Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Alex pun tetap bersikukuh dengan pendiriannya, hanya saja untuk saat ini dia tidak bisa lagi membangkang seperti dulu kepada ibunya, karena kondisi kesehatan sang ibu yang mudah drop jika keinginannya tidak di turuti, pria itu akhirnya memilih untuk diam saja, dan mengikuti langkah dari ibunya meskipun di dalam hati dia merencanakan rencananya sendiri.
"Ma, aku berangkat dulu ke kantor," pamit Alex sambil mencium pipi kiri ibunya.
"Hati-hati Nak, jangan lupa untuk pulang cepat, Mama ingin menemui Namira dan anak-anaknya," sahut Sukma, yang di angguki oleh Alex.
"Baiklah Ma, nanti aku pulang cepat ya," ucap Alex sambil keluar dari rumahnya.
Alex pun mulai meninggalkan rumahnya di sepanjang jalan hatinya pun di penuhi dengan umpatan kebencian terhadap Namira, pria ini selalu beranggapan kalau Namira sumber dari kehancurannya, tanpa dia sadari kalau Namira pun sebenarnya juga tidak tahu apa-apa, yang menginginkan perjodohan ini sebenarnya dari pihak keluarga Alex, tapi tetap saja pria itu selalu menyalahkan Namira dengan sepihak.
"Aaaaah ... Dasar kau Namira, aku tahu kau ingin menjerat ibuku agar menyambung kembali perjodohan ini, kalaupun perjodohan ini terjadi dan kau menjadi istriku, akan ku pastikan hidupmu seperti di neraka setiap harinya!" geram Alex sambil menekan kuat setir mobilnya.
******
Masih di dalam rumah ibu Silvy, Namira dan para ibu-ibu, sedang fokus menatap layar monitor, di mana di situ terlihat ada dua orang paruh baya yang terlihat sedang mengintai lokasi kedai Namira, setelah itu dua orang tersebut mulai meninggalkan tempat, hingga sampai beberapa jam kemudian, dua pasang paruh baya yang wajahnya tidak terlihat jelas itu mulai kembali lagi, dengan membawa dua dirigen yang sepertinya sudah diisi dengan cairan bahan bakar.
"Astaghfirullah, lihat dua orang itu kembali lagi dan membawa dirigen!" pekik Silvy dan ibu-ibu lainnya.
Semua orang yang ada di sini memeluk tubuh Namira ketika sepasang paruh baya itu mulai menyiramkan cairan yang ada di dalam dirigen tersebut di sekitar kedai Namira hingga habis, kemudian kobaran api yang begitu dahsyat terjadi ketika pria paruh baya itu melempar sebatang korek api.
Habis sudah semua isi kedai Namira di lahap oleh di jago merah, tangisan para ibu-ibu turut mengiringi ketika menyaksikan kejadian itu di depan layar monitor. "Ya Allah Nak, kok sampai ada orang yang tega melakukan semua ini terhadapmu, apa coba motifnya," tangis Dian pecah ketika melihat toko Namira terbakar.
"Aku tidak tahu Bu, aku sendiri bingung kok ada orang yang setega itu terhadapku, padahal selama lima tahun ini aku selalu menjaga diri agar tidak mempunyai musuh, cukup keluargaku saja yang membenci masalalu ku, bukan masa depanku, karena saat ini aku sedang memperjuangkan masa depan anak-anakku," ucap Namira kali ini perempuan itu, sudah tidak sanggup lagi membendung air matanya hingga jatuh membasahi pipinya.
"Menangislah Sayang, jangan kau pendam sendiri kau bisa menumpahkan kesedihanmu itu," ungkap Silvy yang merasa iba dengan penderitaan yang selama ini di rasakan oleh Namira.
"Ya sudah setidaknya dari CCTV ini kita tahu kalau kedai Namira kebakaran bukan kelalaian dari pemiliknya melainkan ada orang yang sengaja menghancurkan, kita serahkan saja bukti ini kepada polisi, biar mereka yang bekerja," ucap Sinta sambil menegarkan hati Namira.
"Benar sekali, ya sudah kalau begitu kita bantu membersihkan barang-barang Namira yang sebagian masih berserakan," ajak Dian kepada para ibu-ibu.
