Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku hanya kasihan, karena hidupnya menyedihkan!
Alena melajukan motor gedenya ke arena balapan, tapi sebelum itu matanya terus mencari sosok yang dia dambakan untuk hadir disana. Alena menepikan motor ke sisi kiri jalan yang agak sepi, menunggu untuk beberapa saat namum apa yang dia harapkan tak kunjung terlihat batang hidungnya. Alena mengepalkan tangannya, demi apapun saat ini dia ingin memakan Vallerio habis habisan, pria gila itu telah menipunya.
Alena hendak berbalik, menyalakan kembali motor gede kesayangannya yang dia beri nama BlackQueen, nama yang sangat cocok dengan aksi erotisnya di jalanan di temani oleh motor warna hitam itu.
"sialan dia benar benar menipuku!!" umpat Alena sebelum memasangkan kembali helm ful facenya. tapi beberapa saat setelahnya dengan napas yang masih memburu Vallerio datang menghampiri Alena.
"jangan,, jangan pergi dulu please!!" Vallerio memohon dengan suara yang masih terdengar ngos ngosan.
"kau menipuku??" Alena berdecak, alhasil helm yang sudah berniat dia pakai kini melayang di punggung Vallerio membuat sang empunya kesakitan.
"Ale, kau selalu melakukan tindakan kekerasan, sahabat macam apa ini" wajah Vallerio memelas, begitulah setiap harinya dia selalu mendapatkan tindak kekerasan dari gadis bar bar disampingnya. Tapi walau begitu, persahabatan keduanya sangat awet, Vallerio sangat menyayangi Alena.
"awas, aku mau pulang,, dia nggak datang kan" Vallerio menghalanginya, dia tidak mau Alena pulang begitu saja tanpa mengikuti balapan ini, Vallerio sudah sangat yakin bahwa Alena kali ini pasti akan menang kembali.
"dia datang, kau sabarlah sedikit " Sambil mengigit bibir bawahnya karena cemas memikirkan nyawanya untuk esok hari, Vallerio sempat sempatnya merapalkan doa dalam hati.
tak berapa lama kemudian terlihat mobil sport mewah milik Wiliam yang sangat mencolok malam ini. Dengan sangat tenang pria itu keluar dari mobil dengan aura yang membuat banyak wanita mengantri untuk menjadi pacarnya, Wajah tampan tanpa ekspresi itu kini berjalan tenang sambil matanya mencari seseorang yang tengah membuatnya ke tempat ini. tidak berapa lama Wiliam menemukan objek yang dia cari. Sementara Vallerio yang melihat Wiliam mendekat ke arah mereka, dengan cepat pria itu berlalu membiarkan Alena yang menanggung sendiri kemarahan Wiliam.
"sangattt berani!" kalimat dengan penuh tekanan dan nada yang cukup menghunus membuat Alena menelan ludah dengan susah payah. Dari cara Wiliam menghampirinya sudah terlihat jelas di matanya bahwa pria itu sedang menahan marah tapi berusaha untuk tetap tenang.
"kau datang sayanggg..." Masih ada keberanian, Alena turun dari motor gedenya dengan sangat elegant lalu menghambur dalam pelukan Wiliam. sementara yang di peluk tambah geram.
"kau sangat murahan!" kata kasar terus di keluarkan dari mulut pria tampan itu tapi semuanya tidak akan mempan di Alena. gadis yang keras kepala, Sungguh Alena memang tidak punya sedikit pun urat malu. Secinta itu dia sama Wiliam, sampai menerima semua perlakuan kasar dari pria yang seringkali dia klaim Gentalanya.
"kau mencemaskanku, hmm.." dia masih kekeuh memeluk tubuh tegap nan atletis itu, aroma parfum yang menyeruak dari tubuh Wiliam membuat Alena selalu merasa nyaman.
"atas dasar apa kau berani menjadikanku bahan taruhanmu?" setelah tadi berbicara dengan kalimat yang terlampau umum, kini Alena tahu mengapa Wiliam datang kesini, rupanya Vellerio telah membuat cerita bahwa balapan kali ini Alena akan menjadikan Wiliam pertaruhannya. tapi semua itu tidak Alena ketahui, Vallerio merencanakannya sendiri hanya agar Wiliam datang untuk sekedar memenuhi persyaratan yang tadi siang mereka berdua sepakati.
"aku nggak melakukan itu sayang,, Vallerio yang melakukannya " dengan mode manja Alena mengeratkan pelukannya. Wiliam tidak lagi mempermasalahkannya, dia melepaskan pelukan dari Alena lalu kembali lagi ke mobil mewahnya. Wiliam melempar sesuatu yang dia ambil dari saku jaket, dia tersenyum tipis kemudian melajukan mobil mahal itu.
