di belakangnya bisa lewat. Angela dan Dafa terpaksa menepi untuk memberi jalan pada mereka.
"Arayan, aku mohon bertahanlah!" Seru seorang wanita cantik berpakaian sexy dengan wajah gusarnya.
Mendengan nama Arayan disebut, sontak saja Angela menatap pada sumber suara.
"A-arayan?" Pekik Angela kala melihat wajah pasien yang terbaring di atas brangkar pasien tersebut, sangat mirip dengan wajah Arayan yang dahulu selalu hadir dalam mimpinya.
"Dokter Angela, kebetulan anda ada di sini?" ucap Mirna rekan seprofesi Angela di rumah sakit Medistra.
"Ada apa dokter Mirna?" Tanya Angela kebingungan. Ia masih shock bisa bertemu dengan Arayan di dunia nyata.
"Anda lihat pasien yang baru saja datang tadi. Beliau terjatuh dari gedung lantai 7. Kondisinya sangat kritis, bisakah anda menyelamatkan nyawanya." pinta Mirna.
Angela adalah doker terbaik di rumah sakit Medistra saat ini, banyak nyawa pasien dalam keadaan kritis bisa tertolong di tangan Angela. Karna itulah Mirna meminta bantuan pada Angela.
"Tentu saja dokter. Aku akan berusaha, mari." balas Angela antusias. Gadis cantik itu juga sudah tidak sabar untuk bisa melihat Arayan dalam jarak yang cukup dekat. Angela ingin memastikan pria itu adalah Arayannya atau bukan.
Bersambung.