Mereka pun akhirnya keluar dari rumah Ibu Silvy dan sekarang mereka mulai membantu Namira untuk membereskan semua yang masih berserakan karena Namira hanya membersihkan sebagiannya saja, di saat semua ibu-ibu sedang sibuk dengan tugasnya sendiri, tiba-tiba saja Namira menemukan sebuah dompet wanita yang terjatuh di area yang sedikit jauh dari kedai Namira.
'Astaga, ini apa,' gumam Namira di dalam hatinya, lalu mulai menyembunyikan dompet wanita tersebut dengan tujuan tidak ingin membuat kehebohan sebelum dia mengetahui dulu apa isi dari dompet tersebut.
Ibu-ibu sudah selesai membereskan semua, rasa syukur diucapkan oleh Namira, yang merasa bebannya sedikit ringan karena bantuan dari ibu-ibu tadi, dan sekarang sisa-sisa barang-barang yang terbakar benar-benar bersih tak ada sisa sedikitpun rumah Namira pun kembali menjadi bersih.
"Ibu-ibu saya ucapkan banyak-banyak terima kasih atas semua bantuan dari anda-anda semua yang sudah menyempatkan waktu senggangnya," ucap Namira penuh rasa syukur.
"Sama-sama Mir, ya sudah kami pamit dulu ya," ucap Dian mewakili ibu-ibu yang lain.
******
Setelah kepulangan ibu-ibu tadi Namira mulai masuk kembali ke dalam rumahnya, dia melihat kedua anaknya sedang duduk sambil menyaksikan acara TV kesukaan mereka, namun di sisi lain dia melihat ada yang berbeda dari raut wajah anak laki-lakinya itu, Sean yang biasanya ceria sekarang mendadak murung seperti ini.
"Ya Allah Nak, apa sebenarnya yang kau pikirkan, sampai kau murung seperti ini padahal Mama masih belum cerita apapun terhadapmu," gumam Namira sendiri, lalu mulai mendekat ke arah anaknya itu.
"Nak, kau kenapa?" tanya Namira, dengan hati-hati.
"Ma, apa kita masih bisa ke Jakarta dengan kejadian yang menimpa kita sekarang?" Bukannya menjawab Sean malah bertanya balik.
"Sayang, untuk saat ini Mama masih belum bisa memastikan, masalahnya Sean tahu sendiri kan, kalau kedai itu salah satu usaha Mama, yang membuat kita bisa bertahan hidup sampai sekarang ini Nak," ungkap Namira kepada anak laki-laki nya itu.
"Berarti kita gak jadi ke Jakarta lagi ya Ma," sahut anak itu, yang sebenarnya ingin sekali mendatangi makam ibunya.
"Sayang, mama tahu kau sangat merindukan ibumu, begitu juga dengan mama, kamu tahu gak, dari dulu setiap Mama ada masalah, ibumu orang pertama yang akan memeluk mama, jadi Sean jangan beranggapan kalau mama tidak mementingkan keinginan Sean, mama sangat tahu keinginan Sean, tapi mama minta waktu ya," ucap Namira, kepada Sean.
"Maafkan Sean ya, Sean hanya rindu saja dengan ibu, apalagi sejak lima tahun ini kita tidak pernah menyambangi makam ibu, semoga saja ibu bahagia di surganya Allah, seperti yang selalu Mama bilang," sahut bocah itu yang akhirnya memeluk, mengungkapkan semua kesedihannya kepada Namira.
"Makasih ya Nak, kau mau mengerti dengan keadaan Mama, terus terang saja aku bangga memiliki kalian berdua," ungkap Namira.
Sebenarnya Namira ingin sekali mengajak Sean pergi ke Jakarta, karena dia masih menyimpan uang 50 juta yang sengaja dia simpan ke tabungannya sendiri yang nantinya akan dia khususkan untuk pendidikan Sean ke jenjang yang lebih tinggi.
Selama lima tahun ini Namira tidak pernah memakai sedikitpun karena bagi dia uang itu adalah milik Loly, tanpa dia ketahui kalau sejatinya uang itu pemberian dari Samudera untuknya sendiri dan calon buah hatinya pada waktu itu.
"Ah, apa aku pinjam dulu uang Kak Loly, nanti setelah aku punya uang lagi pasti akan aku kembalikan," ucap Namira sendiri.
Selamat pagi Kakak-kakak semoga masih semangat ya membaca kelanjutan cerita ini.
Lanjut thor
Lanjut thor
perjuangan seorg ibu dr 2 org anak yg super tangguh & kuat menghadapi kerasnya hidup.
jauhkan jauhkan