...----------------...
sementara di sini Alena bingung sendiri mencari kunci motor Blackqueennya yang hilang entah kemana. dia berkali kali menanyakan kepada Vallerio tapi jawaban dari Vallerio tetap sama pasalnya pria itupun sama sekali tidak tahu. Alena dan Vallerio mencari di sekitar tapi tidak ketemu, Alhasil Alena meminjam motor Vallerio untuk balapan.
Yang terpenting dia sudah melihat Wiliam datang walau pria itu sudah balik, Alena masih bersemangat untuk ikut balapan.
.
.
Wiliam pulang ke mansion keluarga, dengan langkah panjang dia pergi ke kamarnya untuk segera membersihkan diri. Selesai mandi dia membuka ponselnya, terlihat banyak sekali pesan masuk dari Alena yang setiap hari menganti nomor hanya karena Wiliam selalu memblokir nomornya.
+6282xxxxxxxxx
sayang!!!!
tala sayang, Ale mau cerita
kunci motor Ale hilang
apa Ale nggak usah balapan aja kali ya
tapi nggak papa deh, Ale pinjam motor vallerio aja
ale menang balapan lagi yeyyy,, loveyou Gentala sayang, mimpi indah ya
begitulah kira kira isi pesan random dari Alena yang dengan bodohnya Wiliam masih mau membaca. Raut wajah yang awalnya senang mendapati pesan bahwa kunci motornya hilang, kini wajah Wiliam berubah masam setelah membaca kalimat terakhir dalam pesan Alena. Wiliam padahal udah mencabut kunci motornya tadi agar Alena tidak jadi balapan, tapi akal gadis itu ternyata cukup cerdas.Wiliam menghela napas berat, dia membuang ponselnya begitu saja lalu tidur dalam keadaan yang entah kenapa.
.
.
satu minggu setelah balapan, Alena masih menempeli Wiliam dimana pun pria itu berada.Tapi kali ini Wiliam yang sedang di rooftop sendirian kini di datangi oleh ketua geng motor dragon, pria yang cukup populer di arena balapan maupun tim basket di sekolah elite tersebut. Devan pratama, nama pria tersebut.
"Wiliam" sapanya menghampiri Wiliam yang masih betah menghadap ke arah depan tanpa mau menoleh. pandangannya masih setia pada suatu objek di lapangan.
"kau mencintainya?" pertanyaan yang sering kali orang orang tanyakan, Wiliam sangat malas mendapati pertanyaan yang bunyinya selalu sama.
"kau tidak boleh seperti ini, setidaknya kalau kau tidak mencintainya jangan memberinya harapan" Devan masih bertanya sementara Wiliam tidak menyahutinya sama sekali.
"kau masih bisa dengar orang kan?? tinggalkan dia, biarkan aku yang mengejarnya" Wiliam mengepalkan tangan tanda tak terima dengan kalimat terakhir yang Devan ucapkan.
"apa masalahmu? apa hakmu bertanya padaku?" masih dengan posisi yang sama Wiliam menyahut dengan tenang tanpa menoleh.
"aku bertanya sekali lagi, apa kau sudah mencintainya??" pertanyaan kesekian, tapi Devan sangat menanti jawaban yang keluar dari mulut Wiliam. Tidak hanya Devan, sosok Alena yang berada tak jauh dari mereka hanya di halangi tembok juga sangat menunggu jawabannya.
"kau waras bertanya seperti itu? apa menurutmu seleraku serendah itu? AKU TIDAK MENCINTAINYA, AKU HANYA KASIAN KARENA HIDUPNYA TERLIHAT MENYEDIHKAN PAHAM!!" tekan Wiliam pada akhir kalimatnya, sungguh sebuah jawaban yang menghancurkan segala angan, kalimat tegas yang membuat hati wanita yang dulunya sangat percaya diri kini dia luruh tak tersisa.
Alena berlari dari rooftop, dia tidak sanggup menangis, langkahnya dengan cepat berlalu menuju motornya.
sementara masih di rooftop, Devan dan Wiliam tersentak ketika Jerry yang adalah teman Wiliam masuk begitu saja dengan wajah tegang.
"Wiliam, tumben Alena tidak kesini? padahal tadi aku melihatnya di balik tembok itu" jelas Jerry yang membuat kedua orang itu membelalakan matanya. Wiliam menatap Jerry seolah meminta penjelasan lebih lanjut.
"iya tadi dia berada disana, kemudia berlari ke bawah, lihat deh mungkin sudah__ "
Jerry tidak lagi bicara melihat Devan dan Wiliam secara bersamaan meninggalkan rooftop karena melihat Alena sudah duduk di motornya. Tapi sampai di lapangan mereka berdua terlambat, Alena yang adalah raja jalanan sudah menghilang entah kemana.
Wiliam menarik keras rambutnya, ada setitik rasa bersalah yang teramat dari hatinya, Wiliam pergi ke mobil berniat mencari Alena.
